– MY SECRETARY –
.
If you Don’t like YunJae or Boys Love or even My Story
Just make your Own story
If you can’t do it, just shut up your mouth
.
.
Jung CassiEast present
.
.Pagi ini tidak terlalu cerah, langit tampak terlalu biru, terlalu bersedia dengan gelombang abu-abu yang siap menerjang seperti yang dikatakan pembawa acara berita cuaca.
Seorang pria berjas duduk diatas singgasananya, dibalik meja yang bertumpukan kertas-kertas bernilai ratusan juta. Fokusnya tampak tidak terpecahkan, tidak tergoyahkan apalagi terganggu. Meski tidak jauh darinya seorang pria yang lain asik duduk termenung dengan TV menyala yang volumenya hampir membuat telinga berdesing. Mata pria lain itu menatapi kaca pembatas gedung yang hanya menggambarkan langit luas, bukan televisi apalagi seseorang yang masih sibuk dengan tugas.
Gedung ini seolah benar-benar mencakar langit, menyisakan gedung lain disekitarnya tertinggal sepuluh hingga dua puluh lantai. Tentu saja tidak habis pikir, tempatnya berpijak kini bukanlah hotel, bukan mall, dan bukan juga apartement, apalagi agensi penyanyi. Bagaimana bisa sebuah kantor memiliki tinggi gedung yang begitu..... tinggi?
Tidak masuk akal.
"Aku selesai. Jadi ada urusan apa kau kembali, Tuan Kim Jaejoong yang terhormat?" Pecahan suara dari pria yang tidak jauh darinya, yang baru saja menyebutkan namanya, membuat pria bernama Jaejoong disana menoleh. Volume tv tidak lagi sekeras yang tadi, mengecil empat angka hingga Jaejoong benar-benar bisa mendengar dengan jelas suara pria yang mulai merapikan kertas-kertas diatas meja.
Jaejoong bangkit dari duduknya meski posisi berdirinya tidak berubah selangkah pun. Dengan jemari yang mulai bertaut, ia memberanikan diri menatap mata musang yang begitu mengintimidasi. "Ah, itu... So-soal lamaran kerja yang Tuan Jung tawarkan, sa-saya bersedia." rutukan dalam hati dikulum Jaejoong, merutuk suaranya yang terkesan gagap meski sedari tadi ia sudah berlatih dan menyiapkan diri.
Tuan Jung –Jung Yunho, pria itu tampak membenarkan jasnya sedikit, berdiri dari duduknya dan mulai mengambil langkah menuju sofa. Jaejoong pikir pria itu akan mendekatinya, lalu berbuat sesuatu yang sudah pasti ia duga. Mencoba menjauh dari apa saja pemikiran buruk yang bisa terjadi, langkah Jaejoong mulai menjauhi sofa menuju sudut ruangan. Menimbulkan decak dan gelengan disertai seringai dari lawan bicara yang dengan santai mendudukan diri pada sofa panjang. "Kau pikir setelah kau menolak pekerjaan itu, sekarang kau bisa mendapatkannya kembali dengan mudah?"
"Apa seseorang sudah mengisinya?" pertanyaan Jaejoong menyentak keras. Ia merasa sangat butuh pekerjaan ini. Ia sudah mengorbankan segala keberanian dan rasa malunya untuk ini. Akan sia-sia rasanya kalau–
"Belum, tapi yang pasti aku tidak akan begitu saja memberikannya kesembarang orang."
–Ah, setidaknya Jaejoong merasa ia masih punya kesempatan bekerja.
"Kalau begitu biarkan saya yang mengisinya. Saya akan bekerja melayani Tuan Jung dengan baik meski ini akan jadi pertama kalinya bagi saya menjadi seorang sekertaris. Saya berjanji tidak akan mengecewakan."
Yunho menggulung lengan jas dan kemejanya sampai siku, sedang kakinya bergerak berpangku. "Benarkah?" sejenak, suaranya dan kegiatannya terjeda hanya untuk menepuk sisi kosong dari sofa yang ia duduki. "Kalau begitu kemari."
Sesuatu dihadapannya jelas menarik perhatian. Menarik minat Yunho akan sesuatu yang belum pernah ia rasakan. Ini bukan lagi perihal perempuan atau bottom yang menarik perhatiannya lalu dengan mudah ia bawa keatas ranjang seorang Jung. Pria cantik ini berbeda dan Yunho tahu. Dan karenanya ia merasa gila saat mengetahui Jaejoong menolak tawaran kerja darinya setelah insiden beberapa hari yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary [✔]
Fiksi PenggemarTidak ada pilihan selain menjadi sekertaris Jung Yunho bagi Kim Jaejoong. Ia punya alasannya. Dan jika tidak karena alasan itu, sudah dipastikan Jaejoong tidak harus bertemu beruang jelek ini, dengan tatapannya yang mesum meski pekerjaan yang ditawa...