Cold : Empat

6.3K 769 35
                                    

Yoongi menutup keras pintu kamarnya,dadanya bergerak naik turun tak beraturan. Satu tangannya terangkat untuk memegangi degupan jantung yang begitu terasa menyesakkan,tapi juga begitu menyenangkan.

"Astaga,aku malu sekali." Gumamnya sambil menggigiti bibir bawahnya.

"Aku harus bagaimana sekarang. Akkkk.... Apa yang harus ku lakukan??" Pekiknya sembari menjatuhkan diri diatas ranjang.

Bayangan kejadian tadi di toko buku tak pernah menghilang dari ingatan,kurang ajar sekali memang.

Yoongi berguling-guling seperti perawan yang tengah jatuh cinta,sesekali ia akan menggigiti selimutnya karena terlalu gemas sendiri.

"APA YANG HARUS AKU LAKUKAN????"


TAK!!!


Sebuah lemparan kerikil kecil tepat mengenai jendela kamarnya,Yoongi mendengus dan berjalan kearah jendela. Menyibak tirai itu dan melotot tajam kearah pelaku pelemparan.

"JUNG HOSEOK!!!!"

"Auhhh... kecilkan suara cemprengmu itu. Berisik sekali,mengganggu tidur sore ku aja." Seru Hoseok dari balkon kamarnya yang ternyata bersebelahan dengan balkon kamar Yoongi.

Yoongi memutar bola matanya malas lalu menopang dagu di pinggiran tralis balkon kamarnya.

"Wah,sepertinya abis ada yang dapet jackpot nih ye??" Ledek Hoseok ketika melihat Yoongi tengah senyum-senyum sendiri.

"Seok,tadi aku ama Taehyung pergi ke toko buku lho..."

"Hmm lalu?" Tanya Hoseok malas,kalo begini sih bakalan jadi tempat curhatan Yoongi ujung-ujungnya. Sudah tau dengan perangai Yoongi yang satu itu.

"Ada kejadian yang... yang... auw,aku malu mengatakannya. Tapi,tapi,tadi itu benar-benar membuat jantungku ingin copot. Aku harus gimana besok???"

"Calm down my daktah... kamu udah kayak perjaka cacingan aja. Kalem aja sih Yoon,gak usah nampak gitu bisa gak??"

"Maksudmu??"

"Maksudku,jangan berlebihan kamu nampakin rasa suka kamu ke Taehyung."

"Kata Namjoon,kalo aku nunggu Taehyung yang gerak duluan kelamaan,Seok."

"Ya elah,otak selangkangan kamu dengerin."

Yoongi mendengus,pantas saja Namjoon lebih milih Seokjin dari pada Hoseok,ternyata mereka gak bisa satu visi-misi.

"Denger Yoon,aku ngomong gitu gak maksud bikin kamu kecewa atau gimana ya. Aku Cuma takut kamu terluka,selama ini kita gak tau kan,siapa yang Taehyung suka? Liat dia pacaran juga gak pernah."

"Terus aku harus gimana? Terlalu lama memendam itu menyakitkan,Seok."

"Kamu baru lama memendam rasa. Apa kabar aku yang udah kelamaan menjomblo ini,Yoon."

"Gak usah curhat deh."

"Hehehe,atau gini aja Yoon. Coba kamu cari tau dulu gitu soal Taehyung,dia ada suka gak ama seseorang."

"Nanya ke siapa??"

"Siapa lagi? Tanya aja sama si bantet. Dia pasti tau."

"Ah iya juga ya,oke. Besok aku akan cari tau."

Dan obrolan antar balkon mereka terputus begitu keduanya mendengar teriakan dari sang Ibu masing-masing.


...

Yoongi menyeret Jimin tidak elitnya,begitu ia keluar kelas. Menghiraukan gerutuan Jimin di sepanjang koridor,dan mengajak Jimin ke sudut fakultas Seni Tari.

"Tahan,tahan... kamu gak mungkin perkosa aku disini kan,Yoon??"

"Jari tanganmu bantet!!"

"Ish ish... gak usah bawa-bawa bentuk badan juga kali. Ada apa sih??" Tanya Jimin penuh selidik,Yoongi menoleh kanan-kiri dirasa aman ia segera menatap Jimin tajam.

"Jim.."

"Tunggu! Kamu gak mungkin mau nembak aku kan? Denger ya Yoon,kita ini sama-sama pihak bawah." Sahut Jimin seenaknya,Yoongi menggeram frustasi tapi kemudian menetralkan emosinya.

"Jimin yang baik,bukan gitu."

"Jadi takut aku,kamu sok manis gitu."

"Astaga Jimin,bisa diem bentar gak sih????"

"O-oke."

Yoongi sekali lagi mengatur nafasnya yang menggebu-gebu karena emosi sejak tadi.

"Ini soal,Taehyung." Ucap Yoongi akhirnya,Jimin menyeringai dan menyandarkan punggungnya pada dinding dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Oke,lalu??"

"Apa dia pernah cerita ke kamu,soal..."

"Soal??" Ulang Jimin,Yoongi menggigit bibir bawah bagian dalamnya dan menarik nafas cepat sebelum menghembuskannya kembali.

"Soal dia suka sama siapa gitu??"

"Pernah."

"Oh ya? S-siapa??"

"Yakin mau denger? Ah,ntar kamu sakit hati lagi." Yoongi menggeleng pelan dan meremat lengan Jimin,tidak kasar namun cukup terasa.

Jimin menghela nafas,"Untuk apa sih,kamu tiba-tiba mau tau??"

"I-itu...ka-karena... ak-aku.."

Jimin memicing kearah wajah Yoongi,menuntut lebih kata-kata yang akan Yoongi keluarkan.

"Eghm..itu karena aku... AKU SUKA SAMA TAEHYUNG!!!"

Dan detik itu juga,Jimin tertawa begitu keras sampai harus memegangi perutnya yang sakit.

"Jimin,aku serius."

"Akhirnya... hahahah akhirnya!!!! Hhahhaha..."

"Astaga,anak ini kesambet apaan?"

"Yoon, terimakasih. Terimakasih."

"Jimin,kamu membuatku takut! Kamu lagi gak kesambet setan kan??"

Jimin menggeleng dan menghapus cairan bening disudut matanya.

"Akhirnya kamu mengakuinya juga,udah lama kami semua menunggu pengakuan darimu."

"Huh? Maksudmu??"

"Maksudku,kita semua udah tau kok perasaanmu ke Taehyung."

"Taehyung juga??"

Jimin menggeleng dan mendesah pelan,"Taehyung? Dia orang tidak terpeka sepanjang masa. Jangan harap dia bisa peka soal perasaanmu."

"Gitu ya."

"Jangan sedih Yoon,apapun bisa terjadi."

"Kayaknya gak mungkin deh."

"Yang semangat dong,jangan pesimis gitu. Aku yakin kok Taehyung punya rasa yang sama buat kamu. Ya,meski gak sering dia perlihatkan tapi aku bisa melihat kalo Taehyung peduli padamu, lebih dari teman."

"Thanks ya Jim, buat semangatnya."

"Iya sama-sama. Sekarang ayo kita ke kantin,aku laper tau. Belum makan siang udah di ajak mojok disini."

"Iya iya bawel. Kok Jungkook mau ya sama kamu,heran aku."

"Siapa sih yang bisa menolak pesona Park Jimin??"

"Yeuuu... narsis kamu,alay."

"Biarin,yang penting ada yang sayang,emangnya kamu." Seru Jimin sembari berlari meninggalkan Yoongi yang mendengus kesal.

"PARK BANTET JIMIN!!!!!!!!!!!!!!" Teriak Yoongi dan menyusul Jimin yang sudah lebih dulu berlari.


COLD [Taegi] ?✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang