.
.
.
Luhan tidak tahu bagaimana bisa takdir mempermainkannya dengan sangat pintar. Semua kejadian datang beruntun dan hampir semuanya mampu menguras emosi, pikiran, dan perasaan Luhan tanpa menyisakan kebahagiaan sebagai hadiah.
Luhan memang tidak pernah membenci takdir Tuhan yang telah digariskan untuknya. Luhan juga tidak berusaha melawan takdir yang entah bagaimana mampu mengubah hidupnya dalam hitungan satu kali rotasi bumi. Namun untuk kali ini, Luhan merasakan ketidakadilan pada kehidupannya, tentang takdir yang telah Tuhan gariskan dengan begitu menyakitkan.
Jika Tuhan tidak mengizinkannya berbahagia dengan Sehun, tidak seharusnya Tuhan juga melarang Luhan bahagia dengan keluarga yang sangat dicintainya.
Kini, tidak ada suasana yang paling memilukan kecuali sebuah ruangan dengan dua foto berukuran besar yang dipenuhi oleh bunga Baby breath terpampang di salah satu sisi -bunga favorit Mama.
Isakan dan tangisan masih terdengar memilukan bagi siapapun yang mendengarnya. Beberapa orang berpakaian hitam secara bergantian memberi penghormatan terakhir bagi sepasang suami istri yang merenggang nyawa di waktu dan tempat bersamaan itu. Beberapa dari mereka tidak langsung pulang, melainkan memberi sekedar pelukan dan kata-kata menguatkan untuk sang anggota keluarga yang ditinggalkan.
"Terima kasih sudah datang." Yixing membungkuk berterima kasih pada siapapun yang datang untuk menghormati mendiang orangtuanya. Ia-lah yang menggantikan sang kakak untuk mengucapkan kata terima kasih, bersyukur bahwa remaja lelaki itu masih memiliki cukup kekuatan untuk menghargai setiap orang yang datang untuk berbela sungkawa ditengah kubangan kesedihan yang menjerat dirinya dan sang kakak.
Ia baru pulang sekolah ketika Kepala Pelayan Seo tergopoh-gopoh memberitahukan perihal kecelakaan yang menimpa orangtuanya. Yixing kontan menjatuhkan setang sepedanya begitu saja, mengikuti Kepala Pelayan Seo memasuki taksi yang memang sedari tadi menunggu dirinya. Yixing tidak tahu apalagi yang ia rasakan kecuali ingin menangis dan menunggu taksi itu mencapai Rumah Sakit dengan tubuh gemetar takut. Di Rumah Sakit ia tidak bisa menahan diri untuk memeluk sang kakak yang terpuruk di atas lantai dingin Rumah Sakit dengan kondisi berantakan. Ia memeluk erat tubuh Luhan, seolah membagi kesedihan yang bersarang dihati masing-masing. Untuk pertama kalinya Luhan menumpahkan air matanya dalam diam, memeluk Yixing tak kalah erat dengan tubuh lemasnya.
Yixing mengalihkan tujuan matanya pada sang kakak yang bersandar di dinding layaknya mayat hidup. Gadis itu tidak mengeluarkan tangisan sedikitpun, bahkan wajahnya tidak teraliri air mata kesedihan yang biasanya keluar sebagai bentuk rasa kehilangan pada orang yang disayangi. Nyatanya Luhan memiliki rongga hati yang cukup muat untuk menampung kesedihannya sendiri tanpa ia tahu bahwa kediamannya justru membuat setiap orang semakin takut dengan kondisi psikisnya.
Semua orang tentu sedih mengetahui kenyataan ini. Tidak ada yang percaya jika sepasang suami istri pekerja keras itu tewas dalam satu kedipan mata. Terlebih bagi Luhan yang selama dua puluh tahun hidup dipelukan kasih sayang orang tuanya, yang tidak pernah membiarkan Luhan ketakutan dalam menghirup udara kejamnya dunia.
"Xing-ah..."
Yixing mendudukkan diri di samping kakaknya, melihat sang kakak yang masih bersandar di dada seorang wanita yang Yixing ketahui sebagai calon mertua kakaknya. Wanita paruh baya itu tidak lelah memberi Luhan kekuatan melalui sentuhan keibuannya yang menenangkan. Luhan yang hanya terdiam dengan tatapan kosong membuat Yixing bersedih berkali-kali lipat. Jika boleh memilih, Yixing menginginkan sang kakak menangis histeris dibandingkan seperti saat ini. Yixing tahu Luhan hanya berusaha kuat, sedangkan Yixing lebih tahu bagaimana rapuhnya sang kakak mengetahui kejadian ini sebab Yixing juga merasakan hal serupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
A CHANCE [HUNHAN edited ver.]
RomanceBagi Oh Sehun, Xi Luhan adalah gadis manja dan kekanakan. Namun kenyataannya Luhan jauh lebih kuat dan mandiri dibandingkan apa yang Sehun bayangkan di kepalanya. Kenyataan terungkap, menyakitkan dan menciptakan penyesalan. Apakah sebuah kesempatan...