Sebelas

316 50 13
                                    

Sudah sekitar setengah jam lebih, pemuda berkulit seputih susu itu berdiri tanpa membuat pergerakan dari depan pintu rumahnya. Entah apa yang ia pikirkan, sehingga mampu berdiri selama itu

Di dalam hatinya tak memiliki niat untuk mengetuk pintu. Jangankan mengetuk pintu, bergerak saja tak mau. Demi apapun, ia masih sangat kesal dengan perkataan ibunya itu. Aneh. Padahal bukan ia yang dikata-katai.

Ketuk nggak, ya? Batinnya bimbang. Sebenarnya ia tak mau pulang, tapi beruntung ia memiliki sahabat yang sangat peduli seperti Kris. Pemuda dengan keahlian bermain basket itu berkata, pikirkan bagaimana perasaan seorang Eomma jika ditinggal anaknya pergi.

Karena ini, hatinya tergerak untuk pulang menemui Sooyoung kembali. Dan ia baru ingat, Appa lagi nggak ada di rumah, astaga! Siwon sedang ada tugas di luar Korea. Suho jadi merasa bersalah pergi begitu saja dari rumah. Sooyoung pasti kesepian.

Ia menghela napas panjang. Sekarang ia telah mengumpulkan cukup banyak niat untuk mengetuk pintu. Namun disaat yang bersamaan, Sooyoung telah membuka pintunya terlebih dulu.

Terlihat ibu muda ini tengah mengenakan jaket berwarna merah yang menutupi bagian pundak hingga setengah pahanya, juga celana berwarna hitam. Sooyoung pun menenteng tas di lengannya. Ia nampak terkejut disuguhkan dengan pemandangan anak semata wayangnya ini.

Ia menjatuhkan tasnya dan tanpa perintah langsung memeluk Suho. "Kamu akhirnya mau pulang, Ho. Tadinya Eomma mau nyari kamu, Eomma kangen. Eomma nggak bisa sehari aja tanpa kamu."

Suho diam saja. Dengan membalas pelukan Sooyoung menurutnya itu cukup. Untuk saat ini.

"Eomma salah, Ho. Maafin Eomma ngatain gadis itu gila. Kamu masih marah sama Eomma, Ho?"

Sooyoung dapat merasakan bahunya seperti mendapat gesekan, ia tau Suho menggeleng. Ia melepas pelukannya, menggenggam bahu sang anak. "Benar kamu nggak marah lagi sama Eomma, Ho?"

Suho tanpa ragu tersenyum sembari mengangguk. Ia rasa sudah memaafkan Sooyoung. Tak baik bukan memiliki rasa marah pada orang yang telah membuat kita merasakan indahnya dunia yang kita sebut 'ibu' ini? Sebesar apapun kesalahannya, haruslah dimaafkan.

"Walau kamu udah maafin Eomma, tapi Eomma masih merasa nggak enak. Coba, sebutin apa aja yang kamu inginkan, Eomma bakalan kabulkan."

"Eomma janji?" tanya Suho.

"Ya, Eomma janji," ucap Sooyoung meyakinkan.

"Nggak sulit, Eomma hanya harus bilang 'Eomma nggak merestui hubungan kamu sama Irene', sama Eomma harus percaya kalo aku putus sama Irene bukan karena Layleen, tapi karena Irene selingkuh."

"Eomma nggak merestui hubungan kamu sama Irene."

Suho kembali mengulas senyum penuh kemenangan. "Makasih, Eomma."

"As you wish, my Big Baby.." Sooyoung terkekeh. Ia mengambil tasnya, lalu membawa Suho masuk ke dalam rumah. Menuntunnya agar duduk bersama di sofa.

"Jadi nama gadis itu Layleen? Nama yang lucu, seperti orang Cina. Apa dia berasal dari sana?" Sooyoung menerka-nerka, dan pastinya Suho menjawab 'iya'.

"Berapa umurnya?"

"Udah 16 tahun, tapi orangnya masih polos. Gemesin pokoknya!" jawab Suho lagi dengan sangat bersemangat.

"Aduh kamu ini, mana sih orangnya. Eomma mau liat, siapa tau cocok."

Suho merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya. Ia menekan password-nya sebentar sebelum kemudian menuju galeri. "Nih."

Gadisku | SuLay (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang