1. tantangan?

56 7 0
                                    

Kring kring

Surga dunia bagi seluruh siswa SMA NUSANTARA, semua siswa pun berbondong bondong untuk pergi ke kantin. Tapi tidak dengan Alen, karena ia sudah ada janji akan menemui Vero ditaman Alen pun langsung menuju taman untuk menemui Vero.

"Ga ke kantin lo Al?" Tanya Bela kepada Alen, yg tak lain adalah satu satunya sahabat Alen di kelasnya.

"Ngga nih, ada janji sama Vero" jawab Alen.

"Wah mau kemana tuh" kepo Bela sambil menyenggol lengan Alen.

"Ih apaan si kepo, dah ah cecan mau nemuin Vero dulu dadahh"

"Najis banget cecan, sambil merem nih gue liatnya" Ledek Bela, Alen pun merasa tak mau kalah.

"Tuh kan orang lagi merem aja menyadari kalo Lisha Ameralena cecan se SMA NUSANTARA, apalagi orangnya melek gitu kan uh langsung pada mangap lu pada huu" jawab Alen sambil melet melet lalu lari menuju taman.

***

Brukkk

"Aww...." ringis Alen pelan.

"Sor....sorryy...... Gue ga sengaja, lu gapapa kan?" tanya pria itu merasa bersalah.

"Iy...iyaa gapa..pa ko" jawab Alen terbata bata sekaligus bingung.

"Sorry gue buru buru, sekali lagi gue minta maaf ya, bye" pamit pria itu buru buru.

(Dalem hati) "Kayanya ganteng deh" Belum sempat jelas Alen melihat pria itu, pria itu sudah keburu pergi meninggalkannya. Alen hanya diam memerhatikan punggung pria itu yg semakin lama semakin menjauh darinya, ntah mimpi apa dia semalam sampai bertemu pria itu.

"Eh apaan si Al, sadar sadar" sadar Alen yg tidak sengaja membatin 'ganteng' cepat cepat Alen menepuk nepuk pipinya.
"ohiya gue lupa kan gue ada janji sama Vero" gumamnya sendiri dan buru buru menemui Vero setelah ingat mereka mempunyai janji di taman.

***

"Cih gue ramal tu anak kaga bakal kesini" desis Vero kesal karena sudah lama menunggu Alen tapi tak kunjung datang.

Vero sudah akan beranjak dari kursi tempatnya berada dengan muka lesu karena kesal akan sahabatnya yg sudah telat hampir setengah jam.

"Eittzzz Vero, lo mau kemana? Jadi ga nih?" tahan Alen ketika Vero sudah hendak berdiri.

"Lama bat si lo, kesel gue" jawab Vero kesal.

"Yaelah sorry tadi rame bat soalnya terus ditambah gue ga sengaja tabrakan sama cowo ganteng"
"Eh ga ga" sadar Alen sambil menepuk nepuk pipinya lagi.

"Hah? Cowo ganteng? Siapa? Lo diapain? Lo gapapa kan?" seketika Alen berasa ditabrak oleh ribuan pertanyaan yg tiada henti dari Vero.

"Apaan sih Ver, tau ah dia aneh tapi ganteng si eh ga ga, males gue bahasnya. Jadi gimana nih jadi ga? Mayan juga tuh tantangan lu" jawab Alen malas, dan langsung menuju topik.

"Ada ada aja lo, yaudah nih..." tiba tiba Vero mengulurkan pena di tangannya pada Alen.

"Buat?" tanya Alen tak mengerti.

"Ya buat nulis lah Alenaaa...." jawab Vero sedikit gemas kepada Alen.

Alen pun menggaruk kepalanya tak gatal sambil cengengesan.

"Tulis di telapak lo tulisan gini I LOVE YOU, sebelum ada yg bls ucapan itu jangan pernah lu berenti tulis tulisan itu di tangan lo" suruh Vero dan Alen pun langsung menurutinya.

"Tapi siapa yg bakal jadi korbannya?" tanya Vero kepada Alen.

"Yaelah mana gue tau, lagian kan ini ide lo" Alen pun menjadi bingung sendiri dan menepuk jidatnya.

"Hmm..." pikir Vero, Alen pun memerhatikan tulisan tadi yg ada di telapak tangannya.

"Bentar dah, tadi kan lu bilang abis ketemu cowo ganteng, nah kalo tuh orang aja yg jadi korban gimana?" usul Vero dan teringat saat Alen mengatakan bahwa bertemu pria ganteng yg dikatakannya dan seketika ide itu muncul di otak Vero.

"Plis lah Vero Geraldino.... Lo jangan gilaa, masa gue disuruh jadian sama orang yg ga gue kenal" Alen hanya menghembus kasar nafasnya.

"Kan ini tantangan Lisha Ameralena" jawab Vero meniru kata kata Alen sambil mengelus elus kepalanya.

"Dasar ayam jantan kejepit, kalo udah minta kudu bae di turutin huuu" ledek Alen sambil menyenggol lengan Vero dan hanya di balas dengan ketawa ngakak Vero.

"Pokonya gue gamau tau, lo kudu laksanain tantangan gue"

"Tapi gue gatau dia dimana" bingung Alen.

"Ya kita cari lah Alen yg pinter"

***

Setelah itu Alen dan Vero hendak menyusuri seluruh penjuru sekolah untung mencari 'target' tersebut. Saat mereka melewati ruang kepala sekolah, tiba tiba ada pria yg baru keluar dari ruang kepala sekolah. Alen pun samar samar seperti tak asing dengan badan badan pria di depannya.

"Kayanya gue ga asing sama badan badan cowo di depan deh Ver" Alen kini menepuk pundak Vero.

"Ah serius lo" kini Vero yg menepuk pundak Alen. Mereka bagai detektif yg sedang melakukan pengamatan.

"Eh tungguu" teriak Alen mengarah kepada pria di depannya, pria itu pun menoleh, dengan cepat Alen dan Vero pun langsung menghampirinya.

"Lah Dava?" Kaget Alen karena mengenali sosok tersebut.

"Alena?" Jawab pria itu yg mengenali Alen.

"Ko kalian kenal?" Bingung Vero akan mereka berdua.

"Kenalin Ver, dia Dava, dulu dia pernah tetanggan sama rumah nenek gue di Bandung"

"Kenalin, Dava" sahut Dava sambil menjabat tangan Vero.

"Iya Vero" dengan kaku pun Vero membalas jabat tangan Dava.

"Jadi lo cowo yg tadi pagi tabrakan sama gue?" Tanya Alen kepada Dava.

"Maaf tadi gue buru buru nyari ruang kepsek haha"

"Lo pindah kesini? Kenapa ga bilang?" Tanya Alen heran yg tiba tiba tersadar kalau Dava akan menjadi anak baru di sekolahnya.

"Sorry ini juga mendadak, bokap pindah kerjaan kesini" oh gituu.

"Giliran ada orang lain aja gue di kacangin" kesal Vero kepada Alen.

"Bisa diem ga Ver" jawab Alen

"Lo masuk kelas mana?" Tanya Alen kepada Dava.

"Katanya sih 10 IPA 6" jawab Dava mengingat ngingat apa yg di katakan kepala sekolah tadi.

"Hah serius? Kita sekelas dong" kaget Alen senang kalau tau Dava sekelas dengannya.

"Hah serius? Kita sekelas dong... Buaaacott" kesal Vero sambil umak umik meniru kata kata Alen tadi.

"Ayo ayo gue anter ke kelas" Dava hanya mengangguk.

"Eh eh Al, nasib gue gimana?" Tanya Vero bingung.

"Udah gampang, gue anter Dava dulu ya bye" Alen dan Dava pun langsung menuju kelas, Alen yakin sekarang Vero pasti sedang mengumpat dalam hatinya sumpah serapah untuk dirinya.

"Awas aja lo Al, ga gue beliin eskrim" teriak Vero kepada Alen yg kini sudah menjauh.

DAVALENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang