4. oncom

31 7 1
                                    

Ceklek

Pintu kamar bernuansa hitam putih klasik dengan lampu tumbler kerlap kerlip yg menghiasi kamar gadis cantik yg kini sudah terlelap diatas ranjangnya.
Lelaki paruh baya perlahan masuk ke kamar putrinya. Ya, papa Alen sudah pulang. Tepat pukul 2 pagi, Mr. Relvan baru menampakkan diri dirumahnya. Dia memang sibuk dengan pekerjaannya, tapi di sela sela itu, Mr. Relvan selalu memikirkan putri kesayangannya itu, ia sering merasa bersalah karena tidak pernah ada waktu untuk putrinya.

Perlahan Mr. Relvan duduk di samping tempat tidur Alen, memandang putrinya yg sudah terlelap dalam mimpi. Dengan pelan, di elusnya pipi mulus milik Alen, di cium keningnya.
"Maafin papa nak, papa gapernah ada waktu buat kamu, papa sayang kamu, good night Alena"
Setelah mengucapkan beberapa kata, Mr. Relvan segera pergi dari kamar Alen, menuju kamarnya sendiri. Di balik itu, tampak gadis yg perlahan meneteskan air matanya.
Yap, Alena tidak tidur, ia hanya pura pura tidur saat mendengar suara mobil datang.
"Aku juga sayang papa, good night too pa" ucap Alena sambil tersenyum miris, lalu kembali tertidur.

•••

Sorotan sinar matahari menabrak wajah gadis yg masih tertidur pulas diatas tempat tidurnya.

Dor dor dor

Suara gedoran pintu terdengar sangat kencang oleh kuping Alena, tapi Alena tak menghiraukannya, ia masih mengantuk.

"Woi keboo bangun jam 10" teriak Vero masuk ke dalam kamar Alena.
Sudah biasa Vero asal masuk saja ke kamar Alena, karena memang mereka berdua sahabat dari kecil.

"Siapa sih brisik ganggu orang tidur aja" lengguh Alena meraih bantal lalu ia sumpal ke telinganya.

"Oke ya ga siap 15 menit gue tinggal, ya paling lo telat kena hukuman Pak Toto" ledek Vero sambil turun ke bawah.

Alena langsung bangun dengan cepat, mengingat Pak Toto satpam sekolah yg tak tanggung2 jika memberi hukuman kepada yg telat.

"Ehiya bawel gua bangun, tunggu 15 menit" teriak Alen ke bawah tertuju pada Vero.

Tidak sampai 15 menit, Alen sudah siap dengan seragam sekolahnya, lalu menuju ke lantai bawah untuk sarapan.

"Eh kebo cepet banget mandinya, sekarang ganti jadi bebek ya" ledek Vero kepada Alen.

"Bacot ngeselin"

"Heh pagi2 ngomongnya anak cewe" tegur Vero kepada Alen karena perkataannya yg sedikit kasar.

"Ini non, bibi bikinin roti bakar, sama susu" ujar Bi iyang sambil meletakkan roti dan susunya diatas meja.

"Makasih bi, papa mana?" Tanya Alen mengingat papanya semalam ada dirumah.

"Gatau non, pagi pagi banget Pak relvan udah berangkat, katanya sih ada urusan mendadak" jawab Bi Iyang dan Alen pun hanya ber-oh ria.

"Oiya Ver, kemana Lo semalem? Pulang gabilang sialan jelangkung" tanya Alen yg bingung tiba tiba sudah tidak ada Vero di rumahnya.

"Gue WhatsApp papa Lo nanya dateng jam brp, katanya jam 2an dan gue disuru pulang waktu jam 11, kebetulan Lo udah ngorok, kebo emang" jelas Vero sekalian meledek Alen.
Ternyata papanya yg menyuruh Vero pulang, mengingat kejadian semalam, Alen rasanya ingin memecahkan tangisnya lagi sekarang, tapi semuanya ia tahan.

"Oh yaudah ayo berangkat, di hukum pak Toto mampus Lo" ajak Alen mengalihkan pemikirannya.

"Bi iyang sayang, Vero ganteng berangkat dulu ya jangan kangen"
Teriak Vero kepada Bi Iyang yg sedang di dapur.

"Dadah Vero Walandouw" teriak Bi Iyang dari dapur sambil senyum2 menuju Vero.

"Lama lama gue jodohin sama Bi Iyang Lo ver, kasian tuh janda" ledek Alen kepada Vero.

DAVALENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang