"Selamat siang anak anak" Sapa Pak Doni selaku guru Biologi.
"Siang Pakk...." Seru anak anak kelas.
"Siapa tuh Pak? Ko ganteng" tanya Bela selaku teman sekelas Alen.
"Mulai nih alaynya, liat yg ganteng dikit aja langsung" seru Abim ketua kls IPA 6.
"Apaan si lo sirik aja huu"
"Gausah jauh jauh cari yg ganteng Bel, aa Abim disini siap ko jadi pendamping kamu"
Cieee.....
Seru anak anak satu kelas.
"Sudah sudah kalian ini kebiasaan, disini saya mau memperkenalkan murid baru"
"Silahkan Dava" Dava hanya mengangguk."Perkenalkan,"
"Huaaaaaaaa" saking terkagum kagumnya, baru dengar suaranya saja Bela langsung meleleh, ia pun teriak tiba tiba memotong perkenalan Dava.
"Ada apa lagi Bela?" Tanya pak Doni yg sudah gemas dengan Bela.
"Hehe gapapa pak, biasa Bela kalo istirahat pertama ga dapet oncom bang ucup jadi sintingg" jawab Alen ngawur sambil membungkam mulut Bela.
"Silahkan Dava"
"Perkenalkan,,,,"
"Eummehmeumm" teriak Bela lagi mengumpat dalam bungkaman tangan bau wangi Alen. Namun kali ini, Dava tidak menggubrisnya ia hanya tersenyum lalu melanjutkan perkenalannya.
"Perkenalkan nama saya Dava Mahendra, saya pindahan dari Bandung, terimakasih"
"Silahkan kamu duduk di samping Abim, di bangku kosong yg ada di belakang sana ya" suru pak Doni.
"Oh di belakang cewe gajelas tadi pak?" Tanya Dava yg bermaksud mengarah ke Bela dan hanya di jawab anggukan oleh pak Doni.
Dava pun duduk di bangku samping Abim tepat di belakang bangku Alen dan Bela seperti yg disuruh oleh pak Doni.
"Hai Alena, ketemu lagi" sapa Dava kepada Alen.
"Iya hai juga" jawab Alen.
"Hah? Jadi kalian saling kenal?" Sahut Bela dan Abim bersamaan.
"Dia temen kecil gue waktu di Bandung" jawab Alen santai.
"Kenapa lo gapernah kenalin ke gua kalo lu punya temen kecil seganteng ini sih Al"
"Kenapa lo gapernah bilang ke gua kalo orang yg dibilang Bela ganteng ini mau pindah kesini sih Al"
Lagi lagi mereka jawab bersamaan sampai Dava yg melihatnya terkekeh sendiri."Ya emangnya kenapa?" Jawab Alen tetap santuy.
"Kan biar bisa gua gebet dari awal, terus pedekate,terus deket,uh kapan lagi coba deket ma cogan"
"Ya gabakal gua bolehin lah, sekarang kan gua jadi punya saingan buat deketin Bela"
Setelah jawab bersamaan, kini mereka saling berdebat, lama lama Alen pun kesal dengan 2 badak di depannya ini, ia pun sudah malas menggubris nya."SINTING!"
***Kring kringg...
Seluruh pelajaran hari ini telah selesai, untuk siswa dan siswi di perbolehkan pulang ke rumah masing masing, bukan kerumah mantan."Ckck apaan si lo Ver gabut banget ah, udah ayo pulang" celetuk Alen kesal dengan perbuatan Vero yg iseng di sumber suara.
"Yeuu biarin Al, menghibur orang itu penting" jawab Vero so soan
"Menghibur apaan? Itumah mengenang masa lalu" Ledek Alen sambil menyenggol lengan Vero.
"Iyalah, semua orang kan punya masa lalu, emang nya lo, masa lalunya suram ckck" dengan santai Vero menjawab sambil meledek Alena. Hingga tak sadar, Alena kini langsung terdiam menunduk termenung sangat lama.
"Iya gue tau masa lalu gue suram Ver, mamah sama papah gue pisah dari gue kecil, papah sering pulang malem karena banyak kerjaan, hidup gue sepi Ver, bener ko yg lo omongin" Alen berusaha keras menggigit bibirnya untuk menahan air matanya yg hendak jatuh karena mengingat nasibnya. Namun sayang, pertahanannya kini sudah rapuh, air mata begitu derasnya keluar dari mata Alena.
Vero yg merasa bersalah karena tidak sengaja mengatakan hal itu kepada Alen pun bingung harus bagaimana."Al Al gue minta maaf, gue ga maksud maafin gue" Alen semakin menunduk untuk menutupi air matanya, kini kepalanya diangkat oleh Vero di bantu dengan tangannya di pipi Alena sambil mengusap air matanya.
"Kenapa gue harus lahir di dunia ini sih Ver? Kalo akhirnya bakal kaya gini gue lebih milih gausah ada di dunia ini, gada yg peduli sama gue Ver, gadaa" tangis Alen semakin menjadi, untung saja keadaan sekolah sudah sepi, hanya ada mereka berdua saja, jadi tidak ada yg bisa melihat kejadian ini.
"Hei, Alena,, gue ada disini buat lo, gue peduli sama lo Al, gue minta maaf soal yg tadi" Alen kini sedikit mendekat kepada Vero, perlahan ia menyandarkan kepalanya tepat di dada bidang Vero, Vero pun dengan pelan memeluk Alena, Alena masih menangis, tapi sedikit tenang.
"Gue peduli sama lo Al, gue sayang sama lo, Lo inget janji kita dulu 'Alen sedih, Vero sedih. Alen seneng, Vero juga seneng' inget? lo disini punya gue Al, gue bakal selalu ada buat lo kapanpun lo butuh, oke?"
Vero berusaha menenangkan Alen, Alen hanya mengangguk saja."Udah ah nangisnya, ayo pulang" Vero melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Alen, lalu mereka pergi menuju parkiran untuk pulang.
***
Selama perjalanan, Alena hanya diam memperhatikan jalanan yg ramai, begitupun dengan Vero yg masih fokus mengendarai mobilnya. Vero tau Alena masih memikirkan soal tadi, ia jadi sangat merasa bersalah, Vero pun memutuskan memutar lagu lagu Iwan fals kesukaan mereka semenjak kecil, Vero berharap Alen terhibur.
Namaku Vero, rumah real estate
Mobilku banyak harta berlimpah
Orang memanggilku bosnya Alen
Alen yg paling cantik sedunia
(Asyik)
Lantun Vero menyanyikan lagu Iwan fals yg berjudul 'Bento' tapi sedikit di ubah liriknya."Apasih Vero ah, gajelas tau ga" kesal Alen yg akhirnya membuka suara.
"Ciee akhirnya ngomong, udah coba diemnya Al, nanti tambah jelek lo diem mulu" goda Vero kepada Alen.
"Apasih Vero ah ngeselin" pout Alen, Vero tertawa terbahak bahak melihat muka Alen yg sedang kesal.
"Kalo gue ngeselin, berarti gue ngangenin dong?" Pede Vero semakin membuat Alen kesal, kemudian menarik tangan Alen.
"Lo disini punya gue Al, gausah sedih, gue ada ko disaat lo susah ataupun seneng"
#see you🙆
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVALEN
Romance"Tulis di telapak tangan lo gini I LOVE YOU, sebelum ada yg bls ucapan itu jangan pernah lu berenti tulis tulisan itu di tangan lo" suruh Vero dan Alen pun langsung menurutinya. "Tapi siapa yg bakal jadi korbannya?" tanya Vero kepada Alen. Gadis po...