Curahan.. Kesekian

41 0 0
                                    

Awalnya beside on true story, tapi beberapa menit kemudian jadi fiktif.

Aku menyimpan hatiku dengan baik.
Serapih mungkin, seapik mungkin.
Sekali lagi, sebaik mungkin.
.
Dengan hadirnya kamu dihidupku membuat semuanya semakin baik.
Hatiku baik, bahkan sering kali dia menjadi berbunga karena hanya satu kalimat darimu yang membuat dia semakin bahagia.
.
Dalam setiap waktu yang kita lewati, setidaknya aku bisa merasa bahwa aku baik-baik saja, mungkin karena ada kamu rasanya aku tak mengenal pilu.
.
Aku tak pernah memberi siapapun tentang satu hal ini, kau tau? Satu emoticon darimu bisa membuat beribu-ribu kupu-kupu berterbangan di dadaku, entah dari mana. Karena satu emoticon itu, emoticon wajah yang mengeluarkan hati dari mulutnya, aku tau ini berlebihan, dan sungguh sialan.
.
Kamu memang kadang menyebalkan, ah tidak, bukan kadang tapi selalu.
Kau selalu tak acuh dan membuatku menjadi terpengaruh, sepanjang hari aku menjadi geram karena semua pesan ku, semua cerita ku, semua kalimat ku yang kukirimkan padamu hanya kau balas dengan dua huruf, O dan H.

Sialan memang.
.
Kita pernah membahas apa yang akan terjadi dengan kita nanti, dan kita pun tau kita mendapat jawaban dari segala keresahan ini, Kita sungguh tak akan tau apa yang akan terjadi nanti.
Tapi yang pasti.
Ini akan berakhir sakit.
Aku dan kamu akan tersakiti.
.
Aku dan kamu sama-sama tak siap untuk membangun hubungan dalam jarak.
Jadi kita hanya melalui nya saja bukan? Berjalan memanfaatkan waktu yang ada, dan berharap akan berharga.
Sampai waktu dimana aku harus meninggalkan mu.
.
Kamu selalu berkata padaku, aku tak boleh memikirkan hal yang tak penting, padahal yang sedang kubahas itu kamu, tentang kita, tentang aku.
Kamu selalu berkata bahwa aku harus selalu memikirkan tentang masa depanku, mengabaikan kamu dan semua perasaanku.
.
Aku sungguh tau ini akan berakhir dengan pait, tapi setidaknya bisa bukan kau mengulur waktu sedikit?
Tak bisa kah kau tunggu sampai hari dimana aku dan kamu akan berpisah?
Tepat di hari ini, tepat di mana aku sudah sampai di sekolah kamu bilang kita berakhir.
Kita selesai.
Kita usai.
.
Aku sungguh tak mengerti, berulang kali kucoba pahami semua kalimat darimu tapi lagi lagi aku tersakiti.
Tak kah kau mengerti? Ini sangat menyiksa, dan aku sungguh tak baik-baik saja.
Kau datang memberi suka dan duka.
Kau memberi bahagia dan sengsara.
.

Baru saja beberapa hari yang lalu aku bersyukur pada Tuhan dengan keberadaanmu disisiku, aku bahagia karena kamu menerimaku dengan apa adanya, aku selalu berpikir kau mungkin seseorang yang akan selalu aku tuju saat aku merasa sendu dan pilu.
.
Tapi semua kalimat mu, membuat semua ini runtuh, hancur berantakan.
Hatiku masih ada padaku, tapi dia sedang tak baik baik saja.
Bagaikan ada tangan tak kasat mata yang menghancurkan nya, dan dia patah, jatuh berkeping-keping.
Aku mencoba memperbaiki, tapi lagi aku semakin tersakiti.
Dia sudah hancur lebur, hatiku remuk redam dan aku sudah tak sanggup untuk bertahan.
.
Terakhir, bisakah kau berdusta saja padaku? Bilang saja semua kata ini hanya palsu.
Kau hanya bergurau dan tak bermaksud, tak apa kau menyakiti ku nanti, sekarang yang ku pinta beri aku kebohongan belaka, agar setidaknya aku bisa bahagia.

Meskipun sementara.

Satu Rasa Sejuta KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang