5

68 16 22
                                    

"vik! maafin gua yah? gua tau gua salah, dan gua gak pantes lagi dimaafin tapi... kasih gua kesempatan kedua vik"

"lo sendirikan yang bilang kalo kita sahabat"

Viko menoleh dan melirik vero, dia menghembuskan nafas panjang. Ia sebenarnya tidak tega melihat sahabatnya seperti itu. Tapi luka lama yang berusaha ia lupakan kembali membayanginya.

Amali.

Ya. Amali. Dulu amali adalah kekasihnya yang begitu ia cintai, bahkan sosoknya dapat menggantikan ibunya yang meninggal sejak ia berusia 6 tahun.

Tapi vero telah merebut semua kebahagiaan itu, saat ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Vero yang sedang memeluk amali dengan mesra dan mengumbar kata cinta di sebuah taman. Padahal vero telah tau kalau ia adalah kekasih amali dan ia sangat mencintainya.

Dan sejak saat itu ia memutuskan untuk pindah dan menenangkan pikiran. Tapi setahun kemudian, vero menyusulnya dan meminta maaf.

Ingatannya akan hal-hal tersebut, membuat dadanya sesak.
Ia menatap tajam vero yang menunduk di depannya.

"itu dulu, sebelum kau renggut kebahagiaanku vero!"

"gua tahu gua salah viko. Gua nyesel sekarang, ternyata amali bukanlah gadis baik! dia hanya memanfaatkan hartaku viko! dia hanya cinta padamu viko, camkan itu", vero terduduk lemas sambil menjambak sendiri rambutnya.

Viko terkejut dengan ucapan vero barusan, ia merasa iba dengan sahabatnya sekarang.

Ia mengepalkan tangan. Seharusnya ia tidak boleh merusak persahabatannya dengan vero hanya gara-gara seorang wanita.

Lagi pula ia sudah tidak cinta lagi dengan amali, karena sekarang ada wanita yang mulai mengisi hatinya kembali. Ya. Wanita cantik yang akan mengisi harinya.

Ia mulai bisa berfikir tenang sekarang, akhirnya ia bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dan kini ia bertekad untuk memperbaiki persahabatannya dengan vero.

Ia tersenyum dan menghampiri vero.

"gua maafin lo ver, gua ngerti kok perasaan lo", ujarnya sambil merangkul vero.

Vero sejenak kaget, ia tidak menyangka kalau viko akan memaafkannya.

***

"Dek kalian semua tolong duduk yang rapi dan keluarkan nomor peserta yang kemarin saya berikan", ujar kakak pendamping siswa baru pada waktu itu.

Gua sebenernya sempet bingung, ini mau ngapain lagi. Apa ada acara perploncoan? namun hal tersebut sedikit mustahil karna pemerintah sudah melarang adanya perploncoan.

Seorang guru berkacamata masuk dan duduk di kursi guru sambil membawa sebuah map coklat tebal.

"halo anak-anak! perkenalkan nama saya riastiti atau bisa kalian panggil mom ria", ujarnya ramah.

"halo juga mom", ujar seluruh siswa dikelas tersebut serentak.

"sekarang akan diadakan tes penjurusan, jadi kalian tolong tertib dan jangan sampai ada yang nyontek ya!"

What?. Apaan nih? bukannya tes penjurusan masuk ipa atau ips itu kelas dua?. Kenapa sekarang?. Aduh mana belum belajar lagi!.

Kelas seketika gaduh.

"Anak-anak tolong diam! ini sudah perintah dari pusat jadi kalian tidak usah kaget ya"

"Dan untuk kakak pembimbing dipersilahkan keluar karna tes akan akan segera berlangsung"

"baik mom kami permisi dulu", ujar kakak pembimbing sambil berlalu pergi.

"baik anak-anak mari kita mulai"

Kertas soal dan jawaban mulai di bagikan.

Pusing mulai ditebarkan.

Nawur sekarang jadi andalan.

Betul salah tak jadi halangan.

(shit!!)

***

hai guize! gimana nih ceritanya? bagus kagak?
kalo gak bagus ya maap!
saya kan cuma manusia biasa yang gak punya kekuatan khusus sehabis digigit laba-laba.

oh ya kita kedatangan pemeran baru nih guys! yups! dia adalah jeng..jeng...jeng... AMALI.
kagak surprise ya? ya iyalah kan udah saya critain. Dan untuk bab selanjutnya kita juga akan kedatangan pemeran baru jadi jangan kaget ya!

Tenang gak usah khawatir cantik-cantik kok! cuma sifatnya aja yang minus.

*tunggu yah crita selanjutnya!

choiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang