" Setelah kalian mencari 25 sampah kalian bisa kembali ke lapangan,secepatnya!."
" Sumpah gw kesel banget dah sama tuh si osis, gak tau apa kalo gue udah capek?!. "
" Udah Yor, sabar bisa-bisa nanti dia dengar yang lu ucapin, nanti kita malah dihukum. " tenang Rea
"Hai nama gw yora nama lengkap gw Han Yong Ra, Gw anak tunggal dari bokap sama nyokap gw. Nyokap gw namanya Kang Ji Ra, dan bokap gw namanya Han Ji Sung, bokap gw punya perusahaan yang udah terkenal dan nyokap gue seorang dosen, jadi bisa di bilang gw dari keluarga yang mampu. Gue baru kelas 10, sekarang gue lagi menjalani MOS di sekolah bareng sahabat gue, dan yang tadi ngomong itu sahabat gw namanya Jung Rae Ah dipanggil Rea, gak nyambung kan? Namanya rae dipanggil rea, kata dia nama panggilan itu dikasih sama nyokap dan bokapnya. Gue sahabatan sama rea itu dari gue kelas tujuh udah lama juga ya gue sahabatan sama dia ada kali 3 tahun wkwkwk. Gue sama dia itu bagaikan lem yang gak bisa dipisahkan, walaupun gw berantem sama dia ya gak sampe 1 hari juga udah baikan. Kita itu gak bisa banget jauhan rasanya kayak ada yang hilang gitu di hidup gue. Udah dulu ya perkenalannya nanti kalo gw ada waktu gue bakal lanjut kok, byee. "
" Lu udah selesai belum ngumpulin sampahnya? " ucap gue ke sahabat gue.
" Gue tinggal satu lagi. Emang lu udah? "
" Udah dong gw gitu loh. "
" Ck, udah yuk! gw udah selesai. "
" Buang dulu sampahnya. " perintah Yora
" Iya iya. " jawab Rea
Setelah Rea membuang sampahnya, gue sama dia pergi ke lapangan sesuai perintah kakak Osis nya.
" Apakah kalian sudah mengumpulkan sampahnya? " tanya ketua osis yang gak gue tau namanya.
Serempak seluruh siswa siswi MOS menjawab, " Sudah, Kak! "
" Kalo sudah semua, kalian keliling sekolah ini, atau kalian mau ke kantin juga boleh. Tapi jangan ada yang pulang, mengerti? " tegas ketua osis
" Mengerti. " jawab seluruh peserta MOS.
Siswa siswi yang sedang menjalankan MOS itu mulai berpencar. Ada yang ke kantin, perpustakaan, taman, dan ada juga yang berusaha untuk kabur lewat belakang. Tapi mereka tidak jadi kabur, lantaran ada anggota osis yang menjaga gerbang belakang tersebut.
Yora dan Rea pergi mengelilingi sekolahan tersebut. Sesekali mereka berkomentar setelah melihat barang atau bangunan yang menurut mereka bagus, jelek, atau sudah rusak.
" Yor, kata nya nih gudang pernah ada orang yang bunuh diri tau. " jelas Rea setelah mereka tiba di gudang.
" Lu mah nakutin gue aja. " jawab Yora bergidik ngeri.
" Beneran gue. Kalau lu gak percaya, tanya aja sama seniornya. " tenang Rea.
" Kenapa gak tanya kepala sekolah? Atau guru gitu? " tanya Yora bingung.
Rea yang geram mencubit pipi sahabatnya, " Ih maka nya lu jangan kudet dong. Kalau kita nanya ke guru atau kepala sekolah atau TU. Gak bakal dijawab sama mereka, mereka pasti bakal mengalihkan pembicaraan. "
" Aw, sakit tau. Loh kenapa? Kalau kita tanya guru atau kepala sekolah, pasti jawabannya lebih detail. " jawab Yora sambil melepaskan tangan Rea di pipinya.
" Bodo, ah. Coba tanya aja sono! " ujar Rea kesal menghentakkan kakinya, dan meninggalkan sahabatnya itu yang sedang kebingungan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
‹Bersambung›
See you..
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FUTURE IS YOU •OSH
Non-Fiction" Hun, mau ini gak? " tanyanya sambil menunjukkan barang ke Sehun. " G. " " Hun, cobain deh. " " G. " " Lu sayang sama gue gak? " " G. " " Lu mau gak jadi pacar gue? " " G. " "LU GAK ADA KATA YANG LAIN APA SELAIN 'G'? " teriaknya kesal. " G. " "...