Part 1 : Kegamangan yang Nyata

16.2K 652 3
                                    

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

-QS. Al-Baqarah ; 286-

❄️❄️❄️

"Bismillahirrahmanirrahim"
Gadis itu tersadar. Tetapi tidak terbangun.

Dengan perlahan ia membuka matanya. Pandangannya lurus ke depan. Tapi yang dilihatnya hanya gelap. Samar-samar indra pembaunya mencium bau obat-obatan. Sudah dipastikan bahwa ia sedang berada di rumah sakit.

Ingatannya kembali pada peristiwa yang lalu. Ia ingat betul, ketika ingin menyebrang jalan menuju toko buku yang berada di depan rumahnya, tiba-tiba, mobil yang hilang kendali menabraknya-- tanpa bisa ia hindari, dan setelah itu hanya gelap yang ia rasakan.

Setelah hanyut dalam ingatannya. Telinganya menangkap suara asing yang sedang melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an. Suara seorang laki-laki. Tepat di sampingnya. Kemudian ia menoleh. Tapi yang ia lihat hanya gelap.

Perlahan suara itu berhenti.

"Amierra?" laki-laki itu memanggil. Perempuan yang dipanggil Amierra itu hanya bergeming. Menyisakan kebingungan dalam dirinya. Suara laki-laki itu asing baginya.

"Amierra?" laki-laki itu memanggil lagi, kali ini dengan suara lebih lembut. Meski perempuan itu menatapnya, tapi ia tahu itu hanya tatapan kosong dan penuh kebingungan. Ada rasa takut yang tersemat di hati laki-laki itu dan mengundang rasa sakit yang tak kasat mata sampai membuat jantungnya berdetak tak normal.

Laki-laki itu takut, apa yang dikhawatirkan akan terjadi. Ia belum siap menceritakan apa yang terjadi kepada Amierra.

Namun, di samping itu ia usap kepala Amierra yang tertutup jilbab dan mencium keningnya lama, mengucap rasa syukur, karena Allah telah membangunkan Amierranya.

Amierra yang diperlakukan seperti itu hanya terdiam. Ada sedikit kerutan di dahinya.

Laki-laki itu menggenggam tangan Amierra erat, sambil menatap tatapan kosong Amierra kepadanya.

"S-siapa... Sssiapa...," ucap Amierra terputus dengan suara seraknya dan sepertinya dia kesulitan untuk berbicara.

"Aaa.a..a...aa...," pekik Amierea saat ia ingin bangun, tiba-tiba ia merasakan sakit di kakinya dan membuat laki-laki yang disampingnya panik.

"Sstt. Jangan dipaksa, tidak perlu bangun, kamu belum pulih total."

Dengan ekspresi bingung dan rasa takut diwajahnya, ia menanyakan pertanyaan beruntun dengan suara lemah. "Siapa kamu? Di mana orang tuaku? Apakah hanya kita berdua di ruangan ini? Dan kenapa semua gelap bagiku?"

Mujahadah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang