Incheon, Seoul airport.
Hwang Sinb,
Dengan langkah sedikit menantang serta sebuah koper hitam berada di tangan kanannya. Gadis yang berwajah dingin ini keluar dari bandara.
Gadis cantik ini memiliki perawakan cukup tinggi, rambut tergerai panjang serta fashion yang sangat mencolok. Kacamata yang sengaja dia letakkan di kerah baju semakin memperkuat tampilan mahal si gadis cantik ini.
Dia bukan artis maupun idol. Bahkan usia nya belum memasuki usia dewasa, dia hanya siswi sekolah menengah atas.
Setelah memperhatikan keadaan bandara, dia menemukan seseorang yang tengah memegang kertas kecil yang bertuliskan nama nya sendiri.
"Nona, disini." teriak pria yang terlihat berseragam warna hitam.
Tanpa menjawab, Sinb langsung berjalan ke arah mobil yang di sediakan.
Di tengah perjalanan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Sinb. Supir yang sengaja ditugaskan keluarga Hwang hanya diam dan sedikit takut dengan tingkah nona muda yang berada di belakang nya sekarang.
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya Sinb sampai di rumah mewah nya.
"Nona, nyonya besar sudah menunggu." ucap seseorang yang tengah menyambut Sinb dari dekat pintu mobil.
Lagi. Sinb tak membiarkan suara nya keluar untuk sekedar memberi jawaban.
---
Suasana di rumah keluarga Hwang terlihat sangat canggung. Khususnya setelah kedatangan Sinb.
Ya, sudah beberapa tahun Sinb tidak pernah bertemu dengan keluarga nya, akhirnya dia kembali lagi di sini.
"Apa kabar mu, Eunbi?" tanya seorang wanita tua yang tengah duduk tepat di hadapan Sinb.
Eunbi?
"..."
Sinb masih duduk disana. Namun lagi-lagi dia membisukan suaranya untuk sekedar menjawab pertanyaan dari wanita tua di hadapannya ini.
"Yak! Kau bisu sejak ibu mu meninggal?" teriak wanita tua disana.
Lee Taeri.
Wanita yang sudah lanjut usia, nyonya Lee yang merupakan nenek Sinb. Bisa di lihat betapa murka nya ibu dari ayah Sinb setelah mendapat perlakuan tak sopan dari cucu nya sendiri.
"Ck, kau memanggilku Eunbi kan? Dan nama ku bukan itu. Dan ingat sekali lagi, jangan pernah menyebut ibuku lagi!"
Brak
Tepat setelah mengeluarkan suara ketus nya, Sinb langsung beranjak dari kursi dan menuju ke atas.
"Ah, tunggu dulu. Apa aku masih mendapat jatah kamar dirumah ini?" tanya Sinb sebelum benar-benar menaiki tangga.
"Hwang Eunbi!"
"Berhenti memanggilku Eunbi. Kau juga tak berhak meneriakiku lagi. Ingat, aku kesini hanya karena perintah ayahku."
Lagi. Sinb hanya meninggalkan wanita tua itu yang terus saja memaki nya dari bawah sana.
Hubungan mereka berdua tak sebaik yang kita kira.
---
Di tempat lain.
"Oppa, apa kau masih suka merokok? Berhenti lah. Aku bisa saja melaporkan semua nya pada eomma."
"Yah, Jeon Somi. Jangan pernah meneriaki kakakmu lagi. Urus saja pacar mu yang menjengkelkan itu!"
"Oppa?!"
Selalu seperti ini. Dua kakak beradik ini selalu berakhir saling mengejek kalau sudah berdua saja.
Jeon Jungkook.
Pria tampan sengan sejuta pesona. Namun sayang ketampanan nya tidak sesuai dengan perilakunya yang sangat tidak bisa di atur.
Sang adik yang memiliki sebaliknya terkadang hanya bisa pasrah dengan kakaknya.
"Somi-ah, apa eomma sudah pulang?"
"Aku tidak tau. Nanti Somi cek dulu ke kamar, seperti biasa setelah mendapat pelukan dari eomma akan ku bagi sedikit dengan oppa."
"Ne, jangan sampai lupa. Oppa menunggu di kamar."
"Ye!" tegas Somi.
Ada yang mengganjal? Ya. Jungkook selalu meminta Somi memeluk ibu nya kemudian adiknya akan kembali dan menyalurkan pelukan yang dia percaya masih tersisa bekas pelukan sang ibu.
---
"Appa! Aku kesini karena kau ingin membahas masalah impianku. Kenapa kau malah menginginkan ku pindah sekolah di Seoul?!"
"Turuti saja nak. Ini demi kebaikanmu juga."
"Ck, ini perintah dari si tua itu kan? Kau bahkan selalu menuruti katanya. Aku bukan appa yang bisa menjalani hidup sebagai boneka. Aku punya impian sendiri!"
Plak
Wajah Sinb secara paksa menoleh ke arah kiri karena tamparan keras dari pria yang berada di hadapannya.
"Ck, bunuh saja aku! Bukankah itu menguntungkan untuk anak haram seperti ku, appa?!
"Hwang Eunbi?!"
"Berhenti memanggilku Eunbi! Dia sudah mati sejak eomma meninggal dunia?!"
"Yak! Kau--"
"Beri saja aku uang. Aku akan membeli apartemen sendiri dan pergi dari rumah neraka ini." Sinb memotong ucapan ayah nya.
"Bi-ya. Turuti appa sekali saja. Setelah itu ka--"
Belum selesai, Sinb kembali memotong ucapan ayah nya.
"Setelah itu kau akan memutuskan semua impianku. Aku sudah tau rencana kalian! Sekarang beri aku uang. Ah anak haram sepertiku tidak berhak mendapatkan uang darimu kan?"
Dengan langkah cepat Sinb segera pergi dari sana.
Next or stop!
Ini kesan nya lebih berat dari cerita ku yang lain. Cuma nanti ada genre romance comedy nya kok. Jangan tegang ya wkwk
😝😝
KAMU SEDANG MEMBACA
오름 공주( Ice Princess) [sinkook]
Fanfiction"Aku hanya ingin melanjutkan kuliahku! Aku tidak mengharapkan perjodohan seperti ini!" "Ck, kau terlalu pintar menyembunyikan perasaan mu. Sebentar saja berada di dekatku kau akan lemah karena pesonaku." -- Perjodohan yang selalu menjadi alasan para...