Delapan

654 90 13
                                    

Bagi kebanyakan orang, rumah adalah surga nya dunia. Bisa beristirahat, kumpul bersama keluarga, bercanda ria melepas rasa lelah. Namun pengecualian untuk gadis cantik ini. Bagi nya, rumah adalah neraka. Setiap kali ia menampakan kaki ke rumah, rasa nya amarah yang selalu keluar.

Hari ini Lee Taeri sengaja menyuruh Sinb kembali ke rumah. Bukan nya langsung mengikuti perintah namun ada beberapa hal yang selalu ia jadikan umpan untuk membuat Sinb harus kembali ke rumah.

Seperti biasa, bukan Sinb kalau tidak membuat onar saat bertemu keluarga seperti ini.

"Sinb kau pasti sudah tau alasan kau ku panggil ke rumah kan?" tanya Lee Taeri.

"Apa kau sangat penting sampai urusanmu sudah kuketahui bahkan sebelum kau jelaskan?" jawab Sinb sembari membenarkan ujung rambut nya ke balik telinga.

"Acara tunangan mu dengan Jeon Jungkook akan segera dilaksanakan. Jadi kuharap kau jangan membuat ulah." Lee Taeri menjelaskan langsung ke inti karena ia tau betul berbicara dengan Sinb tidak akan bisa lama.

"Ck, semakin kau melarangku semakin besar keinginanku untuk membuat onar." Lagi-lagi Sinb menjawab dengan santai tanpa melihat siapa yang sebenarnya ia ajak bicara. Seorang nenek yang usia nya jauh lebih tua yang harus nya sangat dihormati namun tidak berlaku untuk Sinb.

🖤🖤🖤

Sejak dua jam setelah pertemuannya dengan Lee Taeri, gadis berambut panjang ini tidak langsung pulang tetapi dia sengaja menyuruh supir untuk membawa nya ke taman tempat dimana hanya disana saja dia bisa meluapkan apapun yang membuat hatinya marah, sedih maupun kesal terlebih setelah pertemuan nya dengan neneknya itu.

Tidak ada yang tau sebenarnya apa yang ada di hati Sinb, entah ia memang terlalu pintar menyembunyikan perasaan nya atau memang wajah dingin nya yang membantu ia bisa membuat orang percaya bahwa Sinb hanya orang dingin yang tak berperasaan.

Dulu saat Sinb kecil, dia sama seperti anak kecil seusianya yang ceria, namun sejak kejadian perpisahan ayah dan ibu nya membuat hidup nya berubah total.

"Ck, kalau hidupku akan seperti ini lebih baik ibu membawaku mati juga." lirihan Sinb terdengar sangat menyedihkan namun begini lah nyata nya kehidupan Sinb yang ia sembunyikan dari semua orang.

Tapi sepertinya mulai detik ini rahasia nya ini secara terpaksa harus terbagi karena ada siluet pria berdiri didekat pohon sebelah kursi taman yang tengah Sinb duduki itu mendengar kisah sedih si gadis dingin ini.

"Apa kau memiliki kembaran?" tiba-tiba suara yang tidak asing mengusik pendengaran Sinb.

Sinb tidak menoleh karena ia begitu hafal suara yang tiba-tiba mengusik ketenangan nya. Dia sendiri heran kenapa saat dia harus menangis, pria ini selalu disana.

Karena tidak mendapatkan respon, dia kembali bicara asal "Ah?! Aku tau! Kau ini Eunbi kan? Dan yang di sekolah itu Sinb. Haha." canda calon tunangan SinB tak lain yaitu Jungkook. Pria ini berharap candaan garing nya itu bisa membuat si empu nya menoleh atau merespon ucapan nya namun nihil Sinb tetap menunduk dengan rambut panjang yang menutupi wajah cantiknya.

Bekas air mata yang sudah hampir mengering itu jelas masih tampak di ujung bulu mata lentik milik Sinb.

Jungkook sendiri juga tidak tau saat Sinb menangis ia juga selalu didekat gadis ini. Apa ini rencana Tuhan atau memang kebetulan? Namun untuk dikatakan kebetulan ini sudah berulang kali terjadi.

Jungkook sekarang duduk manis disebelah Sinb dan hanya menatap heran ke arah gadis yang sangat ganas kalau sudah berurusan dengannya. Namun malam ini ada yang berbeda mendengar isakan kecil dari si empunya.

Pria bergigi kelinci sepertinya tau alasan kenapa calon tunangan nya menangis disini sendiri karena apa lagi kalau bukan urusan pertunangan mereka berdua? Ia sudah mendengar kabar dari ayah nya dan ini juga salah satu alasan ia kabur keluar rumah seperti sekarang.

Dengan memberanikan diri Jungkook kembali mengajak Sinb bicara walaupun yang diajak tidak menoleh bahkan saat ia sudah duduk disebelah seperti ini.

"Aku sudah mendengar kabar dari ayahku bahwa pertunangan kita akan dipercepat. Bagaimana menurutmu?" tanya Jungkook dengan posisi yang kini sudah menghadap ke arah Sinb.

Mendengar Jungkook bicara mengenai tunangan mereka membuat Sinb sedikit merespon walaupun posisi nya tetap menghadap kedepan dengan tatapan sendu.

"Bukankah kau sudah tau jawabanku dari awal? Kau pikir aku akan mengubah pilihanku karena dipaksa nenek tua itu?"

Ini salah satu alasan Jungkook suka dan kadang merasa iri terhadap sifat Sinb yang selalu mengatakan apa saja tanpa memikirkan apapun.

"Aku iri padamu sungguh." ucap Jungkook pelan dan mendapat respon terkejut dari Sinb.

Sinb yang merasa jawaban Jungkook tidak ada kaitan sama sekali dengan pertanyaan yang ia lontarkan akhirnya menoleh dan menatap siluet pria yang sedari tadi duduk disebelahnya itu

"Kurasa ada yang salah dengan kepalamu,  Jung."

Sinb heran apa yang menyebabkan Jungkook merasa bahwa ia iri pada nya. Bukankah ia yang paling tau betapa hancur kehidupannya.

"Kau bisa menolak apapun yang tidak kau suka, kuharap aku bisa setidaknya mengatakan apapun yang selama ini kuingin tapi belum sempat aku yakin tubuhku akan hancur lagi." tanpa sadar Jungkook mengeluarkan rahasia yang bisa dibilang ini kali pertama ia berani mengatakan kepada seseorang mengenai hubungan nya dengan sang ayah.

"Hancur? Kau anak yang selalu membully orang lemah disekolah kan? Tidak bisa dipercaya! Ck." jawab Sinb dengan acuh seperti biasa.

"Bukankah semua nya bisa di atur seolah baik-baik saja seperti kau kan?"

Mendengar cerita Jungkook seolah membuat Sinb sadar ternyata mereka berdua memiliki jalan cerita yang hampir sama. Kebahagiaan seolah kata tabu untuk mereka. Apakah ini salah satu alasan kenapa Sinb tidak pernah mengelak saat Jungkook selalu tau rahasianya saat ia menangis?





TBC

Siapa yang masih suka sama cerita ini?
🖤🖤

오름 공주( Ice Princess) [sinkook] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang