9.

1.5K 94 4
                                    

tolong,
genggamlah erat tanganku untuk saat ini.

kesakitanku ini tak dapat diucapkan oleh mulut, dan terpaparkan oleh kata-kata.
ini menyakitkan.
benar-benar menyakitkan.
seperti layakanya terhunus oleh belati yang tajam dan merusak relung hati yang terdalam.

tuhan,
ini menyakitkan.
sangat-sangat menyakitkan.
lukaku yang belum sembuh, kembali tergores dan semakin membesar.

mengapa?
mengapa ini sangat tidak adil?
katanya, engkau memberikan cobaan kepada hambamu sesuai dengan kemampuan mereka.
namun,
mengapa engkau, terus memberikan cobaan yang tak akan sanggup kuselesaikan.

apakah aku tak apa pantas untuk berbahagia?
sepertinya, iya.
aku hanya memimpikan kebahagiaan.
kebahagiaan yang jelas-jelas,
hanya angan belaka.

tak ada lagi impian yang kuinginkan,
tak ada lagi harapan yang berkobar dengan penuh semangat,
tak ada lagi cita-cita yang ingin kucapai.

aku,
hanya ingin bahagia.
aku,
tidak ingin merasakan luka terus menerus.
aku ingin berbahagia, seperti layaknya mereka yang dapat tertawa lepas tanpa memikirkan apapun.

lagi-lagi,
batinku berperang.
siapakah yang nantinya akan menang?
ketabahan hatiku, ataukah keegoisan hatiku?

haruskah, aku menyerah untuk saat ini?
tuhan,
aku tak sekuat dugaanmu,
aku tak sehebat bayanganmu.
aku hanyalah seonggok manusia yang lemah dan tak berdaya.
tuhan,
kumohon, hentikan semua rasa sakitku.
bangunkan aku dari mimpi burukku.
jangan biarkan aku terus merasakan sakit yang tak berkesudahan.

aku lelah.
aku lelah terus berperang dengan batinku,
aku lelah terus memakai topeng yang terpasang dengan rapih diwajahku,
aku lelah terus merasakan sakit seperti layaknya terhunus oleh belati yang tajam,
aku lelah akan semua ini.

nafasku tercekat,
ini menyesakkan.
aku tak sekuat itu,
aku tak sehebat itu,
aku tak sedewasa, yang orang lain pikirkan.
mentalku tak mampu menahan ini semua.

sakit,
sakit,
sakit

sesak,
sesak,
sesak.

rumit,
rumit,
rumit.

dilan, yang berat itu, bukan rindu.
tetapi, masalah hidup yang datang silih berganti.

siapapun,
tolong aku.
genggamlah erat tanganku,
jangan biarkan aku jatuh kedalam lubang,
yang semakin dalam dan membuatku sulit untuk bernapas.

luka,
dan terluka.
itulah yang kurasakan sekarang.
tiada kebahagiaan,
tiada semangat,
tiada harapan,
serta, tiada impian.

semua terlihat kelabu.
tak ada lagi warna-warna mencolok yang menyakiti mataku.
kini, yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja.
seperti layaknya tangisan dari langit,
tanpa ada sang pelangi yang dapat menjadi pelipur lara.

itulah aku,
dan kesakitanku.

jakarta, 29 juni 2018.

all about depressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang