lagi-lagi,
aku merasakan rasa itu.
rasa sendiri yang amat sangat kubenci.
rasa yang selalu membuatku ingin bersama dengan kematian yang abadi.aku benci sendiri,
aku benci merasakan sepi.jangan katakan padaku untuk mencoba bergaul dengan teman-teman disekitarku.
karena itu sudah kulakukan.
aku sudah mencoba segala hal agar terlepas dari rasa itu.
namun,
rasanya itu semua adalah kegiatan yang hanya menguras energi, dan tak dapat menghilangkan rasa itu.kalian tau?
aku benci situasi ini.
aku benci merasa menjadi orang yang paling sial dalam hidup ini.
aku benci menjadi diriku.
aku benci hidupku.terkadang,
aku berpikir, apakah tuhan membenciku?
mengapa ia memberikan cobaan yang bertubi-tubi terhadapku?
aku tak sekuat itu, tuhan.
aku hanyalah hambamu yang lemah, dan tak berdaya.
namun, mengapa engkau masih tetap memberikanku cobaan yang tak dapat kuhadapi?kalian tahu?
rasanya, aku ingin benar-benar mati saat ini.
tertidur dengan damai didalam lubang yang sama, bersama pahlawanku.
mungkin, disana aku bisa tak merasa sepi.
aku bisa bercerita banyak dengan pahlawanku itu.
aku bisa tertawa lepas, tanpa harus merasajab sakitnya sepi.aku lelah,
teramat sangat lelah.
ingin menyerah.
namun, tuhan tak kunjung memperbolehkanku untuk tertidur damai bersama pahlawanku itu.
harus sampai kapan aku berjuang?
sampai kapan, teman? aku lelah.aku hanya ingin memeluk pahlawanku, sambil tertidur disampingnya.
seperti saat aku belum mengenal rasa ini.
masa dimana, aku merasa akulah orang terberuntung karena aku memilikinya.aku ingin tertidur damai disampingnya.
aku ingin menghilangkan penak, dan rasa itu.
aku tak ingin merasakan perasaan ini lagi.
aku lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
all about depression
Poetrycuma cuitan seseorang yang sedang mengalami fase rendah dalam hidupnya. jika tidak menyukai hal-hal berbau depresi, silakan di skip saja, jangan menghina. karena, kalian tak akan tau rasanya tersiksa dengan rasa 'itu'