"Na,mamah lupa bawa parsel buat pak Andi. Kamu anterin sekarang ke kantor yah biar ga keburu pergi pak Antonya"
Ratna yang baru bangun tidur karena mendengar dering telepon dari ibunya hanya duduk lunglai mengucek-ngucek matanya. Hari ini memang tak ada kuliah namun ada praktikum siang nanti. Niatnya ingin bangun siang kini harus pupus sudah karena titah ibunya.
Ia mengambil handuk yang di jemur di halaman belakang kontrakan nya dengan langkah masih gontai dan setengah diseret. Melihat ke arah langit ternyata matahari belum begitu panas. Begitu masuk ke dalam nyatanya ratna tak langsung beranjak ke kamar mandi melainkan melihat pesan yang masuk di handphone nya. 80% dari kekasihnya. Mendengus malas maka ratna taruh kembali handphone nya di atas meja dan segera ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian ratna mematut dirinya kembali di cermin untuk memastikan dirinya berpakaian rapih mengingat praktikum nanti adalah praktikum dengan peraturan ketat dan asdos yang super jutek. Memeriksa kembali tas nya agar tidak ada yang tertinggal.
TRING! Notif dari aplikasi ojek online yang membawa pesan bahwa drivernya sudah sampai di tempat menjemput. Ratna keluar sebentar."sebentar yah pak,saya pake sepatu dulu" sambil menenteng sepatu ke depan teras kontrakannya. Setelah selesai mengikat tali sepatunya maka ratna bergegas sambil menenteng parsel titipan ibunya.
Ojeknya melaju di jalanan bogor yang sedikit sepi karna sudah lewat jam orang berangkat kantor. Sambil melihat kanan kiri, ratna mengagumi kota ini yang lumayan sejuk dan tenang. Rambut keritingnya yang panjang di kuncir membuat angin semilir membelai tengkuknya. Sesekali dia membetulkan letak kacamatanya yang sering merosot karna hidungnya yang tidak mancung.
Ojek itu berhenti di depan gedung salah satu kantor tempat ibunya ratna bekerja. Ratna segera membayar ongkosnya. Memasuki pelataran kantor ia disambut pak dadang,satpam yang sudah kenal baik dengannya.
"ketemu mamah neng?" tanya pak dadang sambil membuka gerbang dan mempersilahkan ratna masuk.
"heheh iya nih pak"
"yaudah neng tunggu aja..bentar nanti saya kasih tau bu atikah nya"
"oke pak"
Ratna memasuki lobby kantor itu dan duduk bersandar ke dinding dibelakangnya. Didepannya kini ada sosok laki-laki memakai pakaian santai dan sepatu adidas kekinian. Kulitnya coklat dengan rambut pendek lurus belah pinggir menggunakan pomade membuat penampilannya sedikit kharismatik walaupun tidak memakai pakaian formal. Ratna mencoba melihat wajah laki-laki di depannya yang sedari tadi fokus menunduk bermain handphone dan mengetik-ngetik sesuatu. Lalu laki-laki itu berdiri dan membuat ratna tercekat karna tinggi badan laki-laki itu yang entah berapa senti jauhnya dari tinggi badannya yang hanya 156cm. Ratna mencoba menebak kira-kira hanya sepundak nya kurang tinggi dirinya bila bersanding disebelah laki-laki itu. Terdengar suara menjawab telepon dari laki-laki itu,sayup-sayup ratna mendengar percakapannya dan ia menangkap sebaris kalimat "iya sayang,aku udah dikantor papah,oke sayang,love you too,bye muach".
Ratna merasa seketika itu juga rasanya mau muntah mendengar percakapan tadi.
"what the hell?!! Ganteng tapi ihhh jijik!" batinnya sambil menggidikkan bahunya.
"eh ratna! Ngapain kesini?" sapa pak anton yang tidak lain adalah bos dari ibunya. Ratna salim kepada pak anton dengan sopan.
"ini nganterin titipan mamah,oom" balasnya dengan senyum ramah.
"ohh dikirain mau minta ongkos..kan nanti om yang kasih hahaha"
"hehe engga kok oom"
"ohiya ratna kenalin ini anak oom yang paling gede nih" pak anton menepuk-nepuk bahu laki-laki muda disampingnya. Laki-laki itu mengulurkan tangannya tanpa ada senyum. Ratna menjabat tangan itu dengan seksama dan perasaan sedikit gugup.
"faisal" ucap laki-laki itu dengan suara rendah yang terdengar sangat lebut dan ramah di telinga ratna. Dengan seksama ia mengamati sedikit wajah faisal yang menurutnya sangat ramah walaupun tidak tersenyum. Tatapan matanya sangat bersahabat yang jika perempuan menatapnya pasti akan otomatis tersenyum -seperti ratna kini- meskipun sang pemilik tatapan itu tidak tersenyum.
"R-ratna" dengan senyum tersungging sedikit salah tingkah.
"eh,fai, ratna ini mahasiswi geologi loh. Sebidang sama kamu kan?" pak anto menyelak di antara ke terpesonaan ratna kepada makhluk bernama faisal ini.
"hampir,pah" jawab faisal pendek. Ratna semakin gemas di buatnya. Sungguh membuat hatinya sedikit penasaran dengan sosok faisal ini.
"faisal nih lulusan teknik perminyakan,rat. Baru lulus banget nih dia"
"ohiya oom..hehehe hebat yah hehehe"
"ratna!" ibu atikah mencolek pinggang ratna yang membuat ratna tersadar dari sihir pesona milik faisal.
"ngg iya mah? Oh ini parselnya" ratna kemudian memberikan parsel milik ibunya. Kemudian dengan sopan faisal menyalimi ibu atikah dengan menyunggingkan senyum singkat. Ratna yang melihat senyum faisal lagi-lagi merasa entah kenapa ingin tersenyum juga.
"udah mukanya ramah begitu..senyumnya manis banget. Tambah cakep kalo senyum. Keliatan manis banget nih orang" ratna membatin sendiri.
"aduhhh faisal tambah ganteng yah sekarang. Gimana kuliahnya sal?" ibu atikah berseru girang.
"alhamdulillah tante..udah beres. Sekarang lagi nunggu masuk kerja" faisal tersenyum ramah dan sedikit malu-malu.
Ratna hanya bisa mengamati gerak gerik faisal yang menurutnya sangat rapih. Matanya yang sedikit menyipit jika tersenyum. Suara nya yang lembut dan ramah. Tangannya yang begitu halus dan genggamannya yang juga begitu lembut. Tak lekat ratna mengamati faisal tapi yang di amati sepertinya tidak merasa atau risih di perhatikan begitu lekat yang membuat ratna betah lama-lama memperhatikan figur faisal. Tinggi tapi tidak begitu kurus. Mata hitam dengan tatapan ramah. Suara nya yang begitu lembut mampu membuat ratna tersenyum.
"kalo marah pasti lembut banget nih orang...duh mau deh gw di omelin dia seharian" ratna gemas sendiri. Ratna juga suka dengan sikap sopan faisal yang menurutnya terasa pas dengan gerakan anggun dan lembutnya.
Tetapi kemudian bayangan percakapan faisal dengan pacarnya tadi di telpon hinggap kembali di ingatan ratna. Ratna memutar bola matanya sambil memaki dalam hati "lu ganteng abis tapi kenapa harus alay begitu sih pacarannya! Yaelaahhh drop banget deh!".

YOU ARE READING
Hanging Wall
RomanceRatna jiwani dewi : mahasiswi teknik geologi, 22 tahun, cuek , flirty,ekstrovert achmad faisal hadi : anak minyak idaman wanita, 26 tahun, mapan, ramah, introvert rasa suka ratna terhadap faisal hanya sebatas mengagumi dan faisal yang masih memilik...