L for Loser

20 5 2
                                        

Raja siang terlihat malu malu menampakkan dirinya pagi ini.

Nyanyian merdu burung burung mendominasi pagi hari ini.
Cahaya matahari mulai mengintip di sela sela gorden putih polos yang masih saja menutupi jendela kamar ku.

Aku mulai melangkah ke arah jendela , menyibak gorden sembari berkata

" Semoga hari ini baik baik saja ".

Kuhirup dalam dalam aroma suasana pagi hari ini.
Langit tak lagi nampak jingga dan akupun bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.

Lagi.

*****

Sekolah....

Salah satu neraka yang harus kuhadapi dari sekian neraka yang ada di dunia ini.
Dan mereka a 'bully' yang bertugas sebagai mesin penyiksa setiap harinya.
Dengan si Rambut Pirang yang senantiasa menjadi pimpinan mereka.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah.
Mereka selalu saja menjamu ku dengan tatapan sinis dan kebencian.

Aku tak bersalah. Aku bahkan tak pernah melakukan interaksi dengan mereka ataupun dengan siapapun di sekolah walaupun hanya sekedar untuk tersenyum bahkan melambaikan tangan.

Aku terus saja menunduk dan berjalan menjauh dari mereka. Berharap aku tak dibully nya kali ini.
Aku semakin mempercepat langkahku. Ingin rasanya aku memiliki kekuatan layaknya Flash , aku bisa saja menghindari mereka dengan super cepat dalam hitungan detik.

Namun itu hanyalah bagian kecil dari imajinasiku.

Aku menoleh ke belakang. Mereka tak terlihat lagi.

"Apa ini? Tak seperti biasanya"

Mereka biasanya mengusiliku bahkan sampai membuatku jatuh tersungkur sebagai ucapan 'selamat pagi' setiap harinya.

Aku memperlambat langkahku. Rasanya begitu ringan. Rasa khawatir yang selalu saja menghantuiku sangat membebani ku. Namun sepertinya kali ini mereka membiarkan ku hidup. Walau hanya untuk 1 jam saja.

Ya , setidaknya aku masih bisa bernapas dengan santai tanpa masalah.

"Sepertinya Tuhan memberkati ku pagi ini" gumamku

Namun langkah ku seketika berhenti ketika ada seseorang yang menarik tas ku. Sontak aku tertarik kebelakang dan diam mematung setelahnya.

"Hey.. hey.. hey.. Mau kemana kau ?"

Aku menelan ludah ku kasar , aku mengenal suara ini. Pemiliknya sudah kupastikan jika dia si gadis pirang itu.

"Oh Tuhan , jangan lagi" gumamku

Aku menoleh perlahan dan melihat mereka bersedekap dada sambil menatap ku tajam.

"Aku tidak ingin kemana mana. Aku hanya ingin ke kelas."

Aku berbalik membelakangi mereka dan berniat untuk segera meninggalkan mereka.

Aku terus saja menunduk dan mencengkram erat tas ku. Namun entah mengapa kaki ku terasa sangat berat untuk menjauh dari mereka.

"Shit , Ayolah! Kali ini saja dukung aku. Sialan kau kaki bodoh" umpatku kini pada kakiku

Salah satu dari mereka mulai melangkah mendekat padaku.

Kutebak pasti dia adalah ketua geng dari semua anak gadis yang berjejer di hadapanku tadi.

Dari caranya menatapku angkuh , memilin rambut , dan mengunyah permen karet membuatku dengan mudah menebaknya.
Apalagi suara kunyahan permen karetnya itu. Ingin rasanya kepalaku meledak karena caranya yang lambat mengunyah.

Dia merengkuh leherku agar lebih mendekat padanya. Mencengkram bahuku agar membuatku berbalik menghadapnya.

Aku menatap wajahnya , wajah yang penuh dengan kebencian terhadapku.

Dia mulai berjalan sembari merangkul ku dan menebar senyum ke orang orang dengan makna 'kami berteman baik'

"Dasar manusia" gumamku

"Kita mau kemana?" Tanyaku padanya

Mereka terus saja berjalan tanpa mengubrisku

"Namun ini loker siswa bukan? Kenapa mereka membawaku ke sini?"

Langkah mereka tiba tiba berhenti.

Gadis pirang itu kini mendorongku hingga punggungku menghantam loker.

"Ouch.. apa yang kalian lakukan?"
Punggung ku terasa begitu nyeri akibat dari si pink bubble gum girl itu. Aku terus saja mengelusnya.

Kini aku menatapnya heran.
Dia kini mengacungkan jari telunjuknya dan mengayunkannya ke depan?

"Apa lagi ini Ya Tuhan?"

Kini teman temannya yang kuyakini adalah bawahannya datang menghampiriku dan dengan santainya mereka mulai menendang dan memukuli ku.

Kupejamkan mata ini.
Aku terus saja mempertahankan kepalaku dari pukulan mereka dengan kedua tangan ku.

"Why did you do this?"

"Why did I do to you?"

Pukulan demi pukulan terus saja mereka luncurkan padaku.

Dan gadis pirang itu.
Dia hanya terus tersenyum.
Hanya diam menyaksikan bawahannya menyiksa ku.

Aku menatapnya , dia tersenyum puas atas tindakannya

"Enough girls! Kita pergi sekarang" dia melangkah menjauh meninggalkan kawanannya

"Dasar pecundang!"

"Mati saja kau!"

"Jangan pasang tampang buruk mu itu , loser! Itu membuat ku jijik"

Mereka menampar , menendang , bahkan meludahi ku sebelum pergi. Hardikan mereka begitu tulus mereka ucapkan.

"Aku memang seorang pecundang" ucapku lirih.
Pipiku mulai dibasahi oleh air mata.

Aku bahkan tak pernah membuat kesalahan pada mereka. Dan dengan teganya mereka melakukan ini padaku?!

" Why God? Why?!" Tangisku pecah , dadaku terasa sesak dan juga nyeri.

Apakah Tuhan juga membenci ku?
Sebenci ini kah Tuhan padaku?
Se hina ini kah aku?

Aku mulai menyeka air mataku.
Aku melangkah terhuyung huyung keluar sekolah. Tak mungkin bagiku masuk ke dalam kelas dalam keadaan memar dan babak belur di seluruh badan.

Aku hanya bisa menepuk bahuku dan berkata

"Kau akan baik baik saja , loser"

___________________

Jangan tanya ide dapat dari mana :v

Kegajean yang luar biasa gaje ini akan membuat mata kalian buta :v

Voment seikhlasnya :v ga maksa aku mba/mas

Sebagai penulis yang baik , saya harus memperhatikan lapak ku ini. Tanpa debu dan tak usang :v

So , krisar selalu kunantikan , wahai human ~

-stnicAlien-

My Own WorldWhere stories live. Discover now