My Own World

Borld

"Kau akan baik baik saja , loser"

.
.
.
.
.

****

Masa remaja ku begitu rumit.

Dimana aku yang selalu dianggap samsak tinju , dipukul oleh mereka dengan sekuat tenaga.

Dimana aku terjerat dalam kawasan yang menerapkan 'hukum rimba'.

Aku selalu saja terlihat lemah di mata mereka.

Namun dunia ku menempatkan ku sebagai pemegang terbesar dan paling berpengaruh di dalamnya.

Aku menamakannya 'Borld'

****

Aku tak ingat kapan awal mula aku menemukan hal yang 'tak biasa ini'.

Awalnya aku hanya merasa bahwa ini semua hanyalah sebuah imajinasi yang berlebihan hanya karena sebuah kalimat yang menyentuh perasaan.

Tempat , cuaca , waktu, bahkan para tetanggaku terlihat berbeda.

Bahasa mereka sangatlah berbeda dengan bahasa yang kugunakan.

Bahkan pernah sekali aku dikejar oleh sekumpulan barbarian bertombak karena hanya melototi mereka.

Namun ayahku selalu saja datang mengacaukan keasikanku.

" Wajahmu babak belur lagi? "

" Dasar berandalan "

Ayahku selalu datang membawa kotak P3Knya untuk mengobati memar di wajah , kaki serta tanganku.

Aku tahu dia mengetahui kalau aku adalah korban bullying.
Namun dia tak dapat berbuat apapun.
Kami keluarga miskin.
Mengeluarkan aku dari sekolah ataupun melaporkan para bully itu tentu butuh uang.

Beruntungnya aku mendapat beasiswa untuk masuk ke dalam neraka yang elit itu.
Namun sialnya , para iblisnya begitu kejam padaku.

But devil is a devil. Neraka tentu membutuhkan mereka , bukan? Pft

Ayahku selalu berkata ,

"Inilah yang ibumu inginkan. Melihatmu tumbuh menjadi gadis yang kuat dan juga cerdas. Apakah kau tega mengecewakannya?"

Ya , ibuku telah tiada semenjak aku berumur 10 tahun. Dan 7 tahun lamanya , senyumnya menjadi kekuatanku untuk tetap bertahan.

Ayahku hanya sebuah penulis biasa. Buku buku yang dia tulis jarang ada yang terjual habis di toko buku. Bahkan laku di pasaran pun kami sangat bersyukur.

Ayahku merintis karirnya sejak dirinya melajang. Dan ibuku menemukannya dan menjadi authornya .

Dan aku? Aku selalu meminta buku ayah untuk kubaca dan kujelajahi setiap harinya.
Tak jarang pula ayahku membeli beberapa buku untuk ku.

Ketika aku membaca judul buku yang akan menjadi tempat pelarianku , sebuah pintu akan muncul. Pintu itu jalan masuk menuju Borld yang akan merombak habis ciri dan sifat asliku.

Dengan langkah pasti , aku seraya menatap lurus kedepan dan berkata " i'm home ".

****

Buku favoritku darinya yaitu ' Petualangan Sherlock Holmes ' salah satu seri cerita pendek Holmes yang terbit tahun 1891 - 1892an