8.#Galuh

153 21 23
                                    



Part 8: Kehilangan kendali










"Hai ananda Galuh, bagaimana rasanya hari ini setelah meninggalkan saya sendirian tanpa pamitan?" Kata Agung sambil tersenyum paksa mendudukan diri dimeja gue.

Gue meringis, "Maaf tadi gue dijemput Kak Angga, hehe."

"Huha hehe huha hehe tau gue bangsat! Noh adik kelas pada bisik bisik tentang lo." Ucap Agung mendecak lalu duduk dibangkunya.

Gue langsung muter badan, mandang Agung tepat. "Bisik bisik tentang apa?" Tanya gue kepo.

Agung mengerling, "Bisik bisik tentang kenapa sih cewek yang bareng Kak Angga tadi jelek banget? Pendek lagi ckckck mendingan gue" katanya dengan nada yang disengaja dan bibir yang dimajukan.

Gue menghela nafas, natap Agung datar. "Bacot lo"

"Lah anjir beneran!" Kata cowok itu.

"Lo jadian?" Ucap Gilang yang ada disamping gue yang sedaritadi diam karena harus tanda tanganin dokumen, entah dokumen apa.

Gue senyum, "Hehe belum"

"Menjijikan njir. Si Angga mana mau sama lo, lo kan jarang mandi." Celetuk Agung ngebuat gue langsung natap dia tajam.

Gilang meneliti gue dari atas kepala sampai ujung kaki. "Nggak woi, dia mandi sekarang." Kata cowok itu samnil memajukan badan dan mendengus, "Wangi lagi."

Gue langsung menjauh, mendorong keras wajah Gilang sampai cowok itu agak terhuyung kebelakang. "Mesum lo anjeng."

Agung juga mendekat menghirup aroma parfum gue yang ngebikin gue langsung mendorong cowok itu keras. "Kalian pada kenapa sih anjiinggg?!!"

Agung mengerjap pelan, "Eh btw lo pake parfum Kakak lo ya?"




LAH KOK DIA BISA TAU?




"Soalnya tiap Kakak lo lewat rumah gue pasti harum ini baunya. Nggak kayak lo, lo kalau lewat bau hapek anjir."

Bodoamat.


Gue mengulum bibir terus mengernyit mulai sadar ada yang kurang. "Eh Arya kemana?" Kata gue melihat bangku Arya yang kosong tapi ada tasnya itu.

Gilang menguap pelan, "Ah dia kan dispen buat turnamen bulan depan." Katanya sambil menidurkan diri membuat gue mengerti.

Arya sekarang ini sering sibuk, sibuk buat turnament. Gilang juga sibuk tentang keorganisasiannya buat ngurusin data data para siswa yang baru masuk ke sekolah ini. Agung juga sama, Cowok yang gue sangka nggak berguna itu nyatanya sangat dibutuhkan kalau ada pertandingan basket antar sekolah walaupun luar kota, bahkan antar provinsi juga bisa.

Semuanya sibuk, kecuali gue yang hobinya cuma rebahan aja.

Gue kadang nungguin Agung yang sedang latihan karena gue pulang bareng cowok itu biar irit duit, Gue juga kadang nungguin Arya yang juga sedang latihan walau sama Arya ini lebih enak karena gue pasti dikasih duit buat jajan biar nggak bosen nunggu.

Beda sama si sialan Agung yang nuntut ke gue harus beli Aqua sebagai ganti karena gue numpang walau akhirnya gue kasih aqua gelas aja yang gopean.

Kalau sama Gilang sih, ada enaknya sama enggak. Enaknya sih kalau nunggu diruang OSIS gue bisa dapat WIFI, lancar lagi. Gue bisa nari nari nggak jelas sendirian atau tertawa hebat saat nonton Video Oppa. Yang nggak enaknya itu sih Gilang kadang keluar nggak jelas kemana ngebiarin gue sendirian dengan orang orang yang nggak gue kenal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GALUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang