Perfect

1.1K 214 117
                                    

Taeyong sedikit terganggu saat merasa sesuatu yang lembab menempel diwajahnya.

Dia membuka mata perlahan saat benda kenyal itu terus menghujani wajahnya berkali-kali.

Menatap lembut pemuda yang menindih tubuhnya sambil terkekeh.

"Hehehe"

Taeyong tersenyum sambil mendekap pemuda di atasnya. Tangan kanannya mengusap lembut surai hitam kesayangannya.

"Kenapa?"

"Bangun"

Taeyong langsung menoleh kekanan melihat jam yang bertengker di meja nakas disamping ranjang besar itu.

Demi Tuhan.
Ini masih pukul dua belas malam.

Kenapa Ten membangunkan nya secepat ini.

Bahkan besok hari libur jadi dia tak perlu bangun pagi untuk berangkat ke kantor.

Dia bisa bangun sedikit siang.

"Ini masih malam, sayang"

Ten menggeleng manja memajukan bibir bawahnya membuat Taeyong segera mengecup singkat bibir merahnya.

"Aku bilang bangun"

Taeyong menurut saat Ten sudah menariknya untuk duduk bersandar dikepala ranjang.

Dia terus terkekeh menampilkan giginya yang rapih.

Ya Tuhan.
Kenapa Ten-nya selalu menggemaskan seperti ini.

Taeyong mencondongkan kepala mengecup bibir menggoda itu. Melumatnya lembut memberikan sensasi nikmat buat Ten.

"Lepas dulu"
Seru Ten setelah melepas sepihak pagutan memabukkan itu.

Taeyong mendesah kasar.

Ck, menyebakan.

"Tunggu disini"

"Mau kemana?"

Ten beranjak turun dari ranjang mengecup sekilas ujung bibir Taeyong. "Ke dapur. Jangan tidur lagi"

.....

Ten kembali dengan sebuah cake ditangannya.

Taeyong tersenyum tampan.

Sekarang dia tau kenapa Ten membangunkannya tadi.

Ternyata Ten sudah merencanakannya.
Menyiapkan kue ulang tahun untuk Taeyong.

Ten berjalan mendekat dan mendudukkan dirinya ditepi ranjang mereka.

"Happy birthday"
Seru Ten dengan senyumnya.

"Wahh. Apa ini?"

"Kue ulang tahunmu. Tiup lilinnya"

Taeyong mengangguk tapi Ten menjauhkan kue itu dari Taeyong.

"Make a wish dulu, hyung"

Ah, Taeyong sampai lupa untuk membuat harapan dihari ulangtahun nya ini.

Dia benar-benar bodoh.

Huh...

Dia meniup lilin itu setelah selesai membuat harapannya.

Harapan yang sederhana.

Dia hanya berharap agar Ten selalu bersamanya.

Selamanya. Sampai akhir hayatnya.

"Happy birthday, my hubby. Semoga kau selalu diberi kesehatan dan panjang umur"

Taeyong tersenyum tulus sembari mengusap lembut pipi gembil Ten.

Dia mengambil kue itu dari tangan Ten lalu meletakkannya di nakas.

Taeten StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang