Kak Alvin dan telfon di malam hari

314 49 6
                                    

Malam ini malam minggu. Kal izin pergi sejak sore tadi, entah kemana. Mungkin tersasar ke rumah kak Kinza untuk main game, atau malah ke rumah numpang wifi di counter Pizza dekat rumah. Memang dasar nggak modal.

Yang pasti, malam mingguku bisa dibilang damai. Mama asyik memanggang kue, Papa berselonjor sambilmenonton tv. Aku?

Aku sedang berbahagia menikmati Running Man di laptop. Tertawa hingga sakit perut, bebas sebebas-bebasnya tanpa ada gangguan Kal yang kadang terlalu heboh.

Setidaknya itu yang terjadi sampai negara api menyerang.

Oke, bukan.

Sampai dering telfon terdengar dan membuatku mau tidak mau menjawab tanpa melihat siapa yang menelfon.

"Halo?"

"Dek!"

Yah, ternyata Kal.

"Ini siapa ya?" Iseng, aku pura-pura tidak kenal.

"Orang ganteng."

Ah, sial.

"Haa? Siapaaa?"

"Alvian Insantyo paling ganteng sedunia," katanya lagi.

Aku diam-diam berdecih. "Maaf nggak terima sumbangan."

"Haha, lucu." Meski berkata begitu, suaranya tetap terdengar datar.

"Kenapa nelfon?"

"Kamu mau tahu nggak?"

Alih-alih menjawab, ia malah balik bertanya. Aku spontan menggeleng meski tahu kakakku satu itu tidak bisa melihatnya.

"Nggak..."

"Yaudah beli tempe aja, sana, kalau nggak mau tahu mah."

Krik.

Bahkan suara jangkrik di luar rumah terdengar begitu jelas selagi suasana mendadak lengang. Oh, tidak. Di penelfon di sebrang rupanya sudah tertawa terbahak-bahak dengan menggelegar.

Kemudian sambungan terputus begitu saja.

Oke.

I'm fine. I just want to punch my bro right on his face.

brother :: KAK ALVIN ○●Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang