5

802 44 3
                                    

Arjuna memandang papan tulis dengan bosan. Cowok itu sudah menumpu kepalanya sedari tadi, memaksakan dirinya sendiri agar tidak tidur saat pelajaran Pak Dimas—guru sejarah.

Perlu diketahui, Pak Dimas adalah tipe guru yang suka mendongeng hingga membuat anak muridnya mengantuk. Sering kali mereka tertidur di dalam kelas ketika Pak Dimas mulai berceloteh.

"Bapak lo mulai gak jelas lagi, Jun ceritanya." Bisik Danu sambil memperhatikan Pak Dimas bercerita.

"Bapak gue? Bapak lo kali. Lo kan murid kesayangannya. Udah ah gue ngantuk abis liat Aldo tidur." Arjuna memperhatikan Danu yang sedang serius menyimak.

"Lagak lu kayak orang bener aje, Nu." Kekeh Arjuna sambil menenggelamkan kepalanya di kedua lengannya.

"Yee, gue mah bener. Gak kayak lu tiap pelajaran tidur." Oceh Danu, tidak terima.

"Bangunin gue kalo bapaknya udah mulai nyeremin. Eh, tapi sejak kapan bapaknya nyeremin? Ada-ada aja lo, Jun."

"Gila, ngomong sendiri."

Danu melihat Arjuna sudah tidur dengan pulas. Ia melirik Pak Dimas yang masih asyik bercerita tentang masa kecilnya saat belum ada listrik dulu. Tiba-tiba, Danu merasakan kantuk yang berlebih. Terlebih ketika melihat Aldo dan Arjuna yang sudah tertidur pulas di tumpukan tangan masing-masing.

"Maap ye, Jun. gue juga ngantuk." Gumam Danu sambil mulai tidur, pergi ke alam mimpi.

⚡️⚡️⚡️

Danu berada di dasar laut tanpa alat bantu menyelam. Ia memegang lehernya sendiri, lalu berusaha berenang ke atas sambil berharap bisa menghirup udara lagi. Ia merasa tercekik. Air itu sudah memenuhi tenggorokannya. Masuk kedalam telinganya. Membuat ia semakin merasa tersiksa.

Berulang kali ia berteriak meminta tolong, walaupun ia tahu tidak akan ada yang mendengarkannya.

Tiba-tiba pandangannya terasa gelap. Semakin samar. Ia merasa ada yang menolongnya sambil menggoncang tubuhnya agar sadar.

"Bangun, goblok. Bahaya!" Bisik orang tersebut sambil menggoncangkan tubuhnya yang sudah lemah.

"TOLONGGGGGG!!!"

"Ngapain kamu minta tolong, hah?!"

Danu bangun dari tidurnya saat melihat wajah Pak Dimas yang sudah merah padam. Ia mengusap wajahnya yang basah karena air mineral Pak Dimas yang kini tinggal botolnya saja.

"Enak tidurnya?"

"Maaf, Pak." Ucap Danu sambil melihat Arjuna yang sedang menahan tawanya agar tidak meledak.

"Sekarang, kalian semua pergi ke lapangan!" Bentak Pak Dimas sambil menunjuk pintu kelas. Seluruh murid kelas 11 ips 6 pun langsung berdiri lalu pergi ke luar kelas dengan tergesa-gesa. Tidak terkecuali Danu, Arjuna, dan Aldo.

"Bapak kecewa sama kamu, Danu. Ternyata kamu sama saja dengan murid yang lain. Selalu membuat bapak sakit hati."

'Drama banget ini guru ye.' Batin Arjuna sambil menarik tangan Danu yang sedang mengacak-acak rambutnya yang basar karena air. Mereka bertiga pun segera pergi meninggalkan Pak Dimas dengan dramanya yang semakin menjadi-jadi.

-Arjuna-

Kekurangan ideeeee😩😩😩
Ada saran? Ksh tau aja yaa

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang