8

599 33 3
                                    

Arjuna berkali-kali mengeluarkan umpatan dari mulutnya. Sudah 2 jam mereka dijemur di sini. Keringatnya bercucuran membasahi seragam sekolahnya. Berkali-kali ia menutup kedua matanya, berusaha tetap kuat melawan teriknya matahari siang ini.

Kedua temannya sedari tadi mengeluh. Mereka bertiga tidak bisa lari, Bu Tuti mengawasi ketiganya. Guru berusia 45 tahun itu sedang duduk di bangku yang terletak di bawah pohon sambil meminum air mineral dingin. Arjuna menelan air liurnya dengan susah payah sambil membayangkan betapa dinginnya air minum guru tersebut.

Tak jarang ketiganya melihat siswi yang berlalu lalang sambil memekik melihat mereka bertiga yang banjir keringat.

"Ganteng banget sihhh, gue pengen beliin minum."

"Aihhh, kepanasan aja ganteng, gimana kalau jadi pacar gue."

Dan lain sebagainya.

Arjuna sesekali mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum, berusaha menggoda cewek-cewek tersebut hingga mereka memekik lumayan kencang.

"Dihukum masih aja keluar buayanya." Sindir Danu sambil menatap Arjuna dengan sinis.

"Ga papa lah, mainan dikit. Pegel nih dari tadi. Udah kayak mau copot tangan gue."

"Lo pikir gue kaga?"

"Ga ada gitu yang mau nyumbang minum?" Keluh Aldo sambil mengusap keningnya yang sudah banjir keringat.

Arjuna tertawa kecil lalu kembali berburu cewek-cewek yang keluar hanya untuk melihatnya. Kemudian ia melihat Abel yang sedang membawa tumpukan buku paket dari arah perpus. Cewek tersebut melihatnya lalu membuang pandangannya ke arah depan sambil terus berjalan.

"Sttt sttt, cantik." Goda Juna sambil terus memandangi Abel yang sekarang berada di seberangnya. Abel melirik cowok tersebut, lalu menjulurkan lidahnya, mengejek Juna yang kini sedang tersenyum manis.

"Pacaran terossss." Tegur Bu Tuti sambil memakan gorengan yang mereka tidak tahu dari mana asalnya.

Arjuna nyengir kuda sambil memperbaiki posisi hormatnya.

Tanpa ia ketahui, Abel tersenyum manis sambil melihat cowok tersebut sedang di hukum. Entah antara senang bisa melihat ia di hukum oleh guru galak tersebut, atau senang karena bisa bertemu lagi.

-Arjuna-

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang