12

585 26 0
                                    

Saat ini ketiganya sudah berada di sekolah. Mereka pun berjalan di koridor kelas 11 IPA dengan baju berantakan khas berandalan sekolah. Tentu saja seluruh murid yang sedang berada di koridor menatap ketiganya dengan tatapan heran sekaligus kagum.

Heran karena mereka biasanya selalu telat, tetapi kali ini tidak. Kagum karena ketiganya memang diakui sangat tampan di sekolah tersebut sehingga membuat siswi-siswi mengagumi ketiganya bahkan ada yang sampai mengirim surat.

"Laper nih." Keluh Aldo sambil memegang perutnya. Danu mengernyit bingung.

"Lo udah habis dua piring nasi goreng dan lo masih bilang laper? Buset." Arjuna berdecak.

"Ya udah, ayo kantin." Ajak Danu kepada kedua temannya. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke kantin setelah menaruh tas di kelas.

Sesampainya di kantin, Aldo menanyakan pesanan kepada kedua temannya, lalu segera pergi mengantre. Kantin pagi ini tidak terlalu ramai lantaran banyak anak-anak yang sudah sarapan dari rumah. Hanya ada 2 atau 3 anak yang pergi ke kantin untuk membeli minum ataupun makan.

Arjuna mengamati sekitar, mengusir bosan yang melanda. Tiba-tiba matanya menangkap Abel yang sedang berjalan ke kantin bersama kedua temannya.

Arjuna bersiul sambil melihat Abel yang melewati mejanya. "Eh neng Abel. Pagi-pagi udah cantik aja." Goda Arjuna saat mereka lewat.

"Apaan sih lo, Jun?" Sewot Hana sambil memutar bola matanya malas. Arjuna pun membalas perkataan sepupunya yang membuatnya kesal tersebut.

"Eh gue ga ngomong sama lo ya, curut."

"Ehhh apa tadi lo bilang?!"

"Curut! curut! curut! curut!" Ejek Arjuna.

Untuk menghentikan pertikaian tersebut, Abel pun segera menarik lengan Hana pergi menjauh dari sana. Hana tetap adu mulut dengan Arjuna, hanya saja kini ia ditarik menjauh dari tempat tersebut.

Arjuna menoleh ke arah Danu yang bengong sambil menatap mereka bertiga pergi ke warung Bu Wati. Cowok tersebut melamun dengan mulut yang sedikit terbuka, mengundang rasa jahil Arjuna untuk melakukan sesuatu dengan posisi tersebut. Juna pun segera mengambil jeruk nipis lalu perlahan ia peras hingga airnya masuk ke dalam mulut Danu.

Danu yang tidak sadar pun langsung kaget dengan rasa asam di mulutnya. Juna tertawa melihat ekspresi Danu yang sangat aneh karena menahan rasa asam dari jeruk.

"Bangsat lo, Jun." Maki Danu sehabis meludah di wastafel terdekat. Juna tertawa sepuasnya sambil melihat Danu yang kembali ke tempat duduk.

"Lagian. Lo ngeliatin siapa sih? Gitu banget. Abel?" Tanya Juna, penasaran. Danu menggeleng.

"Bukan lah, gila. Abel kan punya lo." Jawab Danu sambil mengusap bibirnya.

"Terus siapa—"

"Kepo. Tar kalau waktunya pas juga gue kasih tau." Ketus Danu sambil menatap Juna yang berada di depannya.

-Arjuna-

Hmm siapa yooo

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang