17

552 17 1
                                    

Classmeeting sudah dimulai. Semua murid bersiap mengikuti segala lomba yang diadakan OSIS, tidak terkecuali Abel. Perempuan tersebut kini sibuk mengerjakan kumpulan soal yang berserakan di hadapannya.

"Belajar mulu." Tegur Laila yang baru saja tiba sambil menghempaskan dirinya ke kursi sebelah Abel. Sedetik kemudian perempuan tersebut mengaduh sambil menggusap-ngusap bokongnya yang langsung menghantam kursi kayu tersebut.

Abel menoleh melihat sahabatnya yang bertingkah bodoh. Perempuan tersebut hanya menggeleng kemudian kembali mengerjakan soal-soal yang masih belum selesai dikerjakan.

"Udah kenapa sih? Cape banget gue liat lo belajar mulu." Kesal Laila sambil menarik pulpen Abel. Bukannya merebut pulpennya, ia malah mengeluarkan satu pulpen lagi dari kotak pensilnya dan membuat Laila mendengus pelan.

"Gue takut kelas ga menang. Tar kalo ga menang, yang disalahin juga gue kan?" Jawab Abel dengan tangan yang tidak berhenti menulis. Laila hanya terdiam sambil mengeluarkan benda pipih berbentuk persegi panjang. Ia pun menggeser-geser benda tersebut sambil sesekali tersenyum tipis.

***

Kini ketiganya berjalan di koridor dengan Abel di tengah-tengah mereka sambil memegang pulpen dan papan dada berwarna cokelat. Bintang pun segera menghampiri ketiganya.

"Peserta ranking 1, kan?" Tanya Bintang sambil memegang beberapa lembar kertas hvs. Abel pun mengangguk cepat.

"Nih kertasnya, ini ada 5 lembar—" Bintang menjelaskan peraturan-peraturan yang ada kepada Abel, perempuan tersebut hanya mendengarkan sambil sesekali mengangguk paham.

"Hai, sorry-sorry gue telat." Ucap seseorang di sebelah Abel sambil mengatur napasnya. Sepertinya lelaki tersebut habis berlari-lari di sepanjang koridor.

Abel tertegun melihat siapa yang ada di sebelahnya kali ini. Ia bahkan tidak mengambil lembaran hvs yang disodorkan oleh Bintang.

"Hai?" Sapa Nendra sambil melambaikan tangannya di depan wajah Abel, sehingga membuat perempuan tersebut tersadar dan langsung mengambil kertas-kertas miliknya.

"Eh iya, lo ikutan ranking 1 juga?" Tanya Abel, berusaha basa-basi. Nendra tersenyum hangat, mengiyakan pertanyaan Abel.

"Oh iya, ntar kalian duduknya sampingan ya. Lo 30, Nendra 31. Ini udah diatur posisinya." Jelas Bintang sambil bersiap-siap menjelaskan peraturan kepada Nendra yang baru saja tiba. Abel pun berjalan menuju lapangan dengan jantung yang berdebar lebih cepat. Ia sendiri tidak tahu mengapa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

'Santai, Bel. Santai. Lo cuma gugup.'

***

"Sekarang, kita masuk ke sesi pertama ya!" Ucap Bintang yang menjadi MC untuk perlombaan ranking 1 kali ini. Di lapangan sebelah kanan terdapat Hana dan Laila yang heboh menyemangati Abel yang sedang bersiap-siap mendengar pertanyaan pertama dari Bintang.

Abel meraba kantongnya, mencari pulpen yang ia bawa tadi untuk perlombaan ini. Namun sayangnya ia tidak menemukan pulpennya. Perempuan tersebut panik bukan main sambil mencari pulpennya di bawah kakinya, takut kalau pulpen tersebut ia duduki.

"Kenapa, Sil?" Tanya Nendra sambil menatap Abel yang sedang panik. Perempuan tersebut hampir tidak menoleh ketika Nendra memanggilnya dengan sebutan 'Silvia'.

"Umm ini, pulpen gue ilang." Jawabnya sambil berusaha menetralkan ekspresi paniknya.

"Loh kok bisa? Nih, pinjem punya gue dulu." Tawar Nendra sambil menyodorkan pulpennya. Abel pun mengambil pulpen tersebut dengan tidak enak hati.

"Bentar dulu, Bin!" Teriak seseorang sambil berlari menuju Bintang. Remaja berusia 16 tahun itu pun langsung menoleh dan menurunkan kertas berisi pertanyaan yang akan ia bacakan.

"Kenapa?" Tanya Bintang sambil memasang ekspresi bingung. Arjuna mengatur napasnya agar bisa berbicara dengan jelas.

"Gue masih boleh ikutan ga?" Tanya Arjuna setelah napasnya mulai normal. Bintang tertegun, ia tak yakin Arjuna dapat mengikuti perlombaan ini.

"Eh? kayaknya tempatnya udah penuh, Jun." Tolak Bintang secara halus. Arjuna mengedarkan pandangannya sambil mencari tempat kosong untuknya.

"Nggak, itu masih ada yang kosong di belakang nomor 30. Atau jangan-jangan lo—" Bintang melirik ke arah lain, takut jika Arjuna memarahinya.

"Eh iya ada yang kosong. Yaudah lo langsung ikut aja. Tapi lo bawa pulpen kan?" Tanya Bintang, ia terpaksa mengiyakan Arjuna. Lelaki di depannya tersebut tersenyum sumringah.

"Ga bawa, gue pinjem dulu ya bro!" Ucap Arjuna sambil mengambil pulpen berwarna hitam yang mengantung indah di kantung celana olahraga milik Bintang, kemudian ia pun pergi menuju tempat duduknya.

"Yak maaf atas tertundanya lomba ini, sekarang kita lanjut ya ke sesi pertama." Seru Bintang setelah menghela napas panjang karena Arjuna, ia yakin pulpennya tersebut tidak akan kembali ke tangannya.

"Hai, cantik." Sapa Arjuna sambil mencolek bahu cewek tersebut. Abel hanya memberikan tatapan kesal kepadanya dan kembali mendengarkan Bintang yang sedang membacakan pertanyaan pertama.

"Pertanyaan nomor satu, negara pengekspor minyak terbesar di dunia adalah?" Bintang mengucapkan pertanyaannya dengan lantang dan sedetik kemudian, peserta ranking 1 pun menulis jawaban mereka secepat mungkin. Bukannya menjawab, Arjuna malah sibuk memanggil-manggil nama Abel.

"Apaan sih, Jun?!" Kesalnya setelah selesai menulis jawabannya dengan secepat kilat.

"Jawabaannya apaan?" Abel mengernyit melihat Arjuna yang sedang menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Denger ya, gue bego banget kalo soalnya essay. Please, kasih tau gue jawabannya." Mohon Arjuna sambil menggenggam tangan Abel. Perempuan tersebut panik bukan main, ia sesekali melirik Bintang karena takut dieliminasi dari permainan.

"Searching aja sana!" Suruh Abel sambil menghempaskan tangan Arjuna.

"Jawabannya Arab Saudi." Celetuk Nendra sambil melirik ke arah Arjuna.

"Gue ga minta jawaban lo!"

"Oh, oke."

"Angkat semua papannya di atas kepala!" Suruh Bintang di depan sana. Arjuna pun mau tidak mau menulis jawaban yang diberi tahu Nendra.

"Jawabannya adalah..."

"Arab Saudi. Silahkan bagi yang merasa jawabannya salah dapat meninggalkan tempat." Arjuna menghela napas panjang, sedangkan Nendra tersenyum samar. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang untuk Arjuna.

-Arjuna-

Hai!! Gimana ceritanya? Kalo suka bisa langsung teken tombol vote di bawah ini ya hehehe

See ya in another chap!❤️

ARJUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang