Episode 1

4.5K 115 9
                                    



Turn on the music above.

"We are done" - The Madden Brothers

Jangan lupa vote sebelum membaca.

-Happy Reading-

Bahagia itu tidak selalu dengan perihal mewah. Cukup tertawa berdua, sederhana, sempurna.

***

(1) Sore itu, Samuel dan Kaylie sedang berada di dalam sebuah mall. Keduanya berjalan beriringan menuju Cinemax. Belum juga sampai di area gedung, mereka sudah berdebat tentang film apa yang akan mereka tonton.

Samuel memberi saran penuh untuk mereka menonton film horor agar bisa memanfaatkan keadaaan. Akan tetapi Kaylie menentang keras, Kaylie sudah memberi saran jauh dari sebelum mereka berangkat agar menonton film komedi saja, karena film horor adalah satu-satunya film yang sangat Kaylie benci, seharusnya Samuel tahu itu.

Sesampai didalam area bioskop, Samuel dan Kaylie menghela nafas panjang secara bersamaan, saat mata keduanya melihat jadwal film dengan label Now Showing. Tidak ada satupun film yang mereka maksud. Itu artinya perdebatan mereka sedari tadi sama sekali tidak ada gunanya.

Samuel menyipitkan matanya ke layar jadwal untuk mengamati jelas judul film apa saja yang bisa ia pilih, sementara Kaylie membuka aplikasi youtube untuk melihat sebuah kilasan film-film yang tersedia. Samuel menengok ke arah Kaylie yang berada di sampingnya. "Gimana nih, Kay?" Kaylie hanya mengangkat kedua bahunya tanda terserah.

Samuel mengangkat tangan kanannya keatas yang sudah terkepal dan menyembunyikannya diatas kepala. Kaylie yang paham dengan aba-aba tersebut langsung mengikuti gerakan Samuel. Kertas..gunting..batu..! Seri. Kertas..gunting..batu..! masih seri. Kertas..gunting..batu..! "YES." Kedua tangan Kaylie mengacung ke atas tanda girang. Samuel menggaruk lehernya yang tak gatal, ia kalah untuk yang kesekian kali. Suit jepang dengan Kaylie adalah hal tersulit baginya untuk menang, entah ada mantra apa yang ada ditangan Kaylie.

Kaylie pergi pergi membeli dua buah ticket  bioskop dengan karena dia menang. Sementara yang kalah, harus merasakan dua kerugian. Kerugian pertama ia harus membeli camilan yang antriannya melebihi antrian pembelian ticket. Kerugian kedua adalah pengeluaran membeli makanan sudah pasti jauh lebih besar dibanding harga ticket filmnya sendiri. 

Kaylie tersenyum ke arah Samuel, senyuman yang aneh, senyuman yang bermaksud meledek. Samuel menyadarinya. Kaylie menjulurkan lidah kepada Samuel, kemudian Samuel memiringnya telunjuk dikeningnya tanda membalas Kaylie.

(2) Mohon perhatian anda, pintu teather dua telah dibuka. Mendengar informasi tersebut, Kaylie dan Samuel langsung masuk ke teather tersebut. "Ini nomor berapa sih, Kay? Coba terangin dong." Samuel mendekatkan ticket bioskop ke dekat matanya, sedikit tidak jelas karena ruangan cukup gelap. "Lo gak liat gue lagi bawa apa?" jawaban ketus Kaylie membuat Samuel menoleh ke arah Kaylie yang memegang dua buah minuman large di tangan kiri dan kanannya serta satu box popcorn berukuran besar yang diselipkan di ketiaknya, sudah repot.

Samuel menerangi ticket memakai flash diponselnya dengan sedikit kesusahan karena di tangan kanan Samuel sudah ada satu paket sosis dan nugget, dan ditangan kirinya ada satu buah hotdog. Sepertinya mereka lebih cocok Tamasya.

"E16 dan E17, Kay." Mata Samuel mencari. "Kayaknya kelewat deh. Hehehe itu dibawah." Mereka berdua turun tiga anak tangga lagi dan duduk di kursi sesuai dengan yang tertera pada ticket. Seluruh lampu ruangan teather sudah dipadamkan, pertanda film akan segera berlangsung Kaylie membenarkan posisi duduknya, menyamankan diri dengan kursi. Mereka mencoba menikmati film tersebut walaupun tidak tahu itu film tentang apa.

Sudah 20 menit film berlangsung. Biasanya mereka selalu ada reaksi apabila memang cocok dengan filmnya. Tapi kali ini tidak, keduanya hanya mengikuti alur saja. "Kay, lo sayang sama gue gak sih?" Samuel punya sebuah kebiasaan yang suka tiba-tiba bertanya hal apa saja dan dimana saja tanpa peduli lokasi, situasi dan kondisi. Pertanyaan Samuel tadi membuat mata Kaylie langsung mendelik ke arah Samuel.

"Mulaaai, mulaai, randomnya kumat." Kaylie sudah terbiasa meski sebenarnya tidak ingin terbiasa. "Jawab duluuu." pinta Samuel. Dengan nada terpaksa Kaylie menjawab "Iya."

"Sayang." Kaylie menyambung kalimatnya. "Kok terjeda gitu sih? ulang dong yang serius." Pinta Samuel yang membuat mood baik Kaylie sedikit turun satu tingkat. "Lo bisa nonton film aja gak sih, Sam?" Kaylie sedikit menyentak. "Of course. Tapi gue mau lo jawab dulu yang tadi dengan kalimat yang mulus dan tegas, abis itu gue fokus nonton."

"Sampe bohong gue hambur ya ini popcorn ke muka lo." Ancam Kaylie serius, kini mood baiknya sudah turun dua tingkat. "Janjiiii, tapi mulus dan tegas." Samuel menegaskan sekali lagi. "Iya gue sayang sama lo, so sekarang lo buka mata lo lebar-lebar, arahkan kepala lo kedepan layar, tutup mulut lo sampe film selesai. Dan simpen kerandoman lo sampe balik, sampe lo mati bila perlu. Oke!"

Bibir samuel manyun "Kenapa harus ada kalimat sambung yang mengerikan kaya gitu siih. Gak sesuai permintaan deeh, mana bawa-bawa mati segala" , ia merajuk , Kaylie melihatnya bukan kasian malah pengen nampar. "GUE BALIK DEH!" Nada Kaylie meninggi sambil beranjak dari kursinya, niat hati hanya menggretak namun sampai membuat penghuni kursi kiri, kanan, depan, belakang dan belakangnya lagi menoleh kearah mereka siap menghujat.

Samuel tampak panik, sesuai harapan Kaylie. Ia langsung menarik tangan Kaylie hingga ia kembali duduk. Samuel lupa bahwa Kaylie hanya wujudnya saja yang manusia, tapi jiwanya adalah Harimau. Seketika hening. Bibir Samuel kelu, bingung kalimat apa yang pertama harus ia keluarkan. Ia mendadak bungkam. Ingin minta maaf, tapi takut diterkam. Samuel mengambil popcorn dengan perlahan, sebisa mungkin tidak menghasilkan suara sedikitpun.

"Kay, maaf, jangan marah." Samuel benar-benar tidak bisa mengerti kondisi. Kaylie mendengarnya hanya bisa menarik napas dalam sembari memejamkan matanya menahan amarah. Samuel menghampiri tangan kiri Kaylie yang sedang menganggur, membawanya melewati pembatas kursi. "Maafin samuel yang ganteng ini ya Kay."

Dua jam film berlangsung. Lampu ruangan teater menyala, tanda film sudah berakhir. Sebagian penonton beranjak dari bangku, sebagian lagi masih duduk menunggu sepi. Samuel dan Kaylie lebih memilih untuk segera keluar dari studio, terutama Kaylie yang ingin cepat-cepat menghirup udara segar dengan lepas.

"Kay, jadi intinya film tadi tuh intinya tentang apa sih, gue gak terlalu ngerti alurnya?" Tanya Samuel polos. "Lo beli ticket lagi dan nonton ulang aja klo gak ngerti." Kaylie menjawab ketus. "Yuk." Ajak Samuel entah itu bercanda atau serius. Kaylie hanya berdecak tak peduli.

"Kenapa ya Kay, setiap gue nonton sama lo, gue suka gak fokus sama alur ceritanya. "Nonton sih, cuma kan, kurang fokus. Kalau lo kan fokus" Kaylie menggeleng tak mengerti "Lo tuh gak mikir ya, yang buat gak fokus itu lo sendiri, Sam." Mendengar itu Samuel langsung mencolek pipi Kaylie sambil cengar-cengir gak jelas "Ya jangan marah dong cantik, kan cuma nanya." Kaylie merasa jijik. "Beli es krim yuk. Tawar Samuel kemudian.

"Lo tuh klo marah sebenernya cantik tau Kay, cantik banget. Tapi gue lebih suka klo lo gak marah. Tapi muka lo lebih cantik pas lagi marah. Trus gue harus gimana dong Kay?" Samuel mengoceh sambil melumat ice cream vanilla. "Gak jelas lo." jawab Kaylie.

"Lo sayang sama gue gak sih, Kay? Pertanyaan itu lagi, Kaylie muak, kesabarannya sudah tidak bisa ditahan. "Lo tuh beneran minta dikutuk ya Samuel??" Kaylie hendak ingin memukul pundak Samuel, namun Samuel reflek menghindar. Ice cream Kaylie jatuh, memalukan. "Lo emang pencari gara-gara Sam! Sini lo!"

Samuel ketakutan dan berlari, Kaylie berusaha mengejar, namun Samuel malah semakin berlari. Alhasil keduanya menjadi seperti anak umur sepuluh tahun yang sedang bermain kejar-kejaran di dalam mall. "Mau lari kemana lo, Terkutuk!"

Seperti itulah mereka. Tidak pernah bersikap seperti pasangan ideal dan romantis seperti pasangan lainnya. Malah kadang - kadang bisa seperti musuh. Namun biarpun begitu, banyak orang yang menjuluki mereka sebagai Couple Goals.

-Bersambung-

Jangan lupa vote + komentar

Follow instagram

Sheryllstha

COUPLE GOALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang