Chapter 7

10 4 2
                                    

Inggris Raya, 18 November 2018

Kelopak mataku terbuka melihat tirai yang masih tertutup bergerak karena angin, sungguh pagi ini adalah pagi yang tidak indah. Ya ! Tidak indah karena angin berbondong bondong entah pergi kemana melaju dengan cepat membuat yang disekitarnya berantakan, udara pun berubah menjadi dingin.

Tubuh yang sialan ini begitu merekat dengan kasur, sangat susah bagiku untuk beranjak dari kasur. Dimana ponsel ku ? Oh tidak... pasti ponselku jatuh lagi, ya ! Ponselku terjatuh dan tergeletak di lantai, lalu ada satu panggilan tidak terjawab.

Nomor telepon siapa ini ? Ya sudah lah biarkan siapa tau itu hanya panggilan nyasar.

Aku mengambil amplop yang dijanjikan Kevin dan disitu bertuliskan " Be careful when opening it ".

Ku buka dengan perlahan, cukup tebal amplop ini. Dan ketika kulihat isinya, boom !!! Terdapat banyak uang dan foto foto, foto ku yang diambil diam diam oleh Kevin, dan..uang untuk apa ini ?

"Pakai uang ini untuk apa pun yang kau inginkan, yang kau inginkan !!! Bukan yang orang lain inginkan. Sampai bertemu lagi Zara."

Air mataku mengalir deras, siapa sebenarnya dia ? Dan sekarang, dia pergi, tanpa pamit, dan entah kapan dia kembali. Atau... Aku yang harus menemukannya ?. Kevin please kembalilah...aku bahkan belum memberi jawabannya padamu, aku berjanji jika kita bertemu aku akan memberikan kata "Ya" untukmu.

Ketukan pintu terdengar dari luar, dengan sigap aku mengusap air mataku, dan bergegas menuju pintu.

" Zara...ada titipan untuk mu, tadi tukang galon yang menitipkannya padaku " Suara Mrs. Irene terdengar dari luar sana, tukang galon ?.

Aku pun membuka pintu dan melihat Mrs. Irene yang terlihat kesulitan membawakan titipan itu.
Ditangan kirinya ia membawa 3 jinjingan, satu buket bunga yang ia tahan menggunakan tangan kanannya, dan satu paket coklat yang ia jinjing di tangan kanannya.

" Oh Tuhan...Maaf jika ini merepotkan mu, dari siapa ini ? "

" Ambil dulu ini, aku keberatan " Katanya dengan lirih.

" Entahlah, tapi tadi tukang galon yang menyuruh ku memberikan ini padamu, jika tidak, ancamannya dia akan membuatku sengsara, ayo cepat bawa ini masuk " Lanjut Mrs. Irene dan mendorong ku untuk masuk, tukang galon ? Yang aku tahu tidak ada tukang galon di sekitar sini. Maybe tukang galon baru.

Isi dari jinjingan itu adalah baju dress berwarna merah yang panjangnya selutut, ponsel keluaran terbaru, clutch bag dan high heels, tidak lupa disitu juga ada kertas yang bertuliskan

" Kau harus memakainya, nanti jam setengah 7 malam aku menjemputmu di luar apartemen. Kau harus memakai itu ! Dan jika kau melawan, lihat saja akibat yang terjadi pada pemilik apartemen gendut itu."

Kesan memaksa dan mengancam terlihat sekali dalam tulisan itu, mana mungkin aku memakai dress yang panjangnya hanya pas selutut, dan memakai high heels. Ponsel itu berdering dan aku pun langsung mengangkatnya.

" Halo "

" Ini semua untukmu, dan pakailah baju sepatu itu, taruh ponsel baru mu ini didalam clutch bag, dan bawa tas itu. Sampai jumpa di malam nanti "
Pria itu menutup telfonnya, aku tidak begitu mengenal suaranya, tapi suara itu seperti suara suara teman kampusku.

Aku membereskan semuanya, termasuk isi amplop dari Kevin, aku berniat memakai uang itu untuk membayar sewa apartemen ini dan kebutuhan wisuda nanti.

_____________

6:30 PM.

Aku sudah melakukan sesuai instruksi dari pria itu, dandanan ku sangat natural, jika aku tidak mengikuti instruksi itu pasti Mrs. Irene yang akan mendapatkan akibatnya, siapa sebenarnya pria itu ? Andaikan ada Kevin disini. Aku pun turun ke lantai 1, jalan ku sangat pelan, sangat sangat pelan ! Aku tidak bisa memakai high heels, dan sekarang aku menunggu pria itu didepan apartemen.

ZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang