03

5.4K 293 36
                                    

Setelah selesai merias diri, aku segera meraih tas kerjaku dan segera keluar kamar untuk sarapan bersama Ayah dan Bunda. Terlihat Ayah dan Bunda sudah menungguku di meja makan.

"Icha sayang, sudah turun kamu nak? Ayo segera sarapan dan ada yang ingin Ayah bicarakan padamu." Kata Ayah setelah aku sampai di meja makan.

"Ada apa, Yah?"

"Sudahlah, kamu sarapan dulu saja, ya. Nanti juga kamu bakalan tau." Sahut Bunda.

Aku segera menyelesaikan acara sarapanku dan membantu Bunda membereskan meja makan. Meskipun ada Bi Salma yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah, tapi Bunda selalu mengajariku untuk melaksanakan tugas-tugas rumah.

"Icha duduklah!" perintah ayah. Dan segera aku duduk di ruang keluarga, dan entah kapan datang, Ashilla juga sudah berada di ruang keluarga juga.

"Cha, hari ini Ayah minta kamu membawa surat lamaran kerja ke perusahaan HD Club."

"Maksud ayah apa? Bukannya Icha sudah memiliki butik sendiri dan insyaAllah mulai bulan depan orderan mulai rame yah?"

"Ayah tau Cha, tapi ayah juga ingin melihat kemampuan kamu di bidang Management, bukankah kamu juga memiliki Ijazah Management juga?" Ucap Ayah dengan nada serius.

"Tapi bagaimana dengan usaha butik Icha yah?" Tanyaku dengan sedikit ragu, takut ayah merasa aku membantahnya.

Memang selama ini aku tidak pernah membantah ayah dan bunda, aku selalu mengikuti kata mereka. Namun, ayah dan bunda juga tidak melarang kemauanku asalkan itu berada di jalan yang benar. Oleh sebab itu waktu aku kuliah di Oxford University aku mengambil jurusan Management sesuai keinginan ayah dan bunda. Di samping itu aku mengambil sekolah sampingan, semacam kursus Designer yang merupakan pilihanku. Sebenarnya mereka tidak memaksaku mengambilnya, tapi karena aku takut durhaka terhadap mereka, aku memilih mengikuti kata mereka sekaligus menuruti hobbyku. Dan beruntungnya jadwal kuliah bisa disesuaikan, meskipun agak sedikit keteteran dalam mengerjakan tugas, tapi Alhamdulillah aku bisa mendapatkan gelar sarjana dengan predikat terbaik, juga lulus dari kursus designer dengan predikat yang baik.

"Urusan butik, kamu percayakan saja pada Ashilla, ayah yakin dia mampu memegang butik itu sendiri kok. Betul kan, Shilla?" Jawab ayah sekaligus bertanya pada Ashilla.

"Tapi yah, Ashilla kan enggak ada hak sama sekali atas butik itu, dan ...," belum selesai Ashilla bicara ayah sudah memotongnya.

"Ashilla, apa kamu lupa? Meskipun ayah dan bunda bukan orang tua kandungmu, tapi ayah dan bunda ini adalah orang tuamu sekarang. Apa kamu lupa pesan terakhir orang tua kamu yang menitipkan kamu pada ayah dan bunda sebelum mereka pergi?"

Ashilla hanya mampu terdiam, aku tau mungkin saja masih ada perasaan sedih ketika ayah menyebut orang tuanya. Itu pasti mengingatkan tentang peristiwa kecelakaan yang menimpa orang tuanya.

"Jadi, mulai hari ini Ashilla yang akan memegang Maharani Boutiques dan untuk kamu Icha, ayah mohon turuti apa kata ayah!" Mendengar ayah mengucap kata memohon, aku tentu tidak berani menjawab lagi dan hanya bisa mengikuti kata katanya.

"Baik, Yah, kalo gitu Icha siapkan berkas lamaran Icha dulu."

"Baiklah, segera kamu siapkan dan berangkat ke kantor itu. Dan kamu Ashilla, mulai hari ini urus butik, ya. Dan satu lagi bawalah mobil Mercedez untuk kegiatanmu sehari-hari."

Setelah itu aku dan Ashilla siap siap melakukan tugas masing masing. Di perjalanan menuju kamar, pikiranku tidak tenang, aku terus berfikir bagaimana nanti, apa pekerjaanku di sana dan lain lain.

Semua berkas sudah siap dan aku segera mengendarai mobilku untuk menuju ke HD Club. Beruntung tidak terlalu macet jadi aku tidak terlambat masuk ke kantor ini. Dengan perasaan campur aduk aku beranikan diri untuk bertanya terhadap  resepsionis. Setelah aku memperkenalkan diri dan memberitahu niatku kemari, resepsionis itu memberitahu dan menunjukkanku kemana aku harus menuju meskipun dengan wajah yang terlihat sinis.

Setelah menaiki lift, kini aku sudah bangunan teratas tepatnya di depan sebuah ruangan yang bertuliskan CEO. Perasaanku semakin kacau, antara takut, gelisah dan lain lain.

Tok tok tok

Mbak resepsionis itu mengetuk pintu dan begitu terdengar sahutan "masuk" dari dalam ruangan tersebut, resepsionis membuka pintu dan mengajakku memasuki ruangan itu.

"Permisi, Pak, ini ada yang ingin melamar sebuah pekerjaan di kantor ini." Kata mbak resepsionis itu.

"Ok Vina. Sekarang kamu bisa kembali ke pekerjaanmu!" jawab laki-laki itu dibarengi dengan ia memutar kursinya menghadap ke arah kami.

"Permisi!" Kata mbak Vina sambil menundukkan kepala dan berlalu dari ruangan ini. Hening yang terjadi di ruangan ini, membuat nyaliku menciut untuk mengatakan maksud kedatanganku, sampai sebuah suara mengagetkanku.

"Ehem!" Laki-laki itu berdehem, membuatku semakin merasa bingung harus berkata apa, aku menundukkan kepalaku tak berani menatap matanya ah wajahnya. Kuberanikan diri membuka suara setelah mengumpulkan energiku.

"Assalamu'alaikumm. Selamat pagi pak, mak-" belum sempat aku selesai bicara ia sudah memotong perkataanku.

"Wa'alaikumsalam, stop!......."

***

Penasaran...?? Simak terus ceritanya yaa dears😊😊
Kali ini author ga mau banyak cuap deh. Cukup ingetin vote dan komen jangan lupa yaa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jodoh Terbaik Dari Papa  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang