V-I Human Interest

Bagian II Simple Melody

Baru tiga hari di Jepang sudah membuat Andri sedikit kerasan. Entahlah, makanannya terasa enak walau cuma salad, buah-buahan, karena ternyata NEO Com sedang mengembangkan teknologi makanan organik yang aman untuk dikonsumsi semua. Awalnya Andri merasa aneh karena sarapan dengan salad, lalu makan siang juga dengan salad, hanya makan malam yang ada variasinya sedikit, daging ikan mentah yang hampir membuat Rafly muntah. Walau agak segan, tak pelak Andri berani mencobanya, rasanya enak, sepertinya ikan tersebut tidak benar-benar mentah, tapi di steam dengan menggunakan bumbu tertentu. 

Berbeda dengan Rafly yang hidupnya sepertinya benar-benar tersiksa. Sejak kemarin sore beberapa kali dia bolak-balik toilet karena sakit perut. Andri sudah menyarankannya untuk menemui dokter dengan minta bantuan ke Rika, tapi Rafly menolak, dia bilang perutnya sensitif terhadap makanan organik.

Andri membolak-balik majalah yang dia temukan di meja dalam kamarnya. Selama tiga hari ini, semua pemenang Innovation Award menginap di sebuah asrama yang letaknya tidak jauh dari komplek perusahaan NEO Com. Awalnya Andri sempat ragu kalau dia akan betah, tapi ketika melihat kamarnya yang di desain dengan gaya futuristik, berbentuk setengah lingkaran, mirip dome (walau menurut Rafly lebih mirip rumah para Hobbit dari film Lord Of The Ring) ternyata benar-benar nyaman. Satu hal yang menganggunya hanyalah kenyataan kalau dia masih harus sekamar dengan Rafly.

Kasur air empuk, bantal yang benar-benar lembut, lampu redup, serta alunan musik sayup-sayup, rasanya seperti di surga. Sebuah lemari pendingin tampak berdiri di salah satu sisi kamar, dan ketika Andri membukanya, isinya penuh dengan minuman air mineral.

"Parah ni, aku jadi benci Jepang" gumam Rafly sambil melangkahkan kakinya menuju tempat tidurnya. "Mana yakiniku ?, mana Dorayaki ?, hikz..." gumamnya dengan suara merana.

"Beuh, Giant kesiksa banget kayaknya" bisik Andri sambil tertawa, dan Rafly hanya bisa meraung lebih keras lagi.

"Tapi asli kang, kamu kayaknya keliatah lebih kurusan, terus wajahmu lebih segar, gak selalu berminyak seperti sebelumnya" kata Andri mencoba menghibur Rafly. Tapi Rafly hanya meraung lebih keras lagi, "aku tak peduli sehat atau enggak, aku cuma peduli sama Dorayaki" gumamnya sambil membenamkan kepalanya ke atas bantal, membuat Andri kembali terkekeh.

Workshop hari ke-2 dan ke-3 benar-benar padat. Belum pernah Andri merasa kewalahan seperti itu ketika menerima materi Global Function Communication Device; materi umum tentang alat komunikasi yang seharusnya merupakan hal yang biasa. Tapi pemateri Neo Com menyuguhkannya dalam paket kerja rodi; nonstop selama kurag lebih 4 jam. Mulai dari brain storming, studi kasus, hingga kembali ke inovasi design dan harapan tekhnologi mendatang. Andri masih mengingat apa yang dia tulis, hope that cammunication device will be a nano chip that implant in your brain, so you could communicate almost seems telepathiccaly, tak lama wajahnya langsung murung ketika menyadari bahasa Inggrisnya yang ancur-ancuran. Tapi dia tidak peduli, pada kenyataannya, tetap saja pendapatnya lagi-lagi mendapatkan penghargaan yang menurutnya luar biasa, dan tentu saja sebuah door prize; laptop alienware terbaru yang memang sangat didambakannya. Kini dia bisa memainkan semua game kesukaannya tanpa takut spesifikasi komputernya tidak memadai. Tapi Rafly tampaknya mulai iri, karena beberapa kali Andri selalu jadi center dalam setiap acara, mau bagaimana lagi, Rafly terlalu banyak bercanda hingga orang kurang begitu bisa menghargainya.

Rika sudah beberapa kali mengirim pesan yang langsung di balas Andri. Sayang, kesempatan mereka untuk ngobrol lagi secara langsung belum saja terwujud, sehingga Andri harus puas jika hanya bisa bercakap-cakap dalam media chatting.

"Wah, besok acaranya programming..." gumam Rafly, tak lama dia mendengus dengan sebal, "ughh pematerinya bidadari kamu tuh" lanjutnya sambil beranjak dari tempat tidurnya.