Part 2

25 8 0
                                    

Author's POV

Malam ini entah mengapa suasana begitu indah. Langit gelap dengan hiasan cahaya rembulan yang ditemani sang bintang ditambah sepoi-sepoi angin membuat suasana menjadi semakin mesra. Sungguh menjadi suasana yang sangat cocok untuk berkumpul dengan orang terkasih, layaknya keluarga. Seperti yang dilakukan oleh keluarga Via.

Setelah terjadi insiden antara Via dengan Arga, kini seluruh anggota keluarganya berkumpul di belakang rumah. Mereka sedang melakukan pesta barbeque kecil-kecilan.

“Via, tolong siapin seafoodnya dong!” Kata Siska.

“Siap mbak.”

“Aku bantu apa nih?” Kata Anggun yang baru saja bergabung.

“Mbak bantuin aku siapin seafood aja deh.”

“Yee.. kamu Vi, dikasih tugas malah ngerepotin yang lain.” Kata Siska dengan bercanda.

“Nggak papa kok mbak.” Kata Anggun dengan sopan.

“Aduhh.. Anggun kamu santai aja ngomongnya, kok kayaknya takut gitu sama aku. Aku nggak gigit kok. Ya kan Vi?”

“Haha.. mbak Siska bisa aja nih. Iya mbak santai aja, nggak usah kaku kaya gitu.”

“Hehe.. iya.”

Memang Anggun belum terbiasa bergaul dengan Via dan kak iparnya, Siska. Karena memang dirinya baru saja bergabung dengan keluarga itu sekitar  akhir bulan kemarin. Jadi wajar jika Anggun masih merasa canggung dengan Via dan Siska.

“Semuanya udah siap?” Kata bunda Via yang baru saja datang dari dapur.

Seafood, sosis sama jagung bakarnya udah siap bud.” Kata Via.

“Apinya sudah siap?” Tanya bunda Via kepada tiga orang laki-laki.

“Siap!!” kata mereka bersamaan.
Mereka pun mulai perta barbeque. Memanggang seafood, sosis, jagung sambil berbincang-bincang diselingi dagelan ala Arga dan tingkah lucu Bella. Sungguh Via sangat merindukan suasana seperti ini.

Via’s POV
Aku sangat merindukan moment ini. Sudah lama keluargaku tidak mengadakan pesta kecil-kecilan seperti ini. Dulu sepelum kakak-kakak ku sold out, perta seperti ini sering sekali kami lakukan. Jadi moment ini terasa begitu spesial bagiku, apalagi ada keponakan kesanganku itu, dia sungguh menggemaskan.

“Ate, dedek mau itu.” Kata Bella

“Dedek mau apa??”

“Dedek mau cocis.”

“Boleh makan ini?”

“Boleh kok.”

“Kak!! Dedek minta sosis boleh?” tanya ku kepada kakak ipar karena dirinya takut kalau Bella berbohong.

“Jangan!!” kata mbak Siska dari kejauhan.

“Ate jahat!!” kata Bella merajuk dan berlari menuju papi nya.

“Dedek kenapa kok cemberut gitu?”

“Dedek mau cocis pi.” Kata Bella

“Jangan ya.. yang lain aja ya!” kata Arda dengan lembut.

“Nggak mau dedek maunya cocis.” Kata Bella masih kekeh.

“Nanti kalau makan sosis perut dedek nanti sakit. Kalau sakit nanti papi bawa ke rumah sakit biar di suntik. Dedek mau di suntik?” kata Arda mencoba membujuk putrinya.

“Dedek nggak mau dicuntik papi, cakit.”

“Mangkanya dedek jangan makan sosis ya. Dedek kan anak papi yang baik.”

“Iya papi, dedek nggak minta cocis lagi. Dedek nggak mau cakit bial dedek jadi pincess.”

“Nah gitu dong. Princessnya papi.”

Dari tadi aku memperhatikan interaksi antara ayah dan putrinya. Aku benar-benar tidak menyangka kalau kakakku bisa menjadi seorang yang lembut seperti itu pada anak kecil. Padahal sebelum menikah kakakku itu orangnya irit bicara, jarang interaksi sama anak-anak. Tapi sekarang, ia benar-benar berubah menjadi seorang ayah yang baik menurutku. Memang keluarga dapat merubah segalanya.

Author's POV
Pesta barbeque keluarga Via berjalah begitu hangat. Canda tawa dari keluarga mereka terlihat indah untuk dipandang. Mungkin orang-orang iri melihat kebersamaan keluarga Via. Mereka berkumpul tanpa ada sekat pemisah antara orang tua, anak, bahkan dengan para menantu, menjadi satu layaknya keluarga besar.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hallo.. 🙋🙋
Beberapa part awal memang Masih nunjukin kehidupan Via sama keluarga dulu ya..
Jangan lupa vote+ kritik sarannya guys.. 🙏🙏

Hola! CordovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang