Via's POV
"Thank you sir." Kata ku setelah menerima amplop putih itu dan kemudian Mr.Budi pergi meninggalkan kelas kami.
Setelah Mr. Budi pergi dari kelas, aku masih mematung di depan pintu kelas. Aku membuka amplop putih itu dengan tangan gemetaran dan perasaan yang teramat sedih. Karena aku menebak amplop ini berisi pernyataan bahwa aku gagal seleksi untuk exchange.
Perlahan aku membuka amplop itu, kemudian setelah berhasil membukanya, ku ambil selembar kertas putih di dalamnya dan ku baca isi dari selembar kertas itu dan
Tess..
Tanpa komando, tiba-tiba air mataku jatuh setelah membaca kertas dalam amplop putih itu.Author's POV
Melihat Via mematung di depan pintu membuat sahabat-sahabatnya khawatir. Akhirnya Kika menghampiri Via untuk menanyakan apa yang terjadi."Vi, kenapa?" Tanya Kika tetapi tidak mendapatkan jawaban dari Via. Via malah tiba-tiba menangis yang otomatis membuat Kika semakin khawatir.
"Via, lu kenapa sih? Jangan diem aja, cerita ke kita." Kata Kika dengan khawatir.
Kemudian tiba-tiba Via mendekati Kika dan memeluknya. Air mata Via turun semakin deras. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Via, akhirnya Kika memilih diam menunggu Via siap untuk bercerita.
Cukup lama Via menangis dalam pelukan Kika. Kaki kika sebenarnya sudah terasa lelah, tetapi ia enggan untuk mengatakannya kepada Via. Akhirnya, setelah cukup lama, Via melepas pelukannya. Hal ini dimanfaatkan Kika untuk mengajak Via duduk.
"Duduk sini dulu Vi." Kata Kika sambil menuntut Via menuju salah satu bangku di kelas dan diikuti oleh sahabatnya yang lain.Via pun menurut.
Kemudian setelah melihat Via cukup tenang, Kika kembali menanyakan apa yang terjadi kepada Via.
"Vi, lu kenapa sih? Mr. Budi tadi bilang apa?" Tany Kika dengan hati-hati, takut kalau Via kembali menangis lagi.
Via hanya diam dan memberikan selembar kertas tadi kepada sahabatnya.
"Aaa... Ya Ampun Vii, selamat ya!!" Kata Meli dengan histeris sambil memeluk Via dan diikuti dengan Kika. Dante pun ikut mendekat ke arah Via
Ia berniat ikut memeluk Via, tetapi belum sampai dia memeluk Via, Indra sudah menarik kemeja Dante dan membuat dirinya gagal berpelukan."Ehh.. Lu mau ngapain Dan? Main nyosor aja lu. Bukan mahrom tau." Kata Indra Sambil menarik kemeja Dante.
"Gue kan ikut seneng, liat Via lulus seleksi."
"Ya nggak usah pake meluk-meluk gitu kali, dosa lu."
"Iye ustadz."
"Selamat ya Vi, sukses buat lu." Kata Indra memberikan selamat kepada Via, menghiraukan ejekan Dante.
"I..iya makasih. Makasih juga buat kalian semua. Gu..gue beneran nggak nyangka bakal lulus seleksi ini." Kata Via dengan sesenggukan.
"Akhirnya impian lu terwujud Vi. Selamat ya.!" Kata Kika dengan tulus sambil memeluk Via kembali
"Ekhmm.. Gue kok laper ya. Vi, nggak ada traktiran nih?" Kata Dante.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hola! Cordova
General FictionSelama tiga bulan aku harus berada disini, meninggalkan keluargaku disana. Ahh.. Aku benar-benar merindukan mereka. Aku rindu keluarga ku, kapan aku pulang. Kau disini untuk menuntut ilmu, kau harus fokus. Keluarga mu disana pasti juga merindukan d...