L

395 21 0
                                    

Saat aku telah sampai di kampus,aku memakirkan ninja merahku tepatya di parkiran kampus. Saat aku telah sampai di parkiran,teman sejurusanku menghampiri dan menyapaku.

"Heiiiii......Sean. Morning broo..."

"Wehee....Rian. Morning too."

Lalu saat bersalaman ala cowok, Rian menoleh ke samping dan ia kemudian menyapa Rose.

"Ehh...ada Rose juga ternyata. Pagi tuan putri Rose"

"Ahahahaaa pagi Rian (muka tertawa ) dasar alay (muka datar)"

Saat aku dan Rian mengobrol sambil berjalan menuju kelas dan Rose siuk sendiri dengan smartphone nya,datang teman Rose. Ia menghampiri Rose setelah saling menyapa denganku dan Rian. Rose yang mengetahui akan hal itu, langsung tersentak dan memeluk melepas rindu. (Alay ) -_-

"Yaahhh...Loe ditinggal lagi tuh broo."

Rian menepuk pundakku sambil tertawa mengejek.

"Halahhhh.....udah biasa gue ditinggal Rose mulu. Ahahahahhaha"

"Wahahahah...kasian banget loe bray....cus ke kelas aja Yok.."

"Ok."

Akhirnya aku dan Rian ke kelas bersama. Namun, saat kulihat dari jarak jauh, tampak Rose dan Merry tengah diusilin oleh genk yang katanya hitz, cantik, keren, kaya atu apalah..Jujur saja, melihat hal itu aku tidak terima karena ku sudah menganggap Rose adalah adik kandungku sendiri ditambah lagi keluarga Rose yang sangat baik dan telah menganggapku sebagai anak mereka sendiri. Langsung saja aku menarik tangan Rian yang tangan kanannya masih memegang smartphone nya. Aku tau ia agak terkejut memang. Namun, begitu tau kalau raut muka ku sudah merah padam, ia tetap diam dan tak melakukan reaksi apapun kecuali segera meanruh hp nya dalam saku celana. Saat aku telah berada di depan genk yang alay, langsung saja ketua genk itu aku dorong hingga ia hampir jatuh. Melihat hal itu, Rian,Rose dan Merry sangat terkejut oleh perlakuan kasarku yang selama ini belum pernah kutunjukkan kepada siapapun. Sepertinya,ketua genk itu siapa lagi kalo bukan Carol merasa tidak terima atas perlakuanku. Terbukti bahwa ia langsung mendekat padaku dan mendorong bahuku agak keras.

"Eh....kenapa sih loe selalu belain Rose hah?"

"Ya...loe kenapa selalu ngusilin Rose. Gak ada kerjaan lain ya Loe?"

"Iya....loe itu kenapa sih?"

Mendengar Rian yang ikut menyahut, aku langsung memberikan tatapan menusuk kepadanya.

"Iya..iya maaf."

"Gini ya......Sean, loe itu gak usah sok laki. Meskipun body dan gay aloe laki, loe tetep perempuan."

"Daripada loe, udah kecentilan, sok cantik lagi."

" Meskipun gue kecentilan, gue gak lesbi kayak loe."

Mendengar kata itu, kupingku panas, tamparan keras langsung mendarat di pipi kanan Carol.

"Emank loe tau darimana hah Kalo gue lesbi?"

"Style loe Sean."

"Style gak akan ngaruh sama gue Carol. Kalo loe, pada dasarnya udah centil ya centil. Sekarang, mendingan loe pergi dari sini. Dan inget, gue gak lesbi "

Saat tangan Carol akan menampar pipi Rose, tangan ku langsung mencegahnya.

"Loe apaan sih Sean. Lepasin gue gak? Sakit tau."

"Loe yang minggir atau tangan mulus loe bakal patah habis ini."

Aku lalu mengibaskan tangan Carol dengan kasar. Aku juga mendaratkan tatapan tajam kepada pengikut Carol, Viskha dan michelle. Melihat tatapan tajam ku yang megartikan "jangan macam-macam sama Rose dan Merry kalo loe gak mau tangan loe patah." Melihat tatapan tajam itu, Viskha dan Michelle hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. Tak lupa juga aku mendaratkan tatapan tajam juga ke arah Carol. Tanpa basa-basi lagi, aku menarik tangan Rose meninggalkan genk alay dan sok cantik itu. Saat aku meninggalkan genk itu, semua kerumunan anak kampus tadi langsung bubar dan melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda karena masalahku di lapangan tadi.

Straight ?Where stories live. Discover now