En

343 17 0
                                    

Aku menawarkan diri untuk memesan makanan karena selama ini Rian sudah sangat sering memesan makanan sedangkan aku hanya berdiam diri sambil bermain game, dan Rian setuju akan hal itu.

" Loe pesen apaan yan?

" Apa ya....gue nasi goreng aja deh."

"Oh...ok lah. Bye.."

Aku meninggalkan Rian dan menuju ke kios nasi goreng langgananku. Kios bu Mamik yang sudah hafal betul dengan ku dan Rian.

"Bu, nasi goreng biasanya 2 ya..."

"Siap...non cegan.."

Aku yang dipanggil non cegan hanya tertawa kecil. Sambil menunggu, aku bermain game yang ada di iphone ku. Aku memang anaknya suka banget main game wkwkwkwk.

"Ini non cegan... nasi gorengnya."

"Ohh..makasih ya bu. Ini uangnya."

"Sama-sama non. Selamat menikmati ya.."

"Makasih bu.."

"Sama-sama non."

Aku lalu membawa 2 piring nasi goreng tadi ke meja yang sudah aku pesan bersama Rian tadi. Kulihat Rian sedang asyik main game di smartphone nya. Saat sedang membawa piring nasi goreng ke meja, iphone ku berdering dan ternyata ada telepon masuk darii.....dari sapa ya? Aku membiarkan iphone ku berdering dan saat sampai di meja, aku menaruh piring dimeja dan segera mengeluarkan iphone ku dari saku celana ku.

Hahh...dari mom. Melihat nama yang tertera adalah nama mom, aku mengangkatnya dengan malas. Namun....tunguu...mom, momm..menangis??Jujur saja, meskipun aku sangat acuh dengan kedua orang tuaku karena kesibukan gila yang mereka jalani, aku masih punya hati nurani dan aku bukan anak durhaka...

"Haloo...mom. Ada apa?"

"Seannn......dad Sean..... hikss..hikss..hiks."

Mendengar nama dad yang disebut aku langsung panic dan Rian langsung memandangku dengan tatapan bingung namun, aku tak memedulikannya dan tetap focus ke suara diseberang sana.

"Dad kenapa mom?"

"dad masuk rumah sakit sayang...Kamu cepat kesiniii..hikss..hiks..hiks. Ia ada di rumah sakit Parahita di kamar mawar no 9"

Sejenak aku melupakan pertengkaran yang selama ini selalu terjadi diantara mereka. Mendengar itu, aku terpaku dan tak bisa berkata-kata lagi.

"Ok..mom, Sean kesana sekarang."

Melihat aku panic, Rian langsung diam tak memakan makanannya. Ia diam dan tak bergeming sedikit pun.

"Bokap gue masuk rumah sakit. Gue mau pulang sekarang. Gue ijin. Ntar bilangin ke dosen yah..."

"Ohh..ok deh. Hati-hati jangan ngebut bray."

"ok."

Aku pun tak mengindahkan makanan yang sempat aku pesan tadi. Padahal perutku tadi keroncongan setengah mati karena lapar sehabis mengarang cerita yang miss Cathrine berikan. Namun, rasa lapar tadi seketika hilang digantikan oleh sifat panic karena dad masuk rumah sakit. Aku tak menghiraukan nasi goreng tadi. Biarlah Rian yang mengurusnya, aku tak peduli. Karena sekarang yang ada di pikiranku hanyalah Dad...

Dengan berlari, aku menerombol semua kerumunan kantin. Aku langsung menuju ke kelas untuk mengambil tas ku yang ada disana. Keringat langsung mengucur deras dari dahi dan pelipisku. Dapat kulihat Raka dan reno masih setia dengan kertas dan bolpoint nya. Melihat aku yang tergesa-gesa Raka dan Reno melihatku dengan tatapan bertanya dan mereka langsung bertanya padaku

"Ngapain loe kayak dikejar setan gitu?"

"Bokap gue masuk Rs. Ntar ijinin gue ke dosen ya.."

"ooohh...ok-ok...."

"Ntar kalo Rose tanya gue, bilang aja kalo gue ada urusan penting. Jangan bilang kalo gue ke RS."

Mereka mengangguk mengerti. Kulihat meja Rose masih kosong berarti dia belum masuk ke kelas sejak istirahat tadi.Dalam perjalanan aku tak bisa santai, pikiranku terus berkecamuk. Aku sangat resah dan gelisah. Saat aku tengah sampai di rumah sakit, aku memarkirkan sepeda ninja ku di parkiran, melepas helm, dan segera mencabut kontak sepeda.

"Karcis parkirnya mas.."

Tukang parkir itu mungkin hanya melihatku sekilas sehingga ia menganggap bahwa aku adalah seorang laki-laki namun, aku tak menghiraukannya. Aku hanya bingung dengan keadaan dad. Aku langsung berlari menuju ke bagian resepsionis. Saat aku menuju ke bagian resepsionis banyak mata-mata jahil yang memandangku. Entahlah...aku tak memedulikannya.

"Mbak, kamar mawar no 9 dimana ya..?"

"Tinggal masuk lift, nanti jalan dikit belok kiri, itu udah blok mawar mas."

"Ok makasih."

Saat aku tengah menuju lift, terdengar resepsionis tersebut berkata pada temannya menanyakan jenis kelamin ku. Ahahahah...lucu wkwkwk. Mendengar itu, aku hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum dan segera menuju lift.

"Mbak, kamar mawar no 9 dimana ya..?"

"Tinggal masuk lift, nanti jalan dikit belok kiri, itu udah blok mawar mas."

"Ok makasih."

Saat aku tengah menuju lift, terdengar resepsionis tersebut berkata pada temannya menanyakan jenis kelamin ku. Ahahahah...lucu wkwkwk. Mendengar itu, aku hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum dan segera menuju lift.

Straight ?Where stories live. Discover now