Namaku Lilyana Sutanto. Panggil aja Lili. Usia 29 tahun. Nyaris kepala tiga. Usia kritis perempuan dimana sebagian besar ibu - ibu udah nuntut kebelet punya cucu. Ya, aku sih nggak mau munafik. Aku juga pengen keles punya anak. Tapi, gimana bisa punya anak kalo si petani alias penanam benihnya aja nggak ada. Ibaratin aja rahimku kayak ladang. Sebegimana suburnya kalo nggak pernah dipake bercocok tanam. Ya gersang juga.
Nah, penghalang utamaku adalah atasanku sendiri. Bukan, bukan karna dia naksir apalagi sampe terobsesi sama gue. Duhh... Korban sinetron amat deh. Tapi lebih ke pekerjaan. Aku sibuk kesana kemari mencari alamat. Eh salah, kalo nyari alamat mah Ayu Ting Ting. Nggak. Aku sibuk nemenin bos kesana kemari, ketemu investor, ikut meeting ini meeting itu, ngatur jadwalnya yang super duper padat sepadat lalu lintas Jakarta tiap hari.
Ya, kerjaanku adalah sekretaris. Tepatnya sekretaris presiden direktur. Pemilik perusahaan tempat gue dan karyawan - karyawan lainnya mengais rejeki. Demi sesuap nasi dan sebongkah berlian. Wetsss... Bahasanya puitis beutss...
Mending sih kalo sebagai sekretaris, aku cuma wajib menjalankan setiap tugas yang berkaitan dengan perusahaan. Sayangnya, nggak tuh. Jabatan aja boleh sekretaris tapi, kerjaan mah sama aja kayak babysitter.
Babysitter si bos. Aku kudu wajib bangunin dia tiap jam 6 pagi dengan datang ke rumahnya. Abis itu siapin sarapan, pakaian kerjanya termasuk milihin jam sama sepatu apa yang mau dipakai, pasangin dasi. Sambil dia asyik nikmatin sarapannya, mulut aku nggak berhenti berkicau. Bacain jadwalnya selama satu harian. Yang dengan seenaknya nanti diubah sendirinya dengan ngebatalin. WTF!
Dan aku yang harus menyabarkan diri serta menabahkan hati tiap kali protes, caci-maki datang dari korban pembatalan janji.OMG! HAYATI LELAHHHH!!!!
Dan hal itu akan diulang setiap hari. Tanpa terkecuali. Aneh? Gila? Sial?
Ahhh.. Udah biasa. Sampe bosen.
Pengen tau lebih lanjut nasibku?
Sini, sini. Bakal gue ceritain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Daily Lily
Ficción General"Lily,"panggil si bos. "Yes, sir!" Aku langsung berdiri tegap bak tentara di medan perang. "Besok malam, kamu ada acara?"tanyanya datar. Sedatar papan talenan "No, sir." Aku juga jawab dengan datar. "Temani saya ke acara pernikahan salah satu kole...