Angin berhembus dengan kencang menciptakan suara riuh yang tercampur dengan percikan aliran sungai, burung-burung yang terbang di sekeliling kami terkadang hinggap di pohon-pohon yang di ujung nya terdapat sebuah sarang yang berisi beberapa anak burung, selain itu beberapa batuan kerikil terkadang jatuh dari atas bukit sebelah kiri kami lalu menghalangi jalan dan membuat roda kereta yang aku tumpangi bergetar.
Leska di ikat pada sebuah batang kayu yang sedikit lebih tinggi dari pada badan nya, batang kayu itu menjulang ke atas dan akibatnya leska harus berdiri dengan kedua kakinya, ikatan itu sangat kuat karena wanita itu menggunakan kawat sebagai talinya, suara wanita itu sangat pelan dan lembut bagai sehelai sutra, sedikit kasar dan terdapat rasa sedih pada penekanan nya saat dia berbicara.
"Kami tidak memiliki sesuatu yang seperti itu"
"lalu bagaimana cara aku memanggil mu ?"
"Terserah"
Sesaat setelah percakapan itu berakhir di depan kami sudah terdapat sebuah tempat yang cukup luas, ada sebuah pohon besar yang rimbun dan di bawahnya terdapat sebuah pondok kecil, pondok itu terbuat dari kayu yang yang sudah sangat tua dan berwarna coklat, atap nya di lapisi berbagai dedaunan dan tumbuhan yang menjalar ke tepi jurang sampai ke atas pohon dan menjalar ke tebing bebatuan menciptakan sebuah atap alami yang sangat lebar dan teduh.
di pohon itu ada banyak buah berwarna merah yang terkadang jatuh dari pohon nya, di depan pondok itu terdapat beberapa potongan kayu dan kulit binatang yang sedang di jemur di tepi jurang, sebagian kulit binatang itu jatuh ke bawah jurang dan bagian lain nya di tahan sebuah batu agar tidak terjatuh ke bawah sungai.
Saat kami sampai di sana wanita itu menunjuk sebuah area kosong di sebelah kiri pohon, dan kuda itu pun bergerak mengikuti perintah, lalu terdiam di sana dan mulai memakan rumput serta buah apel yang jatuh di sekitar pohon.
"Hei.. mau ke mana kau, lepas kan dulu ikatan ini"
"Untuk sementara, kau sebaiknya istirahat dulu di situ"
"Apa yang kau.... tidak, maksudku untuk apa kau melakukan semua ini..?"
"Aku akan memberitahunya nanti, untuk sekarang silakan nikmati setiap detik mu, dan setiap tarikan nafas mu yang sangat berharga itu"
"Hei.. tunggu dulu apa maksudmu..?"
Wanita itu masuk ke dalam pondok di sebelah kiri leska yang berada 10 meter dari tempatnya berdiri.
Setelah itu leska lebih banyak diam dan terus berpikir, seperti biasanya dia memiliki 1001 pertanyan yang dia sendiri bahkan tidak bisa menjawabnya, tetapi untuk kali ini jawaban yang dia temukan sangat membuatnya terkejut dan panik.
Ada apa ini..?
Kenapa dia keluar dengan membawa pisau pemotong daging..?
tunggu dulu.... tunggu.. tunggu.. tungguuu.. aku belum siap untuk mati.
Apa dia melihat ke arahku..?
Apa tadi dia tersenyum padaku..?
Dia berjalan ke arahku kan..?
Heee... dia bercanda kan..?
Dia sedang menakuti ku kan..?
Bukan nya dia dapat tangkapan besar tadi malam, kenapa dia ingin melakukan ini padaku..?
Apa aku akan mati..?
Di sini..?
Di tempat ini..?
Di bunuh oleh seorang wanita kecil..?
Karena suatu hal yang aku tidak ku ketahui..?
Lalu, apa aku akan diam saja..?
Apa yang bisa ku lakukan..?
Aku.. Aku.. aku.....
Dengan pasrah leska menutup matanya dengan sangat keras, mencoba untuk menghilangkan seluruh rasa sakit yang akan di terimanya beberapa saat lagi.
semakin lama tubuhnya mulai dingin, keringat terus bercucuran dari kulitnya, semakin dekat langkah kaki wanita itu mendekati leska tubuhnya mulai mati rasa.
dia merasa semua hal yang dia lakukan akan sama saja dan tidak akan mempengaruhi keadaan, dia sudah menyerah untuk berbicara, bahkan dia tidak mampu untuk berteriak.
Tubuh leska semakin lemas, dia merasa ingin semuanya cepat berakhir dan melupakan semua hal yang dia rasakan saat ini, rasa takut yang sangat dalam membuat air mata leska keluar dengan sendirinya, berbagai cairan keluar dari beberapa bagian tubuhnya, selain bagian kaki seluruh tubuh leska kedinginan akibat keringat dan udara yang berhembus menyentuh kulitnya.
Suara itu berhenti tepat di samping leska dan.....
"Aku sudah tidak sabar untuk mencicipi daging mu."
"hhiik... hhiiikk... hhikk.."
"hmm.. apakah bagian ini sedikit berair..?"
"tidak.. tolong.. jangan.. hikk.. hikk.."
"Bersiap lah aku akan memulai nya."
"TIDAAAKKKK....."
Pisau daging itu memotong kaki belakang sebelah kanan dengan sangat mudah, lalu di lanjutkan dengan sebuah tebasan yang sangat cepat, pisau itu bergerak bagailan tornado yang menghancurkan segala hal, bahkan tulang nya yang sangat keras itu dapat terpotong halus bagaikan memotong sebuah wortel, darah yang terus keluar dan membasahi seluruh tubuhnya tidak mempengaruhinya sedikit pun, dengan tubuh yang bermandikan darah, wanita itu terus momotong daging dan tulang dengan sangat terampil dan cepat, hingga akhirnya.
"AAAAAAAAKKKKKKHHHHHHHHHHH......."
"Selesai"
"AAAAAAAAKKKKKHHHHHH... TIDAAKKKKKK....."
"Aku bilang.... BERISIK DASAR BODOH..."
Suara hantaman keras dari kepala leska membuat dia akhirnya tidak sadarkan diri.
By.: Diaho..>_<
YOU ARE READING
Kisah Leska : Dunia Yang sederhana
Aventurasebuah kisah klasik dari seorang pengecut yang berada di dalam sebuah dunia dimana kehidupan adalah sebuah kepercayaan, dan kekuatan adalah sebuah perjuangan, "Leska Archi" mendapatkan namanya setelah sebuah pertarungan melawan monster.