Pagi ini rain merasa kurang enak badan, ia merasa pusing tetapi ia tetap saja pergi ke sekolah. Dengan langkah yang agak gontai dan muka yang pucat.
Pada saat ia keluar rumah, ia melihat Daniel di depan gerbang rumahnya.
" lo ngapain disini?." Tanya rain.
" gue nungguin lo." Jawabnya, lalu ia melihat wajah rain yang pucat. " lo kenapa rain, lo sakit." Tanya daniel yang khawatir kepada kondisi rain.
" gpp kok, cuman agak pusing sedikit." Jelas rain yang sesekali memegang kepalanya.
Daniel memegang jidat rain, " astaga, badan lo panas banget rain. lo gak usah naik sekolah aja hari ini." Sambungnya kembali.
" udah, gue gpp kok." Kata rain sambil melepaskan tangan daniel dari jidatnya.
" gpp gimana, badan lo aja panas." Ujar daniel, ia sangat khawatir dengan keadaan rain.
" gue mau ke sekolah, kalo lo masih mau disini, silahkan." Ujar rain dengan jengkel.
" kalo gitu, lo berangkat bareng gue." Ajak daniel.
" yaudah ayo." Kata rain.
Daniel pun naik ke motor dan tidak lupa memberikan rain helem. Mereka pun berangkat ke sekolah.
Sesampainya mereka di sekolah, rain tambah pucat dan kepalanya terasa sangat pusing.
" makasih." Ucap rain agak lunglai
" lo yakin gpp." Tanya daniel yang dari tadi sudah khawatir dengan kondisi rain.
" iya." Jawabnya dengan senyum tipis. Rain pun berjalan menuju kelasnya.
Di depan koridor kelas, Rio sedang membaca komik detektif konan, ia membaca dengan teliti, sampai akhirnya ia melihat seseorang berjalan di depannya dan ia memanggilnya.
" put, lo liat rain gak?." Tanyanya.
" enggak." Ujar putri.
" oh, makasih." Kata rio, lalu membaca komik itu kembali. Putri pun masuk ke dalam kelas dengan raut wajah yang agak jutek.
Bel berbunyi, tetapi rio tetap saja duduk dan tidak ingin beranjak. Hingga saat ini rain belum saja datang, rio menjadi khawatir,dan akhirnya guru yang mengajar di kelasnya datang.
" kenapa kamu tidak masuk?." Tanya guru tersebut dengan tegas.
Rio gugup pertanyaan guru tersebut, "hmm, saya tunggu teman saya bu."
" kalau kamu masih tetap mau disini, silahkan." Ujar guru tersebut.
" boleh bu." ujar rio dengan senang.
" silahkan kamu lari di lapangan sebanyak 30 kali." Ujar guru itu lagi dengan penuh penekanan.
Alhasih rio masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran.
Satu jam berlalu, tetap saja rain tidak datang ke sekolah, hal itu membuat rio menjadi khawatir.
" luna, gue izin yah." Ujar putri.
" iya." Jawab luna.
Putri pergi keluar kelas, padahal sekarang jam pergantian pelajaran. Ia pergi ke arah UKS.
Setelah sampai, ia bertemu dokter yang ada di UKS.
" gimana keadaannya dok?." Tanya putri.
" keadaannya sudah membaik, panasnya sudah agak turun." Jawab dokter tersebut.
" oh, kalo gitu makasih dok." Kata Putri, lalu ia berjalan menuju salah satu pasien yang sedang terbaring lemah.
Pasien tersebut pun tersadar setelah pingsan di depan toilet wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raina Azzahra
Teen FictionKenapa harus ada perpisahan diantara kita, disaat kita harus saling memiliki dalam suka maupun duka. Kata perpisahan selalu ada dalam kehidupan semua makhluk, Dan suatu saat nanti kita akan berpisah dengan semua orang yang kita sayangi.