Lelah bukan berarti aku tak mau

53 13 6
                                    

Siapa sih cowok ini? Ngomong seenaknya gitu. Kenapa juga Bu guru menyuruhku duduk dengan dia?-Dyra menggerutu dalam hati nya, tanpa Ia sadari, bibirnya yang manyun itu terlihat oleh Rezvan.

"Kenapa? Nggak terima sama apa yang gue bilang ke lo?" mata Rezvan terlihat begitu tidak suka dengan Dyra.

"Terima kok. Emang aku bilang nggak terima? Nggak kan? Yaudah" sedetik kemudian Dyra mengeluarkan buku tulis bergambar kaktus hijau berlatar merah muda ala tumblr kesukaannya. Buku pelajaran apa yang harus aku pelajari hari ini?-Dyra kebingungan.

Bangku tempatnya duduk saat ini, Ia geserkan mendekat ke bangku milik Rezvan. Rezvan menoleh dan mengangkat alis kanannya. Mengetahui hal itu, Dyra langsung berkata dengan cepat "Aku belum dapat buku paket geografi. Jadi, kita barengan dulu". Hembusan nafas kasar keluar dari hidung mancung Rezvan. Buku paket yang dimaksud Dyra, Ia geser ke tengah antara mereka.

~•~

Jam menunjukkan pukul duabelas lebih lima menit, ini artinya waktu yang telah di nantikan siswa-siswa SMA providentia telah tiba-waktu istirahat. Saat itupun, cuaca yang begitu terik, membuat tenggorokan Axelle kering. "Bro! Kantin!"

"Yoi" suara tegas Rezvan membuat Dyra ingin berkata sesuatu.

"Ikut!" rengekan seorang Dyra membuat mood Rezvan semakin malas.

"Sini sini!" lambaian tangan Axelle membuat Rezvan semakin menggeram.

Berjalanlah mereka bertiga menuju kantin yang membuat berpasang-pasang bola mata menatap mereka tanpa henti ditambah ocehan siswa dan siswi yang menandakan rasa ketidaksukaan kepada mereka.

"Itu Rezvan ya? Omaygaddd!"
"Yang disamping Rezvan itu siapa sih? Kayaknya anak baru ya?"
"Itu anak baru aja udah sok-sok-an deketin Rezvan"
"Rezvan-ku? Sama anak baru? Idih ga ikhlas gue"
"Si Ganteng kenapa mau sama anak baru itu ya?"
"Seriously? Rezvan? Sama anak baru? No no no!"
"Aduhhh! Mendingan gue aja deh yang disamping Rezvan"

Celotehan para siswi membuat kuping Rezvan panas. Ya begitulah setiap Rezvan melintasi siswi-siswi di sekolahnya. Respon yang diberikan selalu berhubungan dengan paras tampan Rezvan. Tapi, jika ada perempuan yang dekat dengan dia, siswi lainnya mendumel. Tiba tiba saja Rezvan mengatakan sesuatu pada Dyra.

"Gausa didengerin. Mereka cuma iri"
"Huum" Dyra menjawab seadanya

Tumben banget Rezvan-batin Dyra sembari mengernyitkan dahinya.

~•~

Suasana malam yang tenang memberi kedamaian tersendiri bagi hati Dyra. Redupnyanya lampu kamar membuat Dyra semakin nyaman berlama-lama dikamar. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 20.30 malam. Dia sama sekali belum menyentuh buku matematika miliknya, padahal besok ada ulangan.

Dengan malas, Ia membuka lembar per lembar dari setiap materi. Baru dua menit Ia belajar, rasa kantuk menyerang mata Dyra yang sudah tidak tahan lagi untuk dipejamkan. Mimpi indahpun menyelimuti alam bawah sadar Dyra kemudian menyebabkan senyuman manis terkulum di bibir mungilnya.

~•~

"ARGH" teriak Dyra keras karena sadar bahwa sinar matahari sudah masuk kedalam retinanya tanpa permisi. Ya, dipastikan Ia terlambat masuk sekolah karena bangun kesiangan.

Tak seperti biasanya, kali ini Ia hanya mandi sekenanya, menaburkan sedikit bedak dan mengoleskan lip tint di bibirnya secara tipis-tipis. Dia juga harus menata buku-bukunya yang berserakan di kasur akibat semalam Ia ketiduran tanpa sempat merapikan semua bukunya.

RezraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang