Kali ini, lelaki bermata cokelat muda itu masih saja menatap dalam-dalam buku yang sedang ada dihadapannya-buku geografi. Suasana seramai apapun saat istirahat, tetap tak terdengar di telinga remaja yang terkenal dengan ketekunannya seantero SMA Providentia itu jika sudah bertatap mata dengan buku.
"Rezvan! Dipanggil daritadi juga!" hentakan kaki gadis bertubuh mungil itu terdengar garang. "Kenapa si? Berisik banget tau nggak" nada datar terucap dari mulut siswa panutan yang mendapat julukan most desirable itu tanpa mengindahkan pandangan matanya sehingga membuat Mila semakin geram. "Harusnya yang marah itu gue" Mila tidak mau kalah dengan tatapan mata sinis "Lagian si, lo tu ya, gue panggil-panggil sampai pita suara gue mau putus tapi lo ga denger. Tau?! Kayak nggak punya kuping aja sih lo" teriak Mila persis dihadapan Rezvan.
"Hey cyin! Bakal ada murid baru nich! Denger denger bakalan masuk kelas kita cyin!" potong Axelle tiba tiba dengan wajah kocak serta nada bicara seperti emak emak yang sedang heboh menggosip. Axelle memang selalu kocak dimanapun, bisa dibilang itu hobinya. Lelaki itu sangat setia pada Rezvan sebagai sahabatnya sejak kelas 5 dan sekarang mereka sudah kelas 12. Sudah bisa dipastikan jika kedekatan mereka tidak diragukan lagi.
"Udah mau lulus sekolah aja, tingkah lo semua kayak anak kecil. Lo gausah teriak karena lo bisa liat gue punya kuping" Ucap Rezvan sambil menunjuk wajah Mila "Dan lo Xel, berita gitu aja disebar-sebar. Nggak guna buat gue" sambil menunjuk muka Axelle. Sebuah kalimat yang dilontarkan pada Mila kali ini cukup membuatnya bungkam dan terpaksa melangkahkan kaki kembali ke bangku nya dengan mulut yang manyun karena saking kesalnya. Tapi tidak untuk Axelle. Dia justru meloncat kegirangan mendengar berita yang masih menyesakkan dadanya-bahagia. Hal itu wajar bagi seorang Axelle karena Ia memiliki sifat supel yang membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja.
Biasanya Mila tidak akan pernah menyerah untuk beradu mulut dengan Rezvan. Tapi kali ini, Ia memilih untuk tidak melanjutkan perlombaan, karena pasti Rezvan yang akan jadi pemenangnya-lomba adu mulut. Ia tidak mau ambil pusing jika harus berargumen dengan lelaki yang sangat menyebalkan itu, ditambah lagi jika perutnya merasa sangat sakit karena ada tamu-alis PMS.
"Sinis amat lu ah" desir Axelle dengan merangkul pundak sahabatnya.
"Lo kerasukan apa Xel?"
"Kerasyukan cyinta kamyu" sontak tangan Axelle dihempas oleh Rezvan dari pundak tegapnya di ikuti tawa menggelegar Axelle dengan sedikit air liur yang mendarat tepat di pipi kanan Rezvan.
"Jijik banget si lo" tangan Rezvan yang daritadi berkutik setia dengan bukunya, kini beralih ke pipi kanannya untuk menghilangkan air keramat itu, tapi matanya tetap fokus pada buku.
"Lagian si ya, ini lagi istirahat bro. Ngapain lu pusing pusing baca itu buku. Nggak mau gitu nemenin gue ke kantin Van?""Nggak" jawaban yang begitu singkat dan jelas dari Rezvan mengakhiri percakapan mereka.
Tiba tiba suara bel tanda masuk kelaspun bergema sampai ke setiap sudut sekolah. Mau tidak mau para murid harus masuk ke kelas masing masing untuk bertatap muka dengan lembar per lembar berisi tulisan membosankan di setiap sisinya.
Matahari terlihat garang dengan menyengatkan sinarnya ke kulit siapapun yang terkena pancarannya. Angin sampai ketakutan hingga tak mau menghembuskan diri dihadapan manusia.
Sementara itu di kelas XII-IPS 1, suasana semakin panas karena ramai celoteh siswa siswi yang sibuk mengerjakan soal saat guru killer Providentia mengajar di ruangan itu.
"Eh Kar. Ini gerah banget. Asli. Liat ni jidat gue. Air suci ampe tumpeh tumpeh" celoteh Axelle di bangku seberang kanan Rezvan dengan tangan kanan menyeka keringatnya sambil tangan kirinya menulis catatan yang diberikan oleh guru geografi yang sedang mengajar sekarang-Bu Zumaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rezra
Teen FictionRezvan. Murid SMA Providentia yang terkenal paling rajin dan paling tampan di sekolahnya itu selalu tidak punya waktu untuk berurusan dengan gadis. Sekolah harus dimanfaatkan secara maksimal untuk mencapai cita-cita sejak kecil merupakan prinsip Rez...