The Fight Between The Two Moons

2.2K 218 20
                                    


Wayo Pov

Beberapa malam sebelum Kontes Bulan dan Bintang, aku menemukan P'Pha di bar dekat kampus. Anehnya, dia minum sendiri tanpa geng med-nya. Atau setidaknya P'Beam karena dia hampir selalu menempel padanya setiap waktu. Tapi dia duduk di bar sendirian sambil meminum kesedihannya dalam diam.

Bibirku membentuk senyuman ketika sebuah pikiran brilian muncul di benakku sambil aku duduk di sampingnya.

"Kebetulan sekali, P'Pha! Aku tidak tahu kau akan datang ke sini." Kataku untuk menarik perhatiannya. Dia melirikku sebentar sebelum mengangguk dan kembali fokus pada minumannya.

Kau berani mengabaikanku, huh?

"Kau sendirian? Sungguh langka. Apa kau tidak bersama kekasihmu?" Bingo. Hanya dengan menyinggung orang itu bisa mendapatkan perhatian penuhnya.

"Apa yang kau inginkan? Jika kau ingin membuang waktuku, pergilah." Dia menggeram padaku dengan tatapan tajam, jelas kesal dengan kata-kataku. "Dan dia bukan kekasihku."

Aku tersentak, pura-pura terkejut. "Aku pikir P'Beam adalah kekasihmu. Kalian selalu terlihat sangat manis."

Aku mendengarnya terkekeh pelan, meskipun matanya sama sekali tidak tersenyum, seolah dia merasa kasihan pada dirinya sendiri.

"Anak itu ... dia bisa benar-benar sangat bodoh." P'Pha mulai meracau. "Selama ini, tidak peduli seberapa besar perhatian dan cinta yang aku berikan untuknya, dia tidak pernah menyadarinya. Bahkan setelah dia ditolak oleh bajingan itu, dia masih tidak bisa melupakannya."

Meskipun P'Pha mengeluh tentang P'Beam, matanya jelas bersinar penuh kasih sayang bercampur kesedihan. Sempurna. Patah hatinya P'Pha sangat sempurna untuk rencanaku.

"Aww ... jangan katakan itu, P'Pha! Mereka belum bersama. Ini bukan akhir. Kau harus berjuang sampai kau mendapatkannya." Hiburku sambil mengusap lengan kanannya yang mudah-mudahan membuat dia nyaman.

Dia menoleh padaku dengan tatapan yang dalam, air mata sudah memenuhi matanya dan bisa jatuh dalam waktu dekat.

"Apa yang kau bicarakan?" Dia meminta penjelasan.

Aku tersenyum padanya sambil mengeluarkan ponselku dari saku dan menunjukkan padanya foto P'Forth dan P'Beam saling menyuapi beberapa hari yang lalu. Wajahnya langsung berubah putih sebelum berubah menjadi merah. Bingo kedua. Dia marah, seperti yang aku inginkan.

"Dari mana kau mendapatkan ini?"

"Aku Wayo Panitchayasawad, P'Pha! Semuanya, maksudku segalanya, tidak akan lolos dari mataku. Lagi pula, bukan ini masalahnya. Intinya adalah, jika ini terus berlanjut, kau tidak hanya tidak akan bisa mendapatkan P'Beam, tapi dia juga akan meninggalkanmu selamanya. Dia akan bersama cintanya dalam hidupnya. Apa kau benar-benar menginginkan itu?"

Aku melihat perubahan ekspresinya dari amarah menjadi ketakutan hanya dalam hitungan detik. Bingo ketiga. Dia mudah dibujuk saat mabuk seperti yang aku harapkan.

"Apa yang harus aku lakukan...?" Alih-alih bertanya padaku, dia sepertinya mengarahkan pertanyaan itu pada dirinya sendiri. Wajahnya penuh kecemasan dan ketakutan, membayangkan jika orang yang dicintainya benar-benar akan meninggalkannya. Itu sangat menarik untuk lihat.

"Dengar, P'Pha. Aku tahu kau sangat mencintai P'Beam. Jika kau benar-benar menginginkannya, maka kau harus mendengarkanku." Aku berbisik. Dia menatapku penuh harap, menunggu kalimatku selanjutnya. "Kau harus memisahkan mereka berdua."

Tiba-tiba, P'Pha menjauh dariku membuat tanganku yang menyentuh lengan kananya terjatuh. Dia menggelengkan kepala penuh penolakan, matanya menatapku tajam seolah aku memintanya untuk membunuh mereka.

Lies Between Us (ForthBeam FanFic Bahasa Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang