Chapter 4 : Perampok bagian 1

23 3 0
                                    

Akhirnya kami tiba dirumah nenek. Aku meminta Marvell untuk menungguku diluar rumah nenek. Karena nenek pasti akan terkejut jika melihatnya. Aku melihat Marvell dari jendela rumah nenek. Dia sedang mengelus tupai, dan dia terlihat sangat bersahabat dengan mereka. "Dag-dig-dug" Ah kenapa jantungku berdegup sangat cepat. Dia melihat kearahku. Aku tidak bisa menatap matanya.

Setelah berkunjung ke rumah nenek, aku menatapnya. Dia tertidur pulas. Aku tersenyum melihat wajahnya yang begitu manis. Aku duduk disampingnya dan memindahkan posisi tidurnya ke atas pahaku. Ku elus rambutnya yang sedikit berantakan. Baru kali ini aku mengelus kepala seorang laki-laki. Aku tidak sadar sudah mengelus kepalanya. Kuangkat tanganku dari kepalanya kemudian dia menggenggam tanganku kemudian berkata "Jangan pergi." Aku hanya bisa terdiam dan menuruti kata-katanya. Dia menggenggam tanganku sangat erat kemudian meletakannya diatas dadanya. Suara detak jantungnya sangat kencang.

"Aku sakit. Aku merasa gelisah." dalam hatiku. Perasaan campur aduk menghampiriku. Aku merasa bahagia.
Tidak tidak... Aku tidak tau perasaan ini.. Tapi rasanya bahagia. Aku senang. Tangannya yang hangat menggenggam tanganku dengan erat. Aku merasa hangat. Padahal ini adalah musim dingin.

"Aku nyaman bersamanya"

Beberapa detik kemudian Marvell berkata kepadaku
"Bau seseorang.. Tidak ini dua orang menuju kemari" dia langsung menarikku untuk bersembunyi di balik semak semak.

Ssskkk

"Aneh, tadi aku melihat ada dua orang disini. Pergi kemana mereka?"
"Mungkin mereka masih disekitar sini, ayo cari mereka! Kita rampok mereka, pasti mereka punya banyak harta"

Mereka adalah bandit. Jika saja aku dan marvell terlambat satu detik saja. Kami akan berurusan dengan mereka.

Dag dig dug

Ahhh kenapa dalam posisi begini. D-dia memelukku dengan erat. Pasti dia bisa mendengar detak jantungku. Uhhh.. Tolong pergilah kalian para bandit agar aku bisa lepas dari pelukkannya. Ah.. Aku bisa mendengar suara nafas dan detak jantungnya.
"Valerie, kamu diam saja. Aku akan mengusir mereka. Kamu mengerti? "
Perintahnya kepadaku dengan berbisik di telingaku.

"Bos itu mereka di balik semak semak! "

"Gawat kita ketahuan. Akan aku beri tanda kepadamu. Tunggu aku digoa itu! " dia menunjuk gua yang letaknya agak jauh dari posisiku.

"Bos aku bisa melihatnya"

"Sekarang! Larilah! Cepat!"

Aku berlari menuju goa yang dituju oleh Marvell. Kulihat ke arah belakang. Dia sedang menghajar mereka.

"Ayolah sebentar lagi sampai. Marvell berjuanglah" kataku dalam hati

10 menit kemudian

Aku masih berada di dalam goa menunggu Marvell kembali. "Padahal sudah 10 menit lamanya. Atau jangan jangan Marvell terluka?! Aku harus kesana! Tidak tidak.. Bagaimana jika aku hanya menyusahkannya disana? Uhh.. Berjuanglah Marvell!"

*suara jejak kaki mendekat*

"Siapa? Siapa itu? Marvell? Bagaimana jika itu adalah para perampok? Aku harus mencari sesuatu untuk kupegang!"

Tepat disebelahku ada beberapa kayu yang sudah sedikit terbakar. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil kayu tersebut. Jejak kaki terdengar semakin dekat. Aku langsung bersiap siap. Dag-dig-dug... Jantungku mulai berdebar dengan cepat. Uhhh.. Siapa sih diaa

"Gadis cantik, keluarlah dari tempat persembunyianmu hihihi"


Oh tidak. Tuhan tolonglah aku

The Red Riding HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang