Chapter 2 : Pertemuan

33 5 3
                                    

Hari ini seperti biasanya aku pergi kerumah nenekku untuk membawakan roti. Melewati hutan yang biasa aku lewati sejak aku masih kecil. Udara yang bersih, suara burung yang merdu membuatku merasa seperti dirumah sendiri.

"Nenek, aku datang" kata yang selalu aku ucapkan saat tiba dirumah nenek lalu disambut dengan suara yang lembut oleh nenekku

"Selamat datang, nenek membuatkan sup untukmu."

Ku ambil semangkuk sup yang disediakan oleh nenek. Kemudian nenek melihat mukaku yang terlihat murung dan mengambil sepotong roti lalu berkata

"Ingat kata-kata nenek, kesedihan akan berkurang dengan memakan sepotong roti."

Nenek mendengar kabar tentang pertunanganku kemudian memberikan hadiah kepadaku.

Sebuah jubah merah hasil buatan nenek sendiri. Setelah menghabiskan roti dan supnya, aku baru menyadari kalau hari sudah mulai gelap. Aku terburu-buru untuk pulang kerumah melewati hutan yang gelap.

Terdengar suara burung hantu dan kelalawar yang membuatku merinding. Kemudian aku berlari dan secara tidak sengaja aku menabrak sesuatu hingga terjatuh ke tanah.

"Ahh maafkan aku menabrakmu. Aku tidak bisa melihat apapun. Bisa kau tunjukkan jalan keluar?"

"Akan aku tunjukkan tetapi kau harus menutup mata dan aku akan menggendongmu keluar dari hutan ini. Apa tidak masalah?"

Suara itu tidak salah lagi adalah suara lelaki. Tanpa pikir panjang aku langsung menyetujuinya.

Saat aku dipundaknya, tercium bau yang sudah tidak asing. Tanpa sadar aku membuka mataku dan melihat dia memiliki telinga serigala, terlihat lancip dan ditutupi rambut hitamnya.

"ARGGHHH "

Seketika aku teriak dan melepaskan diriku dari gendongannya. Kemudian aku memohon agar aku tidak dimakan olehnya.

Aku bisa melihat wajahnya yang terpancar oleh sinar rembulan. Wajahnya yang tampan dan senyuman manisnya membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.  Dia berkata

"Aku tidak akan memakanmu, aku hanya akan menuntunmu ke jalan keluar hutan ini." Dengan senyumnya yang indah serta suara yang lembut.

"Hm.. oke. Maaf aku sudah meneriakimu" Kataku sambil merasa sedikit takut.

"Apa kamu ingat aku, Valerie?"

Malam itu adalah malam kita bertemu kembali.

The Red Riding HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang