8

20 1 0
                                    

Tidak bisa dibayangkan, kak Albert yang disekolah pendiam dan dikenal sok cool itu, diluarnya begini. Dan, dan dia bermain bersama wanita lain, yang tidak aku kenal. Ehh kenapa aku harus kenal dengan wanita permainan nya? Batin ku.

"Hehh kamu liat apa? Mata kok sampai keluar begitu, ntar jatuh loh matanya" ucapan Lery menghentikan lamunan ku yang konyol itu.

Kami pun duduk di pojokan dan memesan beberapa makanan dan minuman.

Astaga, kak Albert mencium bibir wanita itu. Uhh mataku ternodai lagi, batinku. Akupun mempercepat kunyahan ku.

"Pelan-pelan, ntar kesedak loh", ucap Lery dan meraih air minum lalu menyodorkannya kepadaku yang terbatuk-batuk.

Akibat batuk ku tadi, kak Albert menatap kearah meja kami. Aisss dia melihatku, batinku. Dan dia memandang ku sinis, aku tak tahu maksudnya apa. Aku tersentak dan menarik Lery keluar dari cafe.

"Lohh loh loh, makan kita belum selesai. Kok keluar, aduhh jangan tarik-tarik dong", aku tak menghiraukan perkataan Lery.

Sesampainya di rumah, aku menghempas ke kasur.

Astaga, mengapa kak Albert begitu kelakuannya? Dan siapa wanita yang bersamanya? Kenapa tidak dengan Kak Angel? Ohhh tidak dan apa arti tatapan itu? Ahhh kenapa aku jadi linglung sekali, arghhhhh!!! Batinku.

Antara Cinta Dia, SaudarakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang