AKdD || Part 6 : Menemui Arla

3.4K 174 0
                                    

Lucca turun dari mobilnya kemudian menuju pintu gerbang rumah Arla. Di sana Pak Joko sebagai security menghampiri Lucca.

"Ada yang bisa saya bantu, Pak?" tanya Pak Joko sambil memperhatikan wajah Lucca yang panik.

"Nama saya Lucca, Pak. Saya temannya Arla. Bisakah saya bertemu dengan Arla sebentar?" jawab Lucca sambil memperhatikan kediaman rumah Arla dari kejauhan.

"Maaf Pak. Non Arla tidak tinggal di sini lagi, hari ini Non Arla menikah dan besok akan terbang ke Singapura dengan suaminya." jelas Pak Joko panjang lebar.

Mendengar penuturan panjang lebar penjaga rumah Arla, seketika pelipis Lucca berdenyut.

Ia merasakan pening pada puncak kepalanya dan tubuhnya terhuyung sedikit ke belakang, tangannya berpegangan pada pagar.

"Pak... Pak... Bapak baik-baik saja??" tanya Pak Joko sambil memegang badan Lucca.

"Iya, saya baik-baik saja."

"Di mana saya bisa menemui Arla, Pak?" tanya Lucca sebelum menuju mobil.

"Non Arla sekarang mungkin masih tinggal di rumah Den Aska, sebelum besok terbang ke Singapura."

"Baiklah, terima kasih, Pak." sahut Lucca sambil menyalami tangan Pak Joko.

"Sama-sama Pak."

Dengan kecepatan penuh Lucca mengemudikan mobilnya menuju rumah Aska.

Setibanya di sana, Lucca melihat Arla baru saja keluar dari mobil yang digendong oleh Aska masih mengenakan gaun pengantinnya.

Lucca melihat Arla sedang tertawa, sedang bercengkrama dengan Aska.
Perlahan ia menghampiri pasangan yang sedang bercengkrama itu.

"Arla...??" panggil Lucca dengan nada suara sedikit keras.

Dalam sekejap pasangan itu menoleh dan Arla turun dari gendongan Aska.

"Luc... ca..." sahut Arla terbata.

Arla menatap manik mata hitam itu menyiratkan kepiluan, perlahan ia menghampiri Lucca tapi lengannya dicekal oleh Aska.

"Diam di sini!" titah Aska pada Arla.

Dengan langkah gontai, Aska menghampiri Lucca yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Apa yang sedang kau lakukan di rumahku?" tanya Aska dengan tatapan angkuhnya.

"Hari ini gadis yang kau cintai telah sempurna aku miliki, lupakan dia!!" suara Aska dengan nada sombongnya.

"Tapi gadis itu tidak mencintaimu Tuan Aska." jawab Lucca tidak kalah sengitnya.

Aska terkekeh keras mendengar ucapan Lucca.

"Yakin sekali kau jika gadis yang kau cintai itu tidak mencintauku?? Mungkin kau saja yang terlalu naif sehingga menjadi bodoh dan berharap terlalu banyak padanya," ucap Aska dengan nada mengejek.

"Sayang...??" panggil Aska menoleh menatap Arla dari jarak yang tidak terlalu dekat.

"Katakan sekarang juga dihadapannya, kalau kau mencintaiku, Arletta Arla??" tanya Aska seraya menoleh pada Arla yang berada di belakangnya.

Arla tidak ingin mengatakan kalimat itu dihadapan Lucca karena ia tidak ingin menyakiti hati Lucca lebih dari ini.

Tetapi Arla tidak mempunyai pilihan lain selain menjawab pertanyaan Aska.

"Maafkan aku, Luc! Aku benar-benar minta maaf, aku mencintai Aska karena itu aku menikah dengannya." jawab Arla dengan nada pilu.

Tak terasa bulir benijg yang sedari tadi ditahan pada kelopak mata mengalir membasahi pipi sang gadis dan Lucca melihat hal itu meski terlihat samar karena jarak ia dengan Arla terhalang oleh Aska.

Aku tau sayang!! Ucapanmu itu bukanlah dari lubuk hatimu dan aku memaafkanmu, batin Lucca seakan ikut merasakan kesakitan yang dirasakan oleh gadisnya.

"Karena Anda sudah mendengar penjelasan istri saya, sekarang saya minta silakan Anda meninggalkan rumah saya dan jangan pernah mengusik ketenangan rumah tangga saya lagi." kata Aska sambil memanggil security untuk mengantar Lucca ke depan pintu gerbang rumahnya.

Dengan langkah lambat Lucca pun beranjak pergi meninggalkan kediaman Aska.

Setelah memasuki mobil dan melajukan secara perlahan, Lucca merasakan nyeri pada dadanya.

Ingin ia berteriak, menjerit tapi hal itu tak mengurungkan perubahan. Hari ini Arla miliknya telah pergi, pergi meninggalkan luka yang dalam.

Kenapa kamu lakukan ini sama aku, La?? Bukankah kamu pernah mengatakan sewaktu berada di dekatku, kamu merasa nyaman daripada berada di dekat Aska, batin Lucca merasakan sesak pada dadanya.

.
🍬🍬🍬
.

Sepeninggal Lucca dari kediaman Aska, terjadi pertengkaran antara Aska dan Arla yang membuat keduanya tidak jadi tidur dalam satu kamar.

"Jadi laki-laki itu yang sudah menghasutmu sehingga kamu sampai berani mengkhianatiku?" tanya Aska dengan nada menuduh.

"Laki-laki itu punya nama. Dan dia tidak pernah menghasutku untuk mengkhianatiku, Aska." jawab Arla sambil berjalan menjinjing gaun pengantinnya yang menjuntai ke lantai.

"Cuih!!! Aku tidak sudi menyebut nama laki-laki itu!!!"

"Dan hari ini terakhir kalinya aku melihatmu menemuinya, jika ada yang kedua kali maka aku akan---"

Arla dengan segera memotong pembicaraan Aska sebelum Aska menyelesaikan kalimatnya.

"Akan apa?? Membunuhku???"

"Bunuh aku sekarang saja jika kau menginginkan kematianku."

"Kenapa harus menunggu nanti ketika aku menemui Lucca lagi?" jawab Arla dengan tatapan tanpa takut sedikit pun akan ancaman Aska.

"K-ka-u..." suara Aska terbata karena tidak menyangka jawaban yang diberikan oleh Arla begitu mengena tepat di hatinya.

"Dan malam ini aku tidak mau tidur sekamar dengan laki-laki arogan sepertimu," ucap Arla seraya meninggalkan Aska yang masih terpaku.

BRAKKK!!!

Dengan keras Arla membanting pintu kamar setelah masuk ke dalamnya.

.

.

🌷🌷🌷 Tbc

.

Repost

























𝕬𝖓𝖙𝖆𝖗𝖆 𝕶𝖆𝖒𝖚 𝖉𝖆𝖓 𝕯𝖎𝖆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang