377 68 32
                                    





















   Bagi sebagian orang, setelah sarapan usai jika tidak ada pekerjaan yang penting maka akan memilih untuk bersantai di dalam rumah. Tapi hal itu tidak berlaku untuk seorang pria bernama Lee Seokmin itu. Setelah menyelesaikan sarapannya ia bergegas penemui bibi Ahn yang pagi tadi ia titipi membelikan parsel buah.

Seokmin menjalankan mobil Jaehyun dengan perasaan senang menuju suatu tempat. Kediaman Soonyoung. Berbekal satu parsel buah-buahan segar ia akan kesana. Hatinya berbunga-bunga seperti ini sejak kemarin. Padahal menurutnya tidak ada yang begitu special.

Tak butuh waktu lama hingga dirinya sampai disana. Suasana sejuk menyambutnya ketika turun dari mobil. Banyak pepohonan yang mengelilingi rumah bercat putih tulang itu. Langkah kaki yang pasti ia berjalan mendekati pintu utama yang tertutup rapat seolah menjaga penghuninya dari bahaya di luar sana.

Menunggu beberapa menit untuk pintu itu dibuka oleh seorang wanita paruh baya yang mana merupakan seseorang yang dipekerjakan untuk mengurus sebagian pekerjaan rumah.

   "Selamat pagi tuan. Ada yang bisa saya bantu?" sapanya di dekat pintu yang tak dibukanya lebar.

   "Aku ingin bertemu dengan Soonyoung noona. Dia berada di rumah bukan?" tanya Seokmin.

   "Maaf dengan siapa ini?"

   "Ahh aku.. Aku..."

   "Dia datang bersamaku. Kami boleh masuk kan bibi Seo." jawab seseorang yang tidak lain adalah Seungcheol.

   "Baiklah. Mari silahkan masuk."

Lantas Seungcheol masuk duluan diikuti bibi Ahn dan Seokmin di belakang. Mereka kemudian menunggu di ruang tamu. Sambil menunggu Soonyoung datang, Seungcheol mengobrol dengan Seokmin. Tentu saja mengobrol mengenai Soonyoung. Memang apalagi.

   "Seungcheol oppa??" panggil sebuah suara yang tidak lain adalah Soonyoung.

   "O oh k-kau ju-juga datang."

Soonyoung datang membawa dua gelas jus jeruk. Kemudian duduk berjauhan dengan Seungcheol, apalagi Seokmin. Ketiganya kemudian terdiam.

   "Ini, aku membawakan sesuatu untuk noona." Seokmin menyerahkan parsel buahnya pada Soonyoung.

   "Terimakasih."

   "Oh ya Young-ah, bagaimana keadaanmu? Kemarin tidak terjadi apa-apa padamu setelah aku pergi kan?" Seungcheol menatap Soonyoung khawatir.

   "Ahh itu... " Soonyoung terlihat gugup untuk menjawab.

   "Tidak ada apa-apa hyung. Tenang saja, aku datang saat waktu yang tepat." Seokmin yang menjawabnya.

   "Benarkah?"

   "Hanya kelelahan dan butuh istirahat." wakil Seokmin menjawab. lagi. Membuat Seungcheol mengernyitkan dahinya. Yang ditanya siapa yang menjawab siapa.

   "Ohh Seungcheol hyung!! Bantu aku sebentar boleh?" tanya seorang anak kecil yang datang.

   "Apa?" Seungcheol mengalihkan pandangannya ke bocah itu.

   "Bantu mengajari aku dan teman-teman menyanyi. Kami ada pengambilan nilai lusa. Tapi kami tidak tahu harus belajar mulai dari mana." pintanya dengan pandangan memohon.

   "Tapi aku juga tidak tahu harus mengajari bagaimana. Lagipula suaraku tidak begitu bagus."

   "Eyyyy jangan merendah seperti itu oppa. Aku pernah melihatmu menyanyi sambil membawa gitar." Soonyoung menyela.

What Should I Do??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang