"Wauw Mino oppa," ucap Jennie kagum dan dengan anggun menyeret Irene yang entah kenapa tiba-tiba saja merasa panik dan gelisah.
Setelah sampai di hadapan Jisoo dan Mino, Jennie terlihat malu-malu menatap Mino, bisa Irene rasakan karna tangan Jennie yang menggandengnya berkeringat banyak,
"Woah kau juga pulang ke Korea? Berapa lama?" Jisoo langsung mencerca Jennie dengan segala pertanyaannya,
"Halo Mino oppa," Seakan tuli, Jennie malah menyapa Mino yang malam ini berkali-kali lipat tampan.
Mino hanya menyunggingkan senyumnya sedikit dan itu sudah membuat Jennie ingin pingsan. Jisoo yang melihat itu malah melengos karna tau temannya itu adalah fans berat oppanya, sedangkan Irene terus menunduk, entah kenapa dia ingin menangis dan pulang.
Padahal Mino bukan siapa-siapanya dan tak pernah punya masalah dengannya.
"Barbie,"
Dan Irene merutuk dalam hati karna hanya Mino yang memanggilnya begitu,
***
Sudah tiga bulan lebih dia kembali ke Korea dan memimpin firma properti milik Kim Hye Soo, dan baru hari ini dia merasa keputusannya untuk kembali ke Korea memang sangat tepat.
Beberapa kali dia memang bertemu Irene tapi yeoja itu tidak pernah sadar, dan malam ini Mino bisa menatap mata tajam itu secara langsung.
"Kau terlihat gendut, apa setahun ini hanya makan dan tidur saja pekerjaanmu," ejek Song Mino, mulutnya memang minta ditampar. Jisoo dan Jennie sampai kaget karna Mino terlihat sangat mengenal Irene
"Yakk Song Mino!!" peringat Irene kesal, "tau apa kau tentang diriku ha? Jangan sok tau." Ucap yeoja itu ketus,
"Kalian saling mengenal?" Tanya Jennie,
"Tidak,"
"Tentu saja,"
Ucap Irene dan Mino bersamaan, Irene memutar bola matanya malas dan mencoba menyakinkan Jennie bahwa dia tidak mengenal Mino, "dia kan dulu rapper terkenal Jen, jadi siapa disini yang tidak mengenalnya."
"Iya, dan yeoja ini adalah fans beratku Jen," seakan tidak mau kalah, Mino menimpali ucapan Irene membuat Jisoo merasa oppanya sangat aneh,
Bagaimana tidak aneh kalau sedari tadi namja yang tidak suka pesta resmi itu diam saja dan sangat dingin terhadap yeoja manapun, tapi berubah sikapnya menjadi usil ketika melihat kedatangan Jennie dan temannya.
"terserah apa katamu," ucap Irene malas dan menoleh pada Jennie, "kau mau disini? Eonnie akan pergi."
Sebelum Jennie menjawab, Mino sudah menyelanya, "kemana? Apa kau tidak senang bertemu denganku?! Barbie, aku hanya bercanda." Dengus Mino menahan lengan Irene lembut,
"Tapi kau membuatku kesal," ucap Irene cemberut,
"Okay maafkan aku, kau mau makan? Ayo kutemani,"
Sejujurnya Irene ingin menolak, tapi dalam lubuk hatinya yang terdalam dia juga ingin mengobrol banyak dengan Mino,
"Tidak, aku bersama Jennie," tolak Irene halus, dan Mino tidak putus asa dia menoleh pada Jennie dan Jisoo,
"Tapi adikku ingin bersama Jennie, daripada kau bosan karna tidak mengerti dengan apa yang mereka bicarakan, lebih baik kan aku temani.Bukan begitu Jis Jen?" Ujar Mino lembut tapi terselip nada menegaskan sambil matanya memberi peringatan pada Jisoo untuk lebih meyakinkan Irene,
"ehmm, benar. Ayo Jean, aku ingin curhat." Jisoo menangkap titah Mino dan menyeret Jennie pergi meninggalkan mereka berdua,
**

KAMU SEDANG MEMBACA
Hourglass
Fiksi Penggemaraku tidak ingin pergi, aku tidak ingin kehilanganmu namun waktu terus berjalan apabila kita menggenggam satu sama lain, akankah jam berhenti berputar?