Four (4)

33 14 0
                                    

Seorang pria sedang memperhatikan gerak-gerik seorang wanita dari jauh. Ia tak berani menemui wanita itu. Ego dari pria itu lebih tinggi daripada rasa ingin tahunya. Tanpa pria itu sadari, ada wanita lain sedang berjalan ke arahnya lalu menepuk pundak pria itu dari belakang yang membuatnya terkejut dan pria itu langsung melihat kebelakang.

"Ivie.. Kau membuatku terkejut" ucapnya sedikit berbisik

"Hahaha.. Kau sedang apa di sini? Ahh kau sedang memperhatikan gadis itu ya?" goda Ivie

"Tidak" kata Joe

"Tapi jika aku lihat, dia itu cantik dan pintar. Bukan begitu?" tanya Ivie lagi

"Mungkin" jawab Joe

"Kau bukannya satu fakultas dengannya, hanya saja dia masih semester 4. Betulkan?" tanya Ivie

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya Joe balik

"Joe-Joe.. Dia itu adik dari Dinar, calon suamiku" kata Ivie

"Apa?!" kata Joe yang terkejut

Ivie tak menjawab itu, ia langsung pergi untuk menemui Dinar. Sedangkan Joe masih di tempat semula, pikirannya selalu tertuju pada gadis itu. Akhirnya dia memutuskan untuk menemui gadisnya.

Hei! Gadisnya?

Rasa gugup.seketika menghantui dirinya, ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya.

Semakin dekat,

Semakin dekattt,

Dan,

"Lezza" panggilnya yang membuat gadis itu tersentak

Gadis itu membalikkan tubuhnya

"Joe? Kau kah itu?" tanya gadis itu yang terpana dengan penampilan Joe

Sepertinya ada pangeran berkuda putih di hadapanku. Oh Tuhan.. Tampan sekali -batin Alezza

"Lezza, boleh kita berbincang sambil duduk saja? Kaki ku pegel berdiri terus sejak tadi" kata Joe

"Ah iya tentu" kata Ale

"Menurutmu?" tanya nya

"Mm, iya.. Kau, kenapa bisa di sini?" kata Ale

"Lucu sekali pertanyaanmu Za. Ayahku di undang ke.acara pertunangan Kakakmu dan Ivie adalah sahabatku. Jadi tak salahkan jika aku ada di sini?" tanya Joe sambil menatap Ale

Pertanyaan Joe hanya dibalas anggukan kecil dari Ale. Ale gugup karena Joe sendari tadi menatapnya terus-menerus..

"Kenapa kau menunduk?" tanya Joe dengan jari telunjuknya yang menangkat dagu gadis itu agar tak menunduk lagi

Mereka bertatapan,

Lekat,

Joe langsung sadar dengan apa yang telah ia lakukan langsung mengalihkan pandangannya ke sisi lain.

"Ekhhmm" dehem Joe untuk mengurangi rasa gugupnya

"Joe, boleh aku bertanya?" kata Ale yang diangguki oleh Joean

"Kenapa kau sangat dingin pada semua orang?" tanya Ale lagi

"Apa aku dingin padamu, Lezza?" tanya Joe dan Ale menggeleng

"Intinya tak pada semua orangkan?" tanya Joe lagi

"Iya. Tapi, kenap-"

"Entahlah Za, aku nyaman dengan sikapku itu. Tapi entahlah, mengapa aku tak bisa dingin padamu, Alezza." kata Joe

"Maksudmu?" tanya Ale yang bingung

"Apa boleh aku berteman denganmu?" tanya Joean

"Tentu, Joe" jawab Ale dan menembunyikan rasa bahagianya

Perlahan Ale, kau pasti bisa mendapatkan hati Joe -batinnya

"Terima kasih Ale. Jadilah teman yang baik untukku" kata Joe dan langsung memeluk Ale

Nyaman -batin Ale

Awalnya Ale kaget atas perlakuan Joe yang tiba-tiba memeluknya. Tapi dia tak mau kehilangan kesempatan ini dan akhirnya dia pun membalas pelukkannya.

Alezza, aku akan merindukan ini. Aku akan rindu pelukan darimu -batin Joe

Beberapa saat kemudian, mereka berdua melepaskan pelukannya karena mendengar seperti ada yang memanggil nama Joe dari belakang.

"Oh maafkan Ayah, Nak.. Ayah mengganggu kalian" kata Handoko

"Tak apa Om. Saya permisi dulu" kata Ale yang diangguki Handoko

Setelah Ale pergi dari situ, Handoko bertanya pada anaknya itu.

"Joe, siapa wanita tadi?" tanya Handoko

"Bukan siapa-siapa Yah. Dia hanya teman kuliahku" jawab Joean

"Apa dia kekasihmu, Joe?" tanya Handoko

"Bukan Yah, kita hanya berteman. Kebetulan dia adik Bang Dinar" kata Joe

"Oh seperti itu. Tetapi tak biasanya kau bersikap seperti itu kepada seorang wanita selain Bunda dan Ivie. Apa kau mempunyai perasaan lebih kepadanya?" ucap Handoko

"Sudahlah Ayah, mengapa kau tanya seperti itu" kata Joe

"Ah anakku sedang jatuh cinta rupanya" ucap Handoko yang melihat kegugupan Joe saat ditanyai hal itu

"Ayahhhh,, sudahlah aku akan pergi ke Bunda saja" kata Joe

Handoko yang melihat putranya itu hanya terkekeh geli. Bagaimana tidak, Joe terlihat gugup dan malu saat dirinya menanyakan tentang gadis itu.

👣👣👣👣

Hari demi hari berlalu, mereka bergaul selayaknya orang berteman.

Catat,

Berteman.

Walaupun begitu, Ale tetap mencintai dan menunggu Joe sampai waktu itu datang kepadanya.

Hampir setiap minggu, mereka jalan berdua, kadang mereka juga mengajak Ivie dan Dinar untuk bergabung. Dan banyak orang yang mengira jika Ale dan Joe berpacaran. Bahkan gosip itu sampai kepada Syara, mantan kekasih Joe. Syara yang kesal dengan semuanya, berencana untuk menjebak Ale. Tetapi rencana itu selalu digagalkan oleh Joe dan sahabat-sahabatnya. Rencana-rencana Syara membuat Joe semakin menbencinya.

Flasback on
Hari itu, Ale berangkat kuliah siang dan otomatis ia akan pulang pada sore hari. Ia tak membawa mobil kali ini dan berangkat di antar oleh supir Ayahnya.

Sesampainya di ruang kelas, ini mendapati kentas yang seperti diremas-remas di atas mejanya. Disaat ia membuka kertas tersebut ternyata berisi peringatan yang ditulia dengan tinta merah.

Bukan.

Itu darah,

Baunya juga amis.

Alezza, jauhi Joean atau kau akan mendapatkan kesialan seumur hidupmu. Dan keluargamu yang menjadi taruhannya!! Camkan itu!

Pada saat itu juga Alezza bingung untuk berbuat apa. Untungnya Joe tiba-tiba datang ke kelasnya dan melihat Ale sedang memegang benda seperti kertas lalu langsung memintanya. Gadis itu pun. memberikan kertas itu. Joe yang seperti mengetahui tulisan tangan itu.

Pantas saja,

Itu adalah tulisan Syara.

Joe langsung memberi tahu Ale agar tenang dan ia pastikan tak akan terjadi apa-apa pada Ale dan keluarga jika Ale selalu ada bersamanya.

Setelah Ale mulai tenang, Joe langsung pergi dan menemui Syara dan memperingatkannya untuk tidak.mengusik kehidupan Alezza lagi.
Flashback off

Tetapi bukan Syara namanya jika kejadian waktu itu membuatnya menyerah.
.
.
.
.
Hai hai haiiii👐 Mohon kritik dan sarannya. Vote juga jangan lupa..
👇

JanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang