Kantin Kampus.
Disini kami berada, di depan meja tersaji dua piring nasi pecel lengkap beserta lauknya dengan dua gelas es teh manis. Terlihat menggiurkan untuk segera disantap.
"Hai Duo Jomblowati" suara yang sudah tidak asing bagiku dan Nadia.
"enak aja" Nadia tidak terima dengan menjitak kepala Rendi.
"tuh mulut minta dikasih bon cabe level 30" tambahku gak kalah kasar.
"ya ampun, hari apa sih ini? Dari tadi pagi perasaan Gue kena semprot dari mak mak terus deh" kata Rendi jelas mengarah kepadaku.
"tuh kan, mulutnya minta dikuliahin juga" lanjutku kembali.
"Eh Wild, Elo belum bilang makasih sama Gue ya... Gara gara Elo, Gue hampir telat praktikum" jelas Rendi membuatku tersadar sambil menyunggingkan senyum saat mengingat tadi pagi dia telah menjemputku untuk mengantar ke kampus.
"Eh Iya, sorry deh Ren. Dari tadi pagi Gue bawaannya emosi terus. Btw makasih yaaa uda jadi tukang ojek andalan! Elo uda nyelametin Gue banget dari SP awal semester" kataku sambil menepuk pundaknya.
"gitu kan enak, jangan marah marah mulu Lo. Hipertensi baru tau rasa"
"enak aja nyumpahin Gue" lanjutku sambil menyuapkan sendok berisi nasi dan sayur pecel.
"tuh kan, Gue yakin Lo PMS ya Wild. Sensi amat" kata Rendi kembali.
"kok Elo bareng Rendi? Motor matic Lo kenapa?" tanya Nadia.
"liburan kemarin kan nggak dipakai Nad, jadinya rada susah kalu distarter" jelasku.
"owalah, jadi gitu ceritanya" paham Nadia dengan memganggukkan kepala.
"pesenan nasi pecel Gue mana nih?" tanya Rendi tiba tiba.
"tinggal ambil di mbaknya, Ohya Gue duluan. Ada acara pemaparan BEM fakultas buat Maba di Aula, Gue bayar dulu"
Nadia segera beranjak setelah selesai meminum es teh yang tinggal separuh.
"sadissss... Sering sering traktiran yaaa Nad" Rendi menginterupsi
"maunyaaa" Nadia berlalu. Sekarang tinggal Gue dan Rendi duduk berhadapan menyantap makanan masing masing.
"Abis ini Lo ada kuliah lagi nggak Wild?" tanya Rendi dengan mulut penuh nasi pecel
"kebiasaan Lo yaaa... Manggil Gue Wild (Wa:il english)"
"biar beda aja sama yang lain" lanjutnya kembali dengan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"ihhhh ogah, tuh habisin dulu baru ngomong. Jorok banget" kataku ogah ogahan melihat tingkah Rendi yang memasuki level jorok akut.
"Mau Gue suapain biar romantis kayak pasangan lain" godanya padaku.
"sorry yaaa... Gue juga milih milih kali" tolakku kasar.
📔📔📔
Selesai menghabiskan sarapan masing masing kemudiam kami menuju tempat parkir sepeda.
"gak ada jam kuliah lagi nih?" tanya Rendi dan hanya ku jawab dengan gelengan kepala sambil memakai helm
"anterin ke kosan Abis itu starter Scoopy Gue yaaa Ren? Moga aja nggak sampai masuk bengkel" pinta Wilda sambil puppy eyes yang terlihat lucu
"lama lama Gue jadi pesuruh Elo yaaa Wild? Untung gue tampan dan baik hati"
"Gue Iya-in aja deh biar cepet. Yuk ahh"
Sesampainya di kosan
"Ren, Elo nggak berniat ganti sepeda baru ya...?" tanyaku ketika baru turun dari sepeda motornya Rendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penggemar Rahasia [END] ✅
General FictionKetika mencintai dalam diam, sejauh mana kau dapat mengenalku? This is Wilda's Story... #DosenSeries #CampusLifeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya