"Wilda" panggil seseorang dengan suara yang tidak asing.
Setelah menoleh kesumber suara sontak mataku membulat tidak percaya melihat sosok yang seminggu ini selalu mengganggu, membuat tidur tidak tenang dan semalam harus lembur. Dan sekarang beliau sedang berjalan kearahku.
"Pak Satya" panggilku pelan, Beliau semakin mendekati tempatku berdiri sekarang.
"Bapak dari tadi disitu?" tanyaku heran dan setengah kaget.
Bentar, Pak Dosen Rakasatya Wijaya yang terhormat. Biasanya berpakaian rapi dengan memakai sepatu pantofel sekarang terlihat lebih santai dengan t-shirt kerah polo navy dengan celana jeans standard yang menurut Gue ketampanannya naik dua kali lipat dari biasanya.
Ehhh, salah fokus.
"Kamu kos disini?" tanya Pak dosen membuyarkan lamunanku yang mulai ngaco.
"yaaa Iya Pak. Bapak ngapain ke kosan saya?" tanyaku kembali "Nyariin saya sepagi ini?" tambahku asal.
"saya aja baru tau Kamu kos disini" lanjutnya kembali sambil melihatku dengan senyum penuh tanya.
"Bapak ngapain senyum senyum sama saya?" tanyaku menyelidik.
"aneh aja lihat kamu dengan pakaian yang kamu kenakan sekarang" katanya dengan terkekeh.
Omaygat, Gue baru sadar kalau sekarang masih memakai baby doll dan belum melihat kaca sama sekali sejak bangun tidur. Mengambil ponsel dari dalam saku dan membuka kamera depan, melihat layar ponsel sambil mengusap kasar wajahku.
Rambut masih tergerai khas bangun tidur, piyama yang rada kusut bagian belakang dengan sendal jepit.
What the perfect view now?
Kupijat pelipisku pelan sambil melihat Pak dosen yang selalu rapi dalam penampilannya. Mau gaya formal atau santai selalu memukau pandangan mata pemujanya.
Lho ehhh, kok Gue mikirnya kesitu?
Back to the topic
"Bapak sih datangnya kepagian" lanjutku mengalihkan pembicaraan "lagian ngapain pagi pagi datang ke kosan saya?" pandangan mataku menginterogasi "jangan jangan Bapak sejak kemarin buntuti saya?" jawabku asal.
"enak saja, kurang kerjaan sekali?" timpal Pak dosen "saya mau nyari kosan perempuan" sontak dahiku mengernyit mencari penjelasan, "buat sepupu, jangan berfikir aneh aneh" jelasnya kembali yang membuatku berohria.
"tapi disini uda full Pak, belum tau deh kalau akhir semester genap. Paling ada kakak tingkat yang pulang kampung"
"permintaannya kosan yang tersedia kamar mandi dalam, syukur syukur ada fasilitas AC" jelasnya yang membuatku menganga.
"kalau di daerah sini nggak bakal ketemu Pak, nyarinya itu di daerah perumahan elite. Graha family atau citra land"
"jangan di Graha family, sama aja deket rumah saya. Masih lumayan juga nyebrang jalan utama, kamu tau yang di daerah citra land?" tanya Pak Satya
Waduh, the perfect Guy bangetlah nih Bapak dosen. Rumah Pak Satya ada disalahbsatu cluster perumahan elite di Surabaya, tempat Gue jogging kalau lagi khilaf pas weekend.
Btw makin lama pikiran Gue makin ngelantur kemana mana, efek lembur atau efek lapar ini Tuhan???
"kok ngelamun?" Pak satya melambaikan tangannya di depan wajahku.
"ehhh, Maaf" sambil menggaruk tengkuk yang sama sekali tidak gatal "kalau tidak masalah dengan budget, Bapak bisa nyari di Jalan Niaga Gapura aja kalau daerah Citra Land. Deket sama G Walk, biar gampang kalau mau nyari makan atau sekedar jalan jalan" jelasku kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penggemar Rahasia [END] ✅
General FictionKetika mencintai dalam diam, sejauh mana kau dapat mengenalku? This is Wilda's Story... #DosenSeries #CampusLifeSeries © by Ayaya Pic by Pinterest Cover Pic by Canva Cover Design by Ayaya