Extra Part 2 | Little Surprise

1.7K 76 4
                                    

RR Enterprise's Office, Jakarta, Indonesia.

Meredith menunggu pintu lift terbuka dengan tidak sabaran. Dia terpaksa menggunakan lift untuk umum karena lift khusus untuknya dan orang-orang penting di kantor ini sedang rusak.

Sesekali, Meredith harus mengangguk dan tersenyum menanggapi sapaan para karyawan kantor ini untuknya.

Meredith lalu masuk dengan terburu-buru ke dalam lift saat pintu lift itu terbuka dan beberapa karyawan keluar dari lift itu. Tidak ada yang berani ikut masuk ke dalam lift saat melihat istri dari CEO mereka memakai lift itu, walaupun mereka memiliki keperluan mendesak.

Meredith menekan tombol di dalam lift itu agar pintu lift kembali terbuka. Ia menatap karyawan yang tidak jadi masuk ke dalam lift karena ada dirinya.

"Ihh, kenapa kalian nggak ikut masuk? Ayo, ayo masuk aja. Nggak usah takut deh, santai aja sama aku."

Para karyawan itu hanya bisa melongo mendengar ucapan Meredith. Mereka kagum dengan keramahan istri CEO mereka.

"Tidak apa, Nyonya. Kami memberi privasi untuk Anda." Salah satu karyawan dengan kemeja biru bergaris-garis tersenyum ramah pada Meredith.

"Yaudah deh. Tapi lain kali jangan takut sama aku ya, aku nggak makan orang kok." Meredith tersenyum dan melambaikan tangan pada karyawan-karyawan suaminya.

Ia menekan sebuah tombol agar pintu lift kembali tertutup.

Para karyawan itu tertawa kecil menanggapi celetukan istri dari CEO mereka.

Meredith menghembuskan napas berat dan menatap layar kecil di sudut kanan lift. Ia merutuk dalam hati, lift ini begitu lama mencapai lantai yang ia inginkan. Ia jadi kesal dengan suaminya itu karena menempati ruangan di lantai tertinggi.

Meredith keluar dari lift dengan semangat ketika pintu itu terbuka. Ia berlari sekencang mungkin agar bisa dengan cepat mencapai ruangan suaminya. Ia bisa bebas berlari karena saat ini tidak sedang memakai sepatu berhak tinggi.

"Hai, Robby. Pak Revano sedang rapat?" Meredith menyapa sekretaris suaminya. Dia memang sengaja tidak mengabari suaminya jika ia akan datang siang ini. Jadi dia tidak tahu apakah suaminya bisa diganggu atau tidak.

"Nyonya! Bos ada di kantornya, lagi santai, hi hi." Robby seketika berdiri saat melihat Meredith.

Meredith tersenyum dan mengangguk. Ia lalu berbalik dan berjalan menuju ruangan kantornya.

"Bye Nyonya Mere! Aku bakal bilang ke orang yang mau ketemu Bapak, kalau Bapak lagi sibuk. Mereka pasti butuh privasi. Aduhh, enak banget si Nyonya bisa lihat badan kekarnya Bos Revano, duh...."

Meredith memutar bola matanya kesal mendengar gumaman menjijikan sekretaris gay suaminya itu. Oh, astaga. Sebenarnya pria itu tidak tepat dikatakan gay, lebih tepatnya pria itu adalah banci.

Meredith meremas tas tangannya dengan gugup. Ia menatap pintu besar berwarna hitam dengan tulisan
Revano Aryaputra, CEO of RR Enterprise.

Perlahan Meredith membuka pintu itu, tanpa mengetuk. Astaga, apa istri sendiri harus mengetuk pintu ruangan kantor suaminya?! Meredith rasa itu tidak perlu sama sekali.

 Astaga, apa istri sendiri harus mengetuk pintu ruangan kantor suaminya?! Meredith rasa itu tidak perlu sama sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Wasabi Boyfriend ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang