Sabrina Castellano

24 3 0
                                    

Sabrina senang sekali dapat bersekolah di sekolah favorit
ternama di Jakarta.
Walaupun di Semarang ia
juga sekolah di sekolah terkenal
tapi entah mengapa ia sangat
senang sekolah di ibukota.

Sabrina pindah ke Jakarta karena
ayahnya memulai bisnis baru
bersama pamannya di Jakarta
karena bisnisnya di Semarang
bangkrut karena sesuatu dan
Sabrina pun beserta kedua
oranh tuanya diajak singgah di
Jakarta.

Hari ini bulan Januari tanggal
lima belas dan Sabrina masuk
ke kelas 11 IPS 2 pada semester 2.
Para murid di sekolah ini pun
baru masuk beberapa hari yang
lalu karena habis liburan akhir
tahun.

Sabrina sudah berada di depan
gerbang SMA Angkasa dan mulai
memasuki arena sekolah lalu
menuju kelas yang ia tempati.
Karena saking kagumnya
melihat sekeliling sekolah,
Sabrina tak sengaja menabrak
seseorang.

Brukkk

"Eh maaf-maaf." Sabrina membantunya berdiri dan membereskan buku-bukunya,
"lu gapapa, kan?"

"Iya gua gapapa kok, gua juga jalannya buru-buru." Ucapnya lalu pergi.

"Eh tunggu dulu, nama lu siapa?"

Cewek itu balik badan, "Nama gua Chika, lu?"

"Gua Sabrina."

"Lu anak baru ya?"

"Iya, gua juga lagi nyari kelas gua
nih tapi gak tau sebelah mana."

"Emang lu kelas berapa?"

"gua kelas 11 IPS 2."

"Oh sekelas sama gua dong,
yaudah ikut gua yuk."

"Oke, oh ya sini bukunya gua bantu bawa."

"Sip makasih."

"Sama-sama."

"Betewe gua juga duduk sendiri, gimana kalo lu duduk bareng gua aja?"

"It's great."

Waktu istirahat telah tiba, semua
murid pasti menuju ke kantin
untuk mengisi kekosongan perut
mereka begitu juga dengan
Sabrina dan Chika, mereka
sekarang sudah akrab sebagai teman.

Saat memasuki kantik tak sengaja Sabrina melihat Dandi yang sedang
duduk di atas meja begitu pun
seklompotannya.
Sabrina melihat penampilan Dandi
yang urakan tapi tak mengurangi
kadar ketampanannya sedikitpun.

Sabrina melihat tingkah laku Dandi
yang sedang bernyanyi menggunakan gitar bersama teman-temannya. Tapi di mata Sabrina sungguh tidak sopan
mengganggu orang-orang yang sedang makan apalago ditambah siswi-siswi mengerubungi mereka.

Sabrina akui bahwa dia memang tampan dan dermawan tapi tak sedermawan tingkah lakunya.

"Woy! Ngapain lu liatin kak Dandi terus?" Chika menepuk pundak Sabrina seraya menyadarkannya dari lamunan.

"Dandi?"

"Iya, kak Dandi, anak kelas 12 IPA 3. Dia itu ganteng banget plus bikin seger mata tau ga." Kata Chika sambil menatap Dandi yang masih bernyanyi
ria.

"Sayangnya gua be aja tuh. Walaupun ganteng tapi sikapnya amburadul."
Kata Sabrina dengan nada mengejek.

"Ish, gapapa kali yang penting ganteng."

"Alay lu. Buruan makan, gua laper nih."

"Iya Sab bentar, gua liat kak Dandi nyanyi dulu nih, bagus banget suaranya."

Sabrina heran, apa yang membuat Dandi terlihat tampan! Yang dibilang tampan kan dari perilakunya!
Siswi dikelas Sabrina pun tadi heboh membicarakan tentabg Dandi yang katanya terkenal di sekolah sekaligus luar sekolah.

Tapi Sabrina mengabaikan dan tak peduli dengan merekan yang katanya rela diduakan asal pacaran dengan Dandi.

⬇️⬇️⬇️

Menunggu sambil berdiri di
halte bus sekolah membuat
Sabrina lelah dan kepanasan
karena padat dan panasnya kota Jakarta, ayahnya tidak menjemput karena kerja lembur, jadi terpaksa
-lah Sabrina pulang menggunakan
Bis.

Tak lama seseorang berseragam
sama dengan motor ninja hitam mendekat ke arah Sabrina,
Sabrina mengerutkan dahinya
kala dia membuka helmnya. Dia Dandi.

"Hai."

Sabrina tak menanggapi sapaan pria tersebut, Sabrina hanya memperhatikan seragamnya yang urakan seperti tadi yang ia lihat di kantin. Baju seragam yang dikeluarkan, dua kancing atas yang dibuka dan tidak memakai dasi.

Saat manik mata Sabrina bertemu dengan tatapan Dandi, Sabrina langsung membuang muka memandang arah lain.

"Gua Dandi, lu?" Dandi mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Sabrina tetapi tak ditanggapi lagi, akhirnya Dandi menurukan tangannya.

Dandi terseyum memandangi wajah Sabrina, "Lu cantik."

"Apaan sih lu!"

"Jangan galak-galak dong, cantik." Dandi mengedipkan sebelah matanya pada Sabrina.

"Dasar genit, gajelas lu!"

"Nama lu siapa? Kemarin gua liat lu keluar dari ruangan kepsek."

Jadi dia liat gua kemarin?

"Gua abis daftar kemarin."

"Oh jadi lu anak baru."

"Iya, kenapa emang?"

"Gapapa. Lu disini lagi nunggu Bis?"

"Yaiyalah nunggu Bis, ngapain gua bediri disini kalo gak nunggu Bis!"

"Lu tambah cantik deh kalo lagi marah-marah gini."

"bodo amat!"

"Mau bareng gua gak? Bis datengnya lama, kasian kaki lu ntar pegel."

"Gak, makasih."

"Yakin nih gak mau bareng?"

"Enggak."

"Oke, ketemu lagi besok, sekalian kenalan lagi ya."

Ini orang ayan kali ya, gajelas banget!

"Tapi bener sih kalo Bis sore-sore datengnya lama, masa iya gua harus nunggu sampe maghrib." Gumamnya pelan.

16:50

"Bis lama banget si, kaki gu gempor nih lama-lama. Mana tempat duduknya kotor lagi, ish nyebelin banget." Sabrina menggerutu kesal.

Tinnn

"Lu? Kok lu balik lagi?"

"Gua mau ke rumah temen. Oh ya, kan udah gua bilang kalo sore Bis tuh lama bahkan suka gak dateng."

"Iya sih."

"Lu pasti udah nunggu lama ya?"

Sabrina melihat jam tangan di tangan kanannnya, "Iya sekitar 50 menit."

"Gua bilang juga apa, batu sih di bilanginnya. Yaudah ayo bareng gua, gua anter lu balik."

"Tapi..."

"Tenang aja, gua bukan orang jahat kok."

"Ya-yaudah gua bareng lu."

"Oke. Naik."

"Jangan lupa pegangan."

"Modus lu!"

"Terserah dah." Dandi tersenyum evil dan sengaja melajukan motornya mendadak hingga tak sengaja Sabrina memeluknya.

.....

Ini cerita yang kedua.
Cerita selanjutnya akan dipublish nanti, agak lama. Karena masih mikir alur ceritanya

Terima kasih:)

Khailamartinez:p

Love Blossomed in February Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang